Tanaman Unik Indonesia yang Mampu Menyerap Nikel dalam Jumlah Besar
Indonesia dikenal sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia. Logam ini memiliki peran penting dalam berbagai industri, mulai dari komponen baterai kendaraan listrik hingga peralatan rumah tangga. Namun, di balik kekayaan alam tersebut, ada fakta menarik yang mungkin belum banyak diketahui oleh publik. Indonesia memiliki tanaman langka yang mampu menyerap dan menyimpan kadar nikel dalam jumlah besar tanpa mengalami keracunan. Tanaman ini disebut sebagai nickel hyper-accumulator.
Tanaman jenis ini tidak hanya unik, tetapi juga sangat berharga karena potensinya sebagai solusi ramah lingkungan untuk penambangan logam. Metode ini dikenal dengan istilah phytomining, yaitu proses penambangan logam melalui tanaman. Meskipun begitu, keberadaan tanaman ini masih jarang diketahui oleh masyarakat luas, meski potensinya sangat besar untuk masa depan industri pertanian dan lingkungan.
Awal Penemuan Tanaman Bergetah Nikel
Kisah penemuan tanaman bergetah nikel bermula dari hutan Sulawesi, salah satu wilayah yang dikenal sebagai pusat aktivitas tambang nikel. Sejumlah ilmuwan menemukan bahwa beberapa spesies tanaman lokal mampu bertahan hidup di tanah kaya nikel sekaligus menyimpannya dalam jumlah tinggi di batang, daun, maupun getahnya.
Penemuan ini menjadikan Indonesia sebagai kandidat utama dalam pengembangan phytomining. Salah satu tokoh yang memimpin pencarian tanaman nikel adalah Aiyen Tjoa, seorang ahli biologi tanah dari Universitas Tadulako. Ia melakukan riset di kawasan Sorowako, Sulawesi, yang dikenal sebagai salah satu pusat tambang nikel terbesar di dunia. Dalam penelitiannya, Tjoa berhasil menemukan dua spesies lokal, yaitu Sarcotheca celebica dan Knema matanensis, yang mampu menyerap nikel hingga 5.000 mikrogram per gram daun kering.
Meskipun jumlah itu masih tergolong sedang dibandingkan spesies dari luar negeri, penemuan ini menjadi awal bagi riset lanjutan mengenai kemampuan tanaman dalam menyerap logam berat.
Kemampuan Tanaman dalam Menyerap Nikel
Secara alami, sebagian besar tumbuhan hanya menyerap sedikit logam berat dari tanah, termasuk nikel. Namun, kelompok tanaman yang dikenal sebagai nickel hyper-accumulator memiliki kemampuan khusus, yaitu menyerap hingga lebih dari 1.000 mikrogram nikel per gram daun kering. Beberapa spesies bahkan bisa mencapai puluhan ribu mikrogram.
Contohnya, tanaman Phyllanthus balgooyi di Malaysia yang getahnya berwarna biru kehijauan karena kaya akan nikel. Di Italia, ada Alyssum murale yang mampu menyerap hingga 30 ribu mikrogram per gram daun kering. Kini para ilmuwan percaya bahwa Indonesia, dengan biodiversitas tinggi dan cadangan nikel terbesar di dunia, memiliki potensi besar untuk menyimpan banyak spesies serupa.
Potensi Tanaman dalam Industri dan Lingkungan
Dengan kemampuan mereka menyerap logam berat secara alami, tanaman nickel hyper-accumulator dapat menjadi solusi ramah lingkungan untuk penambangan logam. Proses ini tidak hanya mengurangi dampak lingkungan dari penambangan tradisional, tetapi juga membantu dalam rehabilitasi lahan yang tercemar logam berat.
Selain itu, tanaman ini juga memiliki nilai ekonomi tinggi. Dengan peningkatan permintaan akan logam nikel, khususnya untuk industri baterai kendaraan listrik, tanaman seperti ini bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat sekitar daerah penambangan.
Namun, meski potensinya besar, penelitian dan pemanfaatan tanaman ini masih terbatas. Diperlukan dukungan dari pemerintah, lembaga penelitian, serta masyarakat agar tanaman langka ini bisa dimanfaatkan secara optimal.