Bupati Malang Langsung Sidak Sekolah yang Terancam Longsor
Pada hari Minggu, 24 Agustus 2025 pagi, Bupati Malang, Muhammad Sanusi, melakukan sidak di SDN 3 Jedong, yang terletak di Dusun Jaten, Desa Jedong, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Tindakan ini dilakukan setelah bupati tergerak oleh laporan mengenai kondisi bangunan sekolah yang berada sangat dekat dengan plengsengan sedalam 13 meter. Keberadaan sekolah tersebut dinilai sangat rentan terhadap ancaman longsoran.
Bupati Sanusi tidak datang sendiri, tetapi didampingi sejumlah pejabat dari berbagai dinas. Di antaranya adalah Dr Budiar, Kepala Dinas Cipta Karya; Nurcahyo, Kepala Inspektorat yang pernah menjabat sebagai Pj Sekda; Firmando Matondang, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja; dan Ikhwanul, Plt Kepala BPBD. Kehadiran mereka bertujuan untuk memastikan kondisi sekolah secara langsung.
Sekolah yang memiliki 168 siswa ini menjadi fokus utama kunjungan Bupati Sanusi. Saat tiba, ia langsung menuju bagian belakang sekolah, tempat yang dianggap paling rawan. Bersama para kepala dinas, ia melihat langsung kondisi bangunan dan lingkungan sekitarnya. Di bibir jurang yang sangat dekat dengan bangunan sekolah, Bupati Sanusi tampak kaget dan tak berani berdiri terlalu lama. Hal ini dikarenakan banyak orang yang juga berdiri di area tersebut, sehingga membahayakan keselamatan.
Selain dekat dengan jurang, kondisi tanah antara bibir jurang dan bangunan sekolah juga menunjukkan retakan yang cukup parah. Retakan tersebut tidak hanya banyak, tetapi juga memanjang, yang menandakan adanya risiko besar terhadap struktur bangunan. Bahkan, retakan pada konstruksi sekolah juga terlihat jelas, sehingga bisa saja menyebabkan kerusakan serius jika tidak segera ditangani.
Namun, ada satu hal yang membuat situasi lebih aman, yaitu adanya barongan (bambu) yang tumbuh liar di bibir jurang. Bambu-bambu ini membantu menahan tanah di sekitar jurang agar tidak mudah longsor. Meski demikian, keberadaan bambu tersebut bukanlah solusi permanen.
Tekat Wahyudi, Kepala Desa Jedong, menjelaskan bahwa saluran pembuangan air di sekitar area tersebut semakin melebar karena tidak ada penahan apapun. “Jika hujan, air dari perkampungan akan mengalir melalui sini dan menyebabkan erosi pada tanah bibir jurang,” ujarnya.
Setelah melihat langsung kondisi sekolah, Bupati Sanusi langsung memberikan instruksi kepada Dr Budiar, Kepala Dinas Cipta Karya. Ia meminta Budiar untuk segera menghitung dan mengevaluasi konstruksi bangunan sekolah. Instruksi ini diberikan di hadapan banyak pejabat lainnya. Budiar pun menjawab dengan tegas, “Siap, Pak Bupati.”
Kunjungan Bupati Sanusi ini menunjukkan komitmennya dalam menjaga keselamatan masyarakat dan infrastruktur pendidikan. Selanjutnya, langkah-langkah pengamanan dan perbaikan akan segera dilakukan untuk memastikan keamanan sekolah dan lingkungan sekitarnya.