Insiden Kekerasan di Lapangan Sepak Bola Thailand
Baru-baru ini, sebuah insiden kekerasan terjadi di lapangan sepak bola di Thailand yang menimbulkan kekhawatiran terhadap perilaku para pemain. Insiden ini terjadi saat pertandingan antara dua tim, Ueang Fah A dan Creative FC, dalam Piala Terbuka Pang Ai di sekolah Ban Pang Huai Chomphu.
Pertandingan berlangsung cukup sengit, hingga seorang pemain dari Ueang Fah A tiba-tiba menendang lawannya. Tindakan tersebut langsung mendapat perhatian wasit, Siwakorn Singthana, yang memberikan kartu merah kepada pemain tersebut. Saat diusir keluar lapangan, sang pemain justru memilih untuk menyerang wasit dengan memukulnya.
Kejadian ini membuat semua orang yang hadir di lapangan kaget. Para pemain dari kedua tim harus segera turun tangan untuk mencegah situasi semakin memburuk. Insiden ini juga disiarkan secara langsung melalui beberapa platform media sosial. Akibatnya, siaran langsung harus segera dihentikan agar tidak menyebar ke siswa dan anak-anak.
Siwakorn Singthana, yang merupakan wasit di Thai-League 3, segera dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan medis dan dilaporkan ke polisi. Insiden ini menjadi bukti bahwa perilaku buruk di sepak bola Thailand semakin sering terjadi. Banyak kasus pemain menyerang wasit atau menggunakan trik yang tidak sportif, sehingga sulit untuk mengontrol perilaku mereka di lapangan.
Beberapa tahun terakhir, ada beberapa peristiwa serupa yang mencuri perhatian publik. Salah satunya adalah perkelahian antara pemain Thailand dan Indonesia selama pertandingan final SEA Games ke-32 pada Mei 2023 di Stadion Olimpiade, Phnom Penh, Kamboja. Peristiwa ini menunjukkan bahwa masalah kekerasan di sepak bola tidak hanya terjadi di dalam negeri, tetapi juga dalam ajang internasional.
Menanggapi insiden penyerangan terhadap Siwakorn Singthana, Presiden Asosiasi Sepak Bola Thailand (FAT), Madam Pang, menyatakan sikap tegas. Ia menolak segala bentuk kekerasan baik di dalam maupun di luar lapangan. Meskipun pertandingan ini tidak termasuk dalam sistem turnamen FAT, Siwakorn Singthana masih di bawah pengawasan Dewan Wasit FAT.
Oleh karena itu, FAT akan menanggung biaya rumah sakit bagi Siwakorn Singthana. Madam Pang juga memerintahkan Sekretariat FAT dan Dewan Wasit untuk bekerja sama dengan instansi terkait dalam proses hukum terhadap pemain yang menyerang wasit tersebut.
“Saya tidak mendukung segala bentuk kekerasan,” ujar Madam Pang. “Kami berharap setiap turnamen sepak bola yang diselenggarakan di Thailand, baik yang dikelola sendiri oleh FAT atau bersama dengan pihak lain, tidak lagi mengalami kekerasan.”
Ia menegaskan bahwa kejadian seperti ini tidak boleh terulang kembali di lapangan sepak bola Thailand. Dengan langkah-langkah tegas dari FAT, diharapkan dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman dan profesional dalam olahraga sepak bola di negara tersebut.