Infomalangraya – MALANG RAYA – Sepanjang lima bulan pertama 2023, jumlah kecelakaan di Malang Raya mencapai 433 kejadian. Korban meninggal dunia tercatat 76 orang. Terbanyak di wilayah Kabupaten Malang dengan 395 kejadian dan 66 korban meninggal. Diikuti Kota Batu dengan 21 kejadian dan 4 korban meninggal. Sementara di Kota Malang terdata 17 kejadian dengan 6 korban meninggal.
Angka-angka itu sekaligus menunjukkan pergeseran black spot atau titik rawan kecelakaan di masing-masing daerah. Lima bulan pertama tahun ini terdapat 25 black spot. Dengan rincian di Kabupaten Malang 19 titik, Kota Malang hanya dua titik, sementara Kota Batu empat titik.
Misalnya di Kota Malang. Polresta Malang Kota sudah menetapkan Jalan M.T. Haryono dan Jalan A. Yani sebagai titik rawan kecelakaan. Di dua lokasi itu terjadi 17 kecelakaan lalu lintas selama lima bulan terakhir.
Kasatlantas Polresta Malang Kota Kompol Akhmad Fani Rakhim mengatakan, 12 kecelakaan lalu lintas terjadi di Jalan A. Yani sejak Januari hingga Mei lalu. Dari 12 kejadian itu, 3 orang korban dinyatakan meninggal dunia. ”Yang mengalami luka ringan 13 orang,” ucapnya.
Fani menjelaskan, lokasi kecelakaan dari 12 kejadian itu berbeda-beda. Mulai dari depan Taman Kendedes, sebelah utara flyover Jalan Raden Intan, hingga di depan Bank BRI. Waktu kejadiannya pun beragam. Namun Kebanyakan terjadi pada dini hari hingga pagi. ”Dari catatan kami, paling sering terjadi pukul 01.00 dini hari hingga pukul 07.00 pagi,” ujarnya.
Menurut Fani, ada beberapa alasan mengapa banyak kecelakaan lalu lintas lantas yang terjadi pada waktu-waktu tersebut. Misalnya, anggapan bahwa jalanan sepi kendaraan pada dini hari. Pengendara pun memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Peluang terjadinya kecelakaan jadi meningkat. Penyebab lainnya adalah pengendara yang kurang konsentrasi atau mengantuk.
Sementara untuk kecelakaan yang terjadi pagi hari, Fani menyebut kebanyakan dipicu faktor kurangnya kesabaran pengendara. Pasalnya, kemacetan di Kota Malang kerap terjadi pada waktu-waktu tertentu. Khususnya saat jam berangkat sekolah dan berangkat kantor. Begitu pula saat jam-jam kepulangan.
Namun sering kali banyak pengendara yang tidak sabar berada dalam kepadatan lalu semacam itu. Ada yang beralasan memburu waktu, sehingga kurang hati-hati dan akhirnya celaka. Jika dirata-rata, setiap bulan ada dua hingga tiga kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Jalan A. Yani Kota Malang.
Sedangkan untuk black spot di Jalan MT Haryono, total ada 5 kecelakaan yang pada 5 bulan pertama tahun ini. ”Semua terjadi dini hari. Hanya satu yang terjadi malam hari.
Nyaris semua kecelakaan di Kota Malang melibatkan kendaraan roda dua. Beberapa kasus yang bukan kecelakaan tunggal memang melibatkan kendaraan roda empat. Namun, jumlahnya sangat sedikit. ”Dari 17 kejadian di dua titik black spot itu hanya 4 yang melibatkan kendaraan roda empat. Yakni dua mobil, satu bus, dan satu truk,” ujarnya.
Black Spot Baru di Klemuk
Di Kota Batu, akhir-akhir ini perhatian tertuju ke Jalan Rajekwesi atau yang populer dengan sebutan Klemuk. Lokasinya masuk Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu. Rentetan kecelakaan di jalur yang menurun tajam itu membuat Klemuk berpotensi menjadi titik black spot baru.
Kanit Gakkum Satlantas Polres Kota Batu Ipda Hendri Setiawan mengatakan, penentuan sebuah lokasi menjadi titik black spot harus melalui pembahasan terlebih dulu. Ada beberapa kriteria yang menjadi pertimbangan. Di antaranya jumlah kejadian kecelakaan serta yang menyebabkan meninggal dunia. ”Pertimbangan itu baru dari data Gakkum. Nanti ada juga pendapat dari forum lalu lintas. Setelah itu baru bisa ditentukan,” ujarnya kemarin (2/6).
Selama lima bulan pertama tahun ini, Satlantas Polres Kota Batu mencatat 3 kasus kecelakaan di Klemuk. Namun jumlah korban meninggal mencapai tiga orang. Terbanyak dibanding tiga titik black spot lain di Kota Batu. Termasuk jumlah korban luka ringan yang mencapai 8 orang.
Kanit Kamsel Satlantas Polres Batu Ipda Sumardiono menjelaskan, untuk mencegah kecelakaan di area black spot dilakukan beberapa hal. Yang pertama memberi imbauan kepada masyarakat terkait kondisi kendaraan yang akan digunakan. Misalnya memastikan kondisi rem berfungsi dengan baik.
Yang kedua, berkoordinasi dengan Dishub (Dinas Perhubungan) dan PUPR (Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang) untuk survei kondisi infrastruktur jalan. Dari koordinasi itu bisa diperoleh data jalan yang berpotensi menimbulkan kecelakaan lalu lintas.
Menurutnya, rata-rata penyebab kecelakaan di Kota Batu diawali pelanggaran aturan terlebih dahulu, Kemudian kurang tertib dalam berkendara. Artinya, faktor manusia itu sendiri yang paling dominan menyebabkan kecelakaan. ”Kalau kendalanya, saat ini masyarakat kurang bisa memahami aturan-aturan lalu lintas, seperti standar aturan kelengkapan sepeda,” imbuhnya.
Kecelakaan Meningkat di Kabupaten
Di bagian lain, Kasatlantas Polres Malang AKP Agnis Juwita Manurung mengatakan bahwa jumlah titik rawan kecelakaan tahun ini meningkat. Tahun lalu menyebar di lima kecamatan, sedangkan tahun ini enam kecamatan. ”Bululawang, Gondanglegi, Kepanjen, Singosari, Sumberpucung, dan Turen,” sebut dia. Kalau di total ada 19 titik rawan kecelakaan di enam kecamatan itu.
Selama Januari sampai Mei 2023, angka kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Malang juga terbilang tinggi. Total ada 395 kejadian dengan jumlah korban meninggal dunia 66 orang. Angka riil jumlah kejadian itu bisa jauh lebih tinggi, mengingat tidak semua kasus dilaporkan ke pihak kepolisian.
Kanit Gakkum Satlantas Polres Malang Iptu Sunarko Rusbiyanto mengatakan, pihaknya terus berupaya melakukan pencegahan kecelakaan. ”Seperti patroli pada jam rawan, penempatan anggota di pos atau titik rawan, hingga pemasangan imbauan di jalanan,” katanya.
Dia juga menjelaskan bahwa titik black spot di Malang Raya selalu mengalami perubahan. Bukan terus menerus berada di satu titik. Apalagi wilayah Kabupaten Malang sangat luas. Satlantas juga akan memberikan Laporan ke Polda Jatim terkait titik black spot yang sudah ditentukan agar lokasi tersebut bisa mendapatkan perhatian khusus demi mencegah kecelakaan. (dre/zal/pri/biy/fat)