Pasuruan (IMR) – Tetra Pak menegaskan komitmennya terhadap keberlanjutan global melalui Laporan Keberlanjutan 2024 yang baru dirilis. Laporan tersebut mencatat penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 25 persen di seluruh rantai nilai sejak tahun 2019.
Di sisi operasional, Tetra Pak juga mencatat hasil signifikan dengan pengurangan emisi hingga 54 persen dan penggunaan energi terbarukan mencapai 94 persen. Capaian ini menempatkan perusahaan di jalur yang tepat untuk mewujudkan target net zero emission pada 2030.
Tak hanya fokus secara global, di Indonesia Tetra Pak terus memperkuat inisiatif lingkungan melalui kemitraan dengan berbagai pihak. Upaya ini difokuskan pada peningkatan pengumpulan, pemilahan, dan daur ulang kemasan karton minuman pascakonsumsi.
Menurut Terrynz Tan, Sustainability Director Tetra Pak ASEAN, Indonesia menjadi fokus penting karena memiliki potensi besar dalam membangun ekosistem daur ulang berkelanjutan. “Keberlanjutan bukan sekadar mengurangi emisi, tapi juga menciptakan sistem yang tangguh dan bermanfaat bagi lingkungan serta ekonomi,” ujarnya.
Tetra Pak bekerja sama dengan berbagai mitra lokal, termasuk Re>Pal, untuk mendaur ulang material kemasan menjadi produk bernilai tinggi. Melalui teknologi thermofusion milik Re>Pal, lapisan polyAl dari karton minuman diubah menjadi pallet industri yang tahan lama dan ramah lingkungan.
“Kolaborasi ini membuktikan bahwa limbah bisa menjadi sumber daya baru,” kata Marcus Goldstein, President Direktur PT Re>Pal Internasional Indonesia. Ia menyebut kerja sama ini membantu membangun rantai nilai yang berkelanjutan sekaligus mengurangi timbunan sampah di Indonesia.
Selain berfokus pada daur ulang, Tetra Pak juga menghadirkan teknologi kemasan UHT (Ultra High Temperature) untuk memastikan keamanan pangan tanpa pendinginan hingga 12 bulan. Teknologi ini mampu menekan konsumsi energi sekaligus menurunkan emisi gas rumah kaca di rantai distribusi.
Dalam laporan tersebut, Tetra Pak juga menyoroti kontribusinya dalam bidang sosial dan ekonomi global. Perusahaan telah menyediakan susu dan minuman bernutrisi bagi 66 juta anak di 49 negara melalui program makan di sekolah.
Selain itu, Tetra Pak membantu 84.000 peternak sapi perah skala kecil di berbagai negara agar memperoleh pendapatan lebih baik serta menjaga pasokan susu segar yang stabil. Dukungan ini menjadi bagian dari upaya perusahaan membangun rantai pangan yang inklusif dan berdaya saing.
“Semua langkah ini kami lakukan untuk menciptakan dampak positif bagi planet dan masyarakat,” tutur Terrynz Tan. Ia menegaskan, Tetra Pak akan terus berinovasi lewat investasi riset dan pengembangan senilai €100 juta demi kemasan yang aman, ramah lingkungan, dan mudah didaur ulang. (ada/but)







