The Crow Remake, Apakah Sebagus Pendahulunya?

TIPS & TRIK292 Dilihat

Infomalangraya.com –

Share
Tweet
Share
Share
Email

Sudah 30 tahun sejak film ‘The Crow” (1994) pertama tayang di layar lebar. Meski beberapa iterasi film “The Crow” lain seperti“The Crow: City of Angels” (1996), “The Crow: Salvation” (2000), dan “The Crow: Wicked Prayer” (2005) juga pernah dibuat, Rupert Sanders (“Snow White and the Huntsman“) tak ragu untuk meremake kisah Eric Draven dari graphic novel karya James O’Barr ini.
Sungguh sebuah keputusan yang berani, mengingat film besutan Alex Proyas (“I, Robot“) sebelumnya memiliki signifikansi yang cukup besar di ranah perfilman dunia. Meski penuh dengan tragedi dan beragam kisah dibalik pembuatannya, “The Crow” original telah menjadi legenda tersendiri dan bisa disejajarkan dengan film-film 90’an terbaik seperti “Seven” ataupun “Pulp Fiction“. Lalu, bagaimana dengan “The Crow” versi modern kali ini?

Eric Draven (Bill Skarsgård, “It“) bertemu dengan Shelly Webster (FKA Twigs, “Honey Boy“) untuk pertama kalinya di sebuah panti rehabilitasi untuk para pengguna obat-obatan terlarang. Keduanya perlahan saling mengenal dan menjalin kasih antara satu dengan yang lain.
Karena kejaran anak buah Vincent Roeg (Danny Huston, “The Aviator“), Shelly dan Eric kabur dari panti rehab dan memilih untuk bersembunyi di rumah salah satu teman Shelly. Di sana kisah-kasih mereka semakin berkembang dan keduanya saling jatuh cinta.
Sayang kebahagiaan tersebut tidak berlangsung lama karena anak buah Vincent Roeg berhasil menemukan mereka dan memburu keduanya hingga apartemen Eric. Bagaimana akhir kisah cinta Eric dan Shelly?

Jika kamu pernah menonton film “The Crow” (1994) versi Alex Proyas, lalu menyaksikan versi Rupert Sanders yang terbaru, mungkin kata ‘remake‘ akan terbersit di kepala. “The Crow” (2024) versi Sanders merubah background Eric dan Shelly menjadi sepasang muda-mudi kelam yang terlibat narkoba dan lekat dengan dunia kriminal. Cukup berbeda dari Eric dan Shelly original yang merupakan sepasang muda-mudi biasa.
Elemen transformasi Eric original yang merupakan seorang pemuda rocker biasa yang berubah menjadi The Crow ~mahluk immortal yang penuh dendam memiliki impact yang lebih terasa jika dibandingkan dengan Eric modern yang dari awal sudah garang (bertato dan mampu melakukan tindak kejahatan.
Patut diakui bahwa penampilan Skarsgård sebagai Eric modern cukup baik dan berbagai adegan kekerasan yang ditampilkan olehnya pun terasa believable. Sayangnya, chemistry antara Eric dan Shelly modern kurang dalam. Sehingga ketika adegan kematian itu datang, penonton tidak terlalu kaget atau merasakan emosi yang mendalam.
Jika saja Sanders tidak melenceng terlalu jauh dari mapping graphic novelnya, mungkin remake “The Crow” ini bisa menawarkan emotional impact yang lebih baik. Meski demikian, sebagai sebuah film stand alone, “The Crow” modern cukup menarik untuk disaksikan. Beberapa adegan tampak cantik dan stylish. Pertarungan-pertarungannya pun cukup memuaskan untuk ditonton.
Jika kamu penasaran dengan “The Crow” versi modern, saksikan di bioskop-bioskop di Indonesia mulai 21 Agustus 2024.
Jangan lupa untuk LIKE kita di Facebook, Follow Twitter dan Instagram TipsPintar.com. Ditambah lagi, biar gak ketinggalan video-video menarik dari kita, jangan lupa Subcribe YouTube Channel TipsPintar.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *