Infomalangraya.com –
Share
Tweet
Share
Share
Email
Debut Zoë Kravitz sebagai sutradara lewat film perdananya “Blink Twice” bisa dibilang cukup brilian. Mulai dari ide cerita, hingga eksekusi yang ditampilkan terasa sangat matang dan tidak newbie sama sekali. Film berdurasi 1 jam 42 menit ini terasa tight dan tajam, meski di awal-awal mungkin membutuhkan sedikit waktu lebih lama hingga masuk ke zona tegang.
Dibintangi oleh tunangan Kravitz, Channing Tatum (“Magic Mike“), film thriller psikologis ini menyoroti beberapa elemen seperti elitism, dinamika gender, hingga kekerasan seksual. Meski mengusung tema yang cukup berat, “Blink Twice” dibalut oleh visual warna-warni kontras dan hedonism yang seolah tak berujung. Lalu, seperti apa filmnya?
Frida (Naomi Ackie, “I Wanna Dance with Somebody“) dan sahabatnya, Jess (Alia Shawkat, “Arrested Development“) yang bekerja sebagai pramusaji di sebuah pesta black tie memutuskan untuk mingle dengan para tamu berduit. Kedua wanita dengan gaji pas-pasan ini mengenakan dress fancy dan sepatu hak tinggi untuk bisa menikmati bagaimana rasanya menjadi orang kaya.
Sayangnya Frida terpeleset dan jatuh di depan sang milyuner teknologi Slater King (Channing Tatum) sang empunya acara. Meski sempat harus menanggung malu, ternyata Slater tak hanya membantu Frida, tapi juga memperkenalkan gadis tersebut pada teman-temannya. Bahkan di akhir acara, Frida dan Jess pun diundang untuk turut bertolak ke pulau pribadi milik Slater untuk bersenang-senang.
Di pulau tropis itu, Frida dan Jess menikmati hidup bagai orang kaya. Mulai dari makanan bintang lima, hingga free flow champagne dan obat terlarang terus menerus mereka nikmati. Bahkan tak jarang kedua wanita tersebut tak mengenal hari dan kerap lupa dengan apa yang terjadi. Namun kesenangan tersebut tidak berlangsung lama, perlahan tapi pasti Jess merasakan ada yang tak beres dengan pulau ini. Frida yang tadinya tidak curiga, akhirnya mulai merasakan juga. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi pada mereka disaat blackout?
Sebelum memutuskan untuk diberi judul “Blink Twice”, film ini sejatinya memiliki judul “Pussy Island“. Ya, benar… tentu saja judul tersebut ditolak mentah-mentah oleh Amazon MGM Studios. Selain karena titlenya terasa vulgar, juga bisa jadi mengurangi elemen surprise dari film ini.
Dari segi DNA, “Blink Twice” juga mungkin akan mengingatkan penonton akan film-film eat the rich lain seperti “Get Out” (2017) -nya Jordan Peele, atau bahkan “Saltburn” (2023) yang sempat viral tahun lalu. Namun jika kita merunut akan corenya, kita bisa menyandingkan “Blink Twice” dengan film-film ‘berat’ milik Kitty Green (“The Assistant“) ataupun Emerald Fennel (“Promising Young Woman“). Either way, dengan ini debut penyutradaraan Kravitz bisa dibilang sukses besar dan mampu mencuri perhatian banyak pihak.
Sebagai penonton yang cukup menikmati revenge films, “Blink Twice” sukses menyajikan aksi balas dendam yang cukup memuaskan. Meski membutuhkan waktu yang cukup lama untuk sampai di konklusi tersebut, namun ketika waktu itu datang, all hell breaks loose and everyone got what they deserves!
Jika ada kekurangan untuk film ini mungkin dari segi editing. Entah kenapa, ada beberapa bagian yang terasa tiba-tiba loncat. Ada pula logika di ending yang kurang jelas “how”-nya. Meski demikian, jika kita tidak terlalu memusingkan hal tersebut, dan hanya menikmati sajian balas dendam brutal yang ditampilkan dengan glorious, maka kamu bisa menikmati film ini tanpa masalah.
Jangan lupa untuk menyaksikan “Blink Twice” di bioskop-bioskop di Indonesia yang sudah tayang mulai hari ini!
Jangan lupa untuk LIKE kita di Facebook, Follow Twitter dan Instagram TipsPintar.com. Ditambah lagi, biar gak ketinggalan video-video menarik dari kita, jangan lupa Subcribe YouTube Channel TipsPintar.com