Kebiasaan Tidur dan Dukungan Keluarga dalam Masa Remaja
Sebuah video yang diunggah oleh kreator Dana Joy Seigelstein di TikTok pada 26 Juli 2025, telah memicu perdebatan luas mengenai kebiasaan tidur dan dukungan keluarga terhadap waktu istirahat anak. Video tersebut telah ditonton lebih dari 6,9 juta kali dan menjadi topik yang menarik banyak perhatian.
Dalam videonya, Seigelstein menceritakan pengalaman masa kecilnya di mana keluarganya tidak mempermasalahkan jika ia bangun siang hari. Menurutnya, ia selalu memberi tahu ibunya bahwa ia sedang tidur sampai siang, dan respons yang diterimanya selalu positif. “Jika aku tidur sampai siang, aku akan mengirim pesan ke mamaku, dan dia akan menjawab, ‘kayaknya kamu memang butuh istirahat’,” ujarnya.
Namun, respons warganet terhadap video ini sangat beragam. Beberapa orang mengatakan bahwa mereka berasal dari keluarga yang mendukung tidur cukup, sementara yang lain justru mengungkapkan pengalaman negatif ketika mereka bangun terlambat. Salah satu komentar menyebutkan, “Jika tidur sampai jam 10 pagi saja bisa jadi masalah besar.”
Hubungan Tidur dengan Kesehatan Mental
Menurut Jess P. Shatkin, profesor psikiatri anak dan remaja di New York University (NYU), topik ini ramai dibicarakan karena tidur memiliki peran penting bagi kesehatan mental. “Kita sudah tahu ada hubungan kuat antara tidur dan kesehatan mental. Mulai dari kecemasan, depresi, daya ingat, konsentrasi, hingga kestabilan emosi, semuanya dipengaruhi oleh kualitas tidur,” ujar Shatkin.
Shatkin menjelaskan bahwa wajar bagi remaja untuk tidur lebih lama di akhir pekan karena tubuh mereka sedang membayar utang tidur dari hari-hari sekolah. Namun, ia menyarankan agar tetap ada batas, misalnya bangun maksimal pukul 10 atau 11 pagi di hari Minggu, supaya tidak sulit tidur di malam harinya.
American Academy of Sleep Medicine mencatat bahwa kurang tidur pada anak dapat meningkatkan risiko masalah perilaku, kesulitan belajar, hipertensi, diabetes, dan obesitas. Meski begitu, data Departemen Kesehatan AS menunjukkan lebih dari 77 persen siswa SMA tidak cukup tidur di malam hari saat sekolah.
Pentingnya Rutinitas Tidur yang Sehat
Dr. Warren Ng dari NewYork-Presbyterian menambahkan bahwa gangguan tidur sering menjadi tanda awal masalah kesehatan mental. “Sejak 50 persen gangguan kesehatan mental muncul sebelum usia 14 tahun, gangguan tidur bisa menjadi gejala pertama yang muncul,” kata Ng.
Ng dan Shatkin menyarankan orang tua untuk membiasakan jadwal tidur yang konsisten, mengurangi tidur siang berlebihan, membatasi penggunaan gawai dan konsumsi kafein di malam hari, serta menjaga aktivitas fisik dan pola makan sehat. “Lakukan kegiatan keluarga yang mendukung tidur, seperti membaca bersama di sofa atau mengerjakan tugas di meja makan tanpa TV atau ponsel,” kata Shatkin.







