Penyu Mati di Pantai Selatan Yogyakarta, Diduga Akibat Konsumsi Sampah Plastik
Dalam dua hari terakhir, khususnya pada Sabtu dan Minggu, 2 hingga 3 Agustus 2025, tiga ekor penyu ditemukan dalam kondisi mati di kawasan pantai selatan Yogyakarta. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran terhadap kondisi lingkungan laut yang semakin memprihatinkan.
Pada hari Sabtu, dua ekor penyu dengan ukuran berbeda ditemukan terdampar di bebatuan karang Pantai Sepanjang, Kabupaten Gunungkidul. Masing-masing memiliki panjang 25 dan 70 sentimeter serta bobot sekitar 25 dan 80 kilogram. Kondisi kedua penyu tersebut sudah membusuk, sehingga diperkirakan telah mati beberapa hari sebelum ditemukan. Petugas patroli pantai melaporkan adanya beberapa luka di bagian kepala dan tubuhnya.
Sementara itu, pada hari Minggu, seekor penyu lebih besar ditemukan mati di pinggir Pantai Baru, Poncosari, Kabupaten Bantul. Penyu ini memiliki panjang sekitar satu meter. Berbeda dengan temuan di Gunungkidul, bangkai penyu di Bantul ditemukan dengan kondisi mulut penuh sampah plastik. Hal ini menjadi indikasi kuat bahwa konsumsi limbah plastik bisa menjadi salah satu penyebab kematian mereka.
Dugaan Kematian Akibat Sampah Plastik
Sekretaris Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) Wilayah Operasi II Pantai Baron, Gunungkidul, Surisdiyanto mengatakan bahwa kondisi penyu yang ditemukan di Pantai Sepanjang sudah sangat membusuk. Ia menjelaskan, para petugas menemukan luka-luka di bagian kepala dan tubuhnya. Meski begitu, penyebab pasti kematian masih belum diketahui secara pasti.
Di sisi lain, Sekretaris Satlinmas Wilayah IV Bantul, Nugroho, menyampaikan bahwa penyu yang ditemukan di Pantai Baru memiliki kondisi yang sedikit berbeda. Di mulutnya terdapat sejumlah sampah plastik. Ia menduga bahwa kemungkinan besar penyebab kematian adalah karena penyu tersebut terlalu banyak memakan limbah plastik.
Ia juga menambahkan bahwa kejadian serupa pernah terjadi sebelumnya di Pantai Baru. Area ini dikenal sebagai jalur bagi penyu-penyu yang datang untuk bertelur. Oleh karena itu, penemuan penyu mati dengan kondisi mulut penuh plastik bukanlah hal yang baru.
Upaya Pemulihan Lingkungan
Untuk mencegah gangguan terhadap kenyamanan pengunjung pantai, bangkai penyu tersebut langsung dikuburkan di pasir yang tidak jauh dari lokasi penemuan. Langkah ini dilakukan agar tidak mengganggu aktivitas wisatawan yang sedang berlibur di kawasan tersebut.
Kejadian ini menjadi peringatan penting tentang dampak negatif sampah plastik terhadap ekosistem laut. Penyu, sebagai salah satu spesies langka dan penting dalam ekosistem laut, harus dilindungi dari ancaman-ancaman seperti polusi dan pencemaran lingkungan.
Pentingnya Kesadaran Lingkungan
Kehadiran penyu di perairan Indonesia tidak hanya menjadi bagian dari keanekaragaman hayati, tetapi juga menjadi indikator kesehatan ekosistem laut. Jika jumlah penyu yang mati terus meningkat, maka hal ini bisa menjadi tanda bahwa kondisi lingkungan laut sedang mengalami penurunan kualitas.
Masyarakat dan pemerintah perlu lebih sadar akan pentingnya menjaga kebersihan laut. Tidak hanya dengan mengurangi penggunaan plastik, tetapi juga dengan aktif melakukan kegiatan pembersihan pantai dan mengedukasi masyarakat tentang dampak negatif sampah plastik terhadap lingkungan.
Dengan kesadaran yang lebih tinggi, diharapkan dapat mencegah kejadian serupa terulang kembali dan menjaga kelangsungan hidup penyu serta ekosistem laut secara keseluruhan.