TIMNAS Indonesia tersingkir dari Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia setelah kalah 0-1 dari Irak di pertandingan terakhir grup B putaran keempat. Meski kalah di laga itu, analis sepak bola menilai skuad Garuda tampil solid, lebih bagus dibanding saat kalah 2-3 dari Arab Saudi pada Kamis lalu.
Pengamat sepak bola, Supriyono Prima, mengatakan Jay Idzes dan rekan-rekannya bermain jauh lebih baik saat menghadapi Irak dibanding melawan Arab Saudi, meski berakhir dengan kekalahan tanpa mencetak gol. Kebobolan pada menit ke-76 terjadi setelah gelandang Zidane Iqbal melepaskan tembakan akurat yang tidak bisa dihalau kiper Maarten Paes.
“Performa mereka melawan Irak jauh lebih bagus,” kata mantan pesepak bola jebolan PSSI Primavera, membandingkan Indonesia tampil melawan Arab Saudi, kepada Tempo, Ahad, 12 Oktober 2025.
Supriyono melihat skuad Garuda tampil solid, para pemain membawa bola dengan sentuhan satu-dua sangat cair. Tim asuhan Patrick Kluivert mampu mengontrol permainan dan mendikte Irak. Namun, dia melanjutkan, unggul ball possesion dan mengontrol permainan bukan penentu bisa memenangkan pertandingan.
Menurut dia, yang membuat pertandingan Indonesia kontra Irak terlihat lebih baik karena didukung sejumlah hal. Misalnya, tim yang dimainkan Kluivert pada pertandingan itu, secara individu mempunyai kualitas dan tampak lebih mewah. Para pemain ditempatkan pada posisi aslinya.
Setiap pemain, kata dia, bekerja keras mengawasi posisi masing-masing di setiap lini, menunjukkan tekad kuat meraih kemenangan. Kedua kesebelasan sama-sama berusaha menciptakan ancaman ke pertahanan lawan, mencari celah untuk mencetak gol dan membuka peluang lolos ke ronde berikutnya setelah kalah di laga pertama. “Tapi (Indonesia) belum beruntung,” katanya.
Catatan penting lain yang dia tekankan, Garuda bermain berani saat melawan Irak. Thom Haye dan rekan-rekannya bermain lebih leluasa dengan tekad kuat untuk meraih hasil maksimal, intensitas tinggi, dan mempunyai semangat bertarung menghadapi tim yang secara peringkat jauh di atasnya. “Saya salut atas kinerja pemain-pemain yang all out di laga kemarin meski dari hasil tidak berpihak ke Indonesia,” kata dia.
Menyinggung soal momen terjadinya gol, Supriyono menjelaskan, pertandingan dengan intensitas tempo yang cepat membutuhkan stamina dan setiap pemain harus konsentrasi dalam 90 menit pertandingan. Ketika itu, Rizky Ridho yang menjadi jangkar pertahanan Garuda kehilangan bola dan pemain Irak muncul untuk melakukan penetrasi cepat.
Zidane Iqbal melepaskan tembakan dengan akurat sehingga sulit dijangkau Paes. “Walau Calvin Verdonk mencoba men-delay, tapi terlambat satu langkah dan double cover Ridho pun tidak bisa memblok shooting dari Zidane yang meluncur ke sisi kiri gawang Paes,” ujarnya.
Drama sekian detik di kotak terlarang itu memperlihatkan celah di barisan pertahanan Indonesia, terutama di babak kedua, menjelang akhir pertandingan. “Artinya ada celah, ada ruang di lini tengah, persis seperti gol penyama Arab Saudi, dari sudut yang sama,” kata dia.
Ketika pertandingan itu, pelatih Patrick Kluivert mengubah permainan. Ia memainkan Ole Romeny dan Ragnar Oratmangoen di babak kedua. Pergantian pemain itu sebagai taktik untuk menerobos pertahanan Irak dan mencari celah mencetak gol. Namun, kata Supriyono, usaha Garuda terus dipatahkan, tidak ada gol yang bisa diciptakan pemain Indonesia.
Kekalahan Timnas Indonesia itu mengubur mimpi bisa tampil di Piala Dunia 2026 yang dijadwalkan berlangsung di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko, pada 11 Juni hingga 19 Juli tahun depan. Skuad Garuda dipastikan finis sebagai tim peringkat ketiga Grup B, sehingga kesempatan untuk mendapatkan tiket berlaga di ajang bergengsi itu tertutup.