Tiongkok Batasi Waktu Bermain Video Game bagi Anak-Anak selama Liburan

InfoMalangRaya.com— Tiongkok kini membatasi waktu bermain video game bagi anak-anak di negara itu, yakni hanya 15 jam selama musim liburan sekolah selama sebulan.

Langkah drastis ini diambil China untuk mencegah anak-anak kecanduan pada dunia permainan video.

Sejalan dengan langkah tersebut, Tencent dan NetEase di Tiongkok telah mulai memberlakukan batasan bagi mereka yang berusia di bawah 18 tahun, dengan waktu bermain maksimum hanya 15 jam per bulan selama liburan dari 13 Januari hingga 13 Februari 2025.

Tencent, yang mengoperasikan bisnis permainan video terbesar di dunia, mengatakan pada hari Kamis bahwa anak-anak di bawah usia 18 tahun hanya akan dapat bermain permainan video hingga 15 jam mulai Jumat lalu hingga 13 Februari.

Batas waktu untuk pemain muda ditetapkan satu jam setiap hari pada hari Jumat, Sabtu, Ahad, dan hari libur nasional.

Sekadar informasi, Tiongkok telah membatasi anak-anak bermain video game hanya selama satu jam pada hari Jumat, Sabtu, dan Ahad sejak Agustus 2021 untuk mencegah mereka kecanduan.

Sejauh ini, tidak ada pembatasan penggunaan aplikasi lain seperti TikTok di Tiongkok, tetapi ada beberapa konten yang dibatasi untuk pengguna muda, terutama dalam menumbuhkan minat terhadap sains dan inovasi.

Meskipun ada peraturan yang ketat, pemerintah Tiongkok melonggarkan pendiriannya terhadap permainan video tertentu setelah mendapati judul permainan video aksi seperti ‘Black Myth Wukong’ menjadi ‘alat’ yang ampuh untuk membantu mempromosikan budaya Tiongkok.

‘Black Myth Wukong’ terinspirasi oleh mitos klasik Tiongkok berjudul: Perjalanan ke Barat, yang terkenal dengan tokoh utamanya Sun Wukong, raja kera, dengan perpaduan unsur fantasi dan budaya Tiongkok.

Otoritas lisensi video China, Administrasi Nasional Pers dan Publikasi, menyetujui lebih dari 1.400 permainan video tahun lalu, termasuk 1.306 permainan video domestik dan 110 dari penerbit asing, jumlah tertinggi sejak 2019.

Tencent, dalam sebuah posting di aplikasi WeChat pada hari Kamis, mengatakan pihaknya sedang meningkatkan beberapa tindakan untuk mendeteksi dan menghukum mereka yang mencoba menghindari pembatasan selama liburan mendatang.

Oleh karena itu, ia telah membuat basis data ‘akun berisiko’ yang dapat mengidentifikasi akun yang mungkin dipinjam dari orang dewasa dan dapat mengaktifkan sistem pengenalan wajah untuk memverifikasi identitas pengguna.

China memiliki hampir 200 juta pengguna internet di bawah usia 18 tahun hingga Desember tahun lalu. *

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *