TENTARA Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengklaim bertanggung jawab terhadap tewasnya prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Satuan Tugas Komando Operasi Harus Berhasil Maksimal (Habema) di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Juru bicara markas pusat TPNPB, Sebby Sambom, mengatakan Prajurit Dua Yusuf Nata tewas tertembak saat kontak senjata antara Satgas Habema dengan milisi TPNPB Komando Daerah Operasi III Ndugama-Derakma, pada Ahad, 12 Oktober 2025.
“Kami tidak sempat melucuti senjata karena korban langsung dievakuasi,” kata Sebby melalui pesan singkat, pada Selasa, 14 Oktober 2025.
Ia menjelaskan, kontak senjata di Nduga terjadi setelah Satgas Habema berpatroli di sejumlah distrik di Nduga. Saat mereka berada di Distrik Mugi, pleton Prada Yusuf Nata bertemu dengan milisi TPNPB pimpinan Yibet Gwijangge.
Dalam kontak senjata itu, kata Sebby, Yusuf Nata tertembak di bagian dada kiri. Lalu TNI segera mengevakuasinya dengan terus memberikan tembakan perlindungan untuk mencegah jenazah korban dilucuti oleh milisi TPNPB.
Tempo sempat memperoleh pesan siaran berisi informasi tewasnya Prada Yusuf Nata dalam kontak senjata di Nduga. Dalam laporan tersebut tertulis jika korban tertembak di bagian dada kiri. Selanjutnya, jenazah korban dipulangkan ke Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Laporan itu juga menyebutkan bahwa Yusuf Nata merupakan prajurit Batalyon Infanteri Raider 100/Prajurit Setia (PS).
Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI Mayor Jenderal Freddy Ardianzah, Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III Kolonel Winaryo, dan Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letnan Kolonel Tri Purwanto belum menjawab konfirmasi Tempo mengenai insiden tersebut.
Setelah insiden itu, Sebby Sambom mengultimatum agar prajurit TNI-Polri segera angkat kaki dari Papua. Sebab, milisi TPNPB akan gencar menyerang TNI-Polri menjelang peringatan hari kemerdekaan Papua Barat, pada 1 Desember mendatang.
“Terutama di wilayah-wilayah yang ditetapkan sebagai zona perang. Jadi, silakan segera pergi,” kata Sebby.
Zona perang yang dimaksudkan Sebby itu adalah Kabupaten Nduga, Yahukimo, Intan Jaya, Dogiyai, Paniai, Pegunugunan Bintang, Puncak Jaya, Deiyai, dan Maybrat.