InfoMalangRaya.com– Berdiri di tengah guyuran hujan di Shyam Bazar, Koushik Das bergabung dengan 500 warga Kolkata lainnya yang berusaha menyelamatkan bagian ikonik dari warisan kota tersebut: trem tertua di India yang masih beroperasi meskipun sudah berumur 150 tahun.
Diperkenalkan pada tahun 1873, pada masa pemerintahan penjajahan Inggris, ketika Kolkata menjadi pusat pemerintahan kolonial, trem tersebut awalnya ditarik oleh kuda dan kemudian diubah menggunakan tenaga uap. Trem mulai menggunakan tenaga listrik pada tahun 1900.
Dari Kolkata, trem kemudian diperkenalkan ke kota-kota besar India lainnya, seperti Patna, Chennai, dan Mumbai, tetapi hanya di ibu kota Benggala Barat itu trem masih beroperasi sampai saat ini.
“Tidak ada satu pun tempat di India yang memiliki layanan trem kecuali di Kolkata, dan kami ingin melestarikan dan menyelamatkannya,” kata Das kepada Arab News.
“Kami tidak akan mengizinkan trem berhenti di Kolkata. Trem akan tetap menjadi warisan kami.”
Aksi protes hari Kamis (26/9/2024) yang Das ikuti merupakan reaksi atas pengumuman pekan lalu yang disampaikan Snehasis Chakraborty, menteri transportasi negara bagian, bahwa trem akan disingkirkan dari jalan-jalan Kolkata untuk mengurangi kemacetan di kota itu.
Bagi Das dan para pengguna trem lainnya yang bergerak lewat kampanye “Selamatkan Warisan Budaya, Selamatkan Trem” di media sosial, pengumuman itu merupakan pukulan telak, seakan-akan ada pihak yang “berusaha merenggut” identitas dirinya.
“Trem adalah identitas Benggala… Kami akan melancarkan protes yang lebih luas,” kata mahasiswa jurusan jurnalisme berusia 20 tahun itu.
“Kami ingin trem beroperasi di semua rute. Trem ini layak secara ekonomi bagi masyarakat dan ramah lingkungan,” tegas Das.
“Di balik keindahan puitisnya, kita tidak dapat mengabaikan kegunaan trem sebagai sistem transportasi massal yang hijau dan ramah lingkungan,” kata Sreeparna Sen, seorang bankir dan blogger.
“Kolkata beruntung memiliki jaringan trem yang rumit dan menakjubkan, yang apabila digunakan secara taktis, akan menyelesaikan masalah transportasi dan mengurangi polusi. Untuk setiap alasan yang masuk akal, trem harus dilestarikan,” kata Sen.
Dalam upaya terakhir, para pengunjuk rasa telah mengajukan gugatan ke Pengadilan Tinggi Kolkata terhadap keputusan penghentian layanan trem dan saat ini sedang menunggu keputusannya. Sampai keputusannya keluar, pemerintah negara bagian juga tidak dapat melanjutkan pembongkaran rel yang tersisa.
“Ini adalah moda transportasi yang ramah lingkungan dan terjangkau. Trem adalah kebanggaan Kolkata,” kata Tarun Patra, seorang mahasiswa yang terlibat dalam kampanye “Selamatkan Warisan Budaya, Selamatkan Trem”.
“Kami sedang menunggu putusan pengadilan tinggi terkait masalah ini. Kami ingin aspirasi kami sampai ke pengadilan tinggi, dan pengadilan harus mengetahui sentimen masyarakat.”
Selama beberapa tahun terakhir, jaringan trem Kolkata perlahan-lahan menghilang. Hanya dua rute yang masih beroperasi dari 37 rute pada tahun 2011. Pada saat yang sama, lintasannya menyusut dari 61 km menjadi hanya 12 km, menurut data Asosiasi Pengguna Trem Kolkata. Jumlah penumpang juga turun – sepuluh kali lipat dari jumlah saat ini 7.000.
Dr. Debasish Bhattacharyya, seorang ahli biokimia dan pendiri asosiasi itu, sudah berupaya menghidupkan kembali moda transportasi warisan sejarah tersebut selama delapan tahun terakhir.
“Warga Kolkata sudah akrab dengan trem selama 151 tahun terakhir. Kota ini tumbuh di sepanjang rel sehingga warga dapat mencapai titik mana pun dengan menggunakan trem. Oleh karena penggunaan yang ekstrem dari masyarakat, trem telah merambah semua aspek kehidupan dan budaya masyarakat Bengali,” paparnya kepada Arab News.
“Kami tidak melihat trem sekedar sebagai alat transportasi, melainkan bagian dari jiwa kami. Kami mewarisi aset ini dari para leluhur kami. Jadi, trem adalah warisan kota yang hidup. Trem juga merupakan ciri khas kota ini.”
Pemerintah negara bagian berencana untuk hanya mengoperasikan satu rute pendek: dari Esplanade di jantung kota, melewati beberapa monumen penting. Rutenya akan berakhir di Maidan, taman kota terbesar di Kolkata, yang menawarkan pengalaman nostalgia, yang menurut Menteri Transportasi negara bagian Benggala Barat akan menjadi “perjalanan yang menyenangkan dan kendaraan ramah lingkungan.”
Sistem trem Kolkata bertahan puluhan tahun lebih lama dibandingkan sistem trem lainnya di India. Di Mumbai dan Delhi, trem berhenti beroperasi pada tahun 1960-an. Di Chennai trem dipensiunkan pada awal tahun 1950-an.*
Leave a Comment
Leave a Comment