Popularitas Olahraga Padel di Kalangan Dewasa
Di tengah semakin berkembangnya berbagai jenis olahraga, padel kini menjadi salah satu yang diminati oleh kalangan dewasa usia 20 hingga 40 tahun. Tidak hanya di Indonesia, olahraga ini juga mulai menyebar ke berbagai negara di dunia. Meskipun secara sekilas tampak mirip dengan tenis atau squash, padel memiliki karakteristik dan aturan yang berbeda, membuatnya unik dan menarik untuk dicoba.
Deskripsi Umum tentang Olahraga Padel
Padel adalah olahraga raket yang menggabungkan prinsip permainan tenis dan squash. Seperti pada permainan tenis, lapangan padel memiliki net di tengah. Namun, lapangan ini dikelilingi dinding kaca seperti pada squash. Permainan dilakukan dalam format ganda, dua lawan dua, menggunakan raket khusus yang padat dan berlubang tanpa senar. Pemain memukul bola melewati net ke sisi lawan. Keunikan lain dari padel adalah adanya dinding kaca di sekeliling lapangan, sehingga bola yang memantul ke dinding masih bisa dimainkan. Hal ini membuat permainan terasa lebih dinamis dan seru.
Sejarah Singkat Padel
Pada tahun 1969, padel pertama kali dimainkan oleh Enrique Corcuera di Acapulco, Meksiko. Ia menggabungkan elemen permainan squash dan tenis di lapangan rumahnya, yang kemudian ia sebut “Paddle Corcuera”. Permainan ini mulai mendapatkan perhatian setelah teman Enrique, Pangeran Alfonso de Hohenlohe-Langenburg dari Spanyol, mencoba dan membawanya ke negaranya. Sejak saat itu, padel berkembang pesat dan mulai dikenal di berbagai belahan dunia.
Pada tahun 1991, popularitas padel meningkat dengan berdirinya Federation International de Paddle (FIP) di Spanyol. Awalnya, padel hanya digunakan sebagai aktivitas rekreasi, tetapi kini telah berkembang menjadi olahraga profesional dengan kejuaraan internasional. Turnamen internasional pertama, Piala Corcuera, digelar pada tahun 1991 di Meksiko.
Aturan Dasar dalam Permainan Padel
Seperti olahraga lainnya, padel memiliki aturan yang harus diikuti oleh pemain. Berikut beberapa aturan dasar:
- Servis: Dilakukan dengan teknik underhand, yaitu memantulkan bola terlebih dahulu, kemudian memukulnya ke arah lawan.
- Dinding Kaca: Dapat dimanfaatkan untuk mengembalikan bola lawan.
- Bola yang Tidak Memantul: Jika bola membentur dinding tetapi tidak memantul, pukulan dianggap keluar.
- Format Permainan: Hanya dilakukan dalam format ganda, berbeda dengan tenis yang juga memiliki kategori tunggal.
- Bola Keluar Melewati Dinding: Jika bola keluar melewati dinding lapangan tetapi masih memantul, bola tetap sah dan bisa dikembalikan ke area lawan.
Sistem Perhitungan Skor dalam Padel
Permainan padel dimainkan dalam format 3 set atau 5 set. Pemain dinyatakan menang jika berhasil mengamankan 2 set dari 3 atau 3 set dari 5. Perhitungan skor mirip dengan tenis, yaitu 15, 30, 40, lalu deuce jika kedudukan imbang di 40–40. Pemain yang mencetak dua poin berturut-turut setelah deuce dinyatakan menang pada game tersebut. Jika dalam satu set kedudukan mencapai 6–6, dilakukan tie-break. Pemain pertama yang meraih 7 poin dengan selisih minimal 2 poin akan memenangkan set.
Peralatan dan Lapangan Padel
Berikut ukuran dan spesifikasi peralatan serta lapangan padel:
- Ukuran Lapangan: 10 x 20 meter, lebih kecil dibandingkan lapangan tenis (23,77 x 10,97 meter).
- Garis Lapangan: Lebar 5 cm.
- Net: Panjang 10 meter, tinggi 88 cm di tengah dan 92 cm di ujung.
- Dinding Kaca: Tinggi sekitar 3 meter.
- Permukaan Lapangan: Bisa berupa beton, karpet, atau rumput sintetis.
- Bola: Diameter 6,32–6,77 cm, berat 56–59 gram, tekanan internal 4,6–5,2 kg.
- Raket: Panjang maksimal 45,5 cm, lebar maksimal 26 cm, ketebalan maksimal 38 mm. Raket padel padat, berlubang, dan tidak menggunakan senar.