Peran Trump dalam Mempertemukan Putin dan Zelensky
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengungkapkan bahwa ia sedang berupaya untuk mengatur pertemuan tatap muka antara Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. Pertemuan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam mencari solusi untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama hampir empat tahun.
Setelah bertemu dengan sejumlah pemimpin Eropa termasuk Zelensky di Gedung Putih, Washington, AS, pada Senin (18/8) waktu setempat, Trump melakukan komunikasi melalui telepon dengan Putin. Dalam pernyataannya, Trump menyatakan bahwa ia sedang mempersiapkan pertemuan antara Putin dan Zelensky untuk membahas cara mengakhiri invasi Rusia ke Ukraina. Hal ini disampaikan oleh Trump setelah berkomunikasi dengan Putin.
“Saya menelepon Presiden Putin, dan mulai mengatur pertemuan antara Presiden Putin dan Presiden Zelensky,” ujar Trump dalam unggahan media sosialnya setelah pertemuan panjang dengan Zelensky dan para pemimpin Eropa selesai.
Trump menegaskan bahwa setelah pertemuan antara Putin dan Zelensky terlaksana, akan dilakukan pertemuan lanjutan yang juga dihadiri olehnya. Namun, sampai saat ini belum jelas apakah Putin sepenuhnya menyetujui pembicaraan tersebut.
“Kami berada pada langkah awal yang sangat baik untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama hampir empat tahun,” tambah Trump.
Reaksi dari Pihak Rusia dan Ukraina
Di sisi lain, kantor berita pemerintah Rusia, Tass, melaporkan bahwa Putin dan Trump berbicara tentang pentingnya kelanjutan perundingan langsung antara delegasi Rusia dan Ukraina. Yuri Ushakov, penasihat urusan luar negeri Putin, menyebutkan bahwa mereka juga membahas gagasan untuk meningkatkan level negosiasi langsung antara Rusia dan Ukraina.
Sementara itu, setelah bertemu dengan Trump di Gedung Putih, Zelensky menyatakan bahwa jika Rusia tidak menunjukkan keinginan untuk bertemu, maka Ukraina akan meminta Amerika Serikat untuk bertindak lebih keras. Selain itu, Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte mengatakan bahwa jika Rusia tidak bekerja sama dalam perundingan dengan Ukraina, maka Amerika Serikat dan Eropa akan mengambil tindakan berupa tarif dan sanksi terhadap Moskow.
Zelensky sebelumnya menyatakan bahwa ia ingin Rusia menyetujui gencatan senjata sebelum pertemuan apa pun antara dirinya dan Putin. “Kami harus bertemu tanpa syarat apa pun, dan memikirkan perkembangan apa yang bisa dicapai dalam perjalanan menuju akhir perang ini,” kata Zelensky.
Perspektif Trump tentang Gencatan Senjata
Selama pembicaraan dengan Zelensky dan para pemimpin Eropa, Trump menyampaikan bahwa wilayah dan potensi gencatan senjata harus dibahas selama pertemuan tatap muka antara Rusia dan Ukraina. “Kita akan membiarkan presiden datang dan berbicara dengannya, lalu kita lihat bagaimana hasilnya,” ujar Trump.
Pernyataan ini berbeda dengan pernyataan Trump sebelumnya usai bertemu dengan Putin pekan lalu. Dalam pernyataan di Alaska, Trump tampak condong ke tuntutan Putin agar Ukraina menyerahkan tanah yang disita oleh Rusia.
Jaminan Keamanan untuk Ukraina
Trump juga mengumumkan bahwa ia akan mendukung jaminan keamanan Eropa untuk Ukraina. Ia menyatakan akan ada kehadiran keamanan “mirip NATO” dan semua detailnya akan dibahas bersama para pemimpin Uni Eropa. “Mereka ingin memberikan perlindungan dan mereka sangat yakin akan hal itu, dan kami akan membantu mereka dalam hal itu,” kata Trump.
Zelensky menilai keterlibatan mendalam AS dalam jaminan keamanan sangat penting. “Penting bagi Amerika Serikat untuk memberikan sinyal yang jelas, yaitu bahwa mereka akan menjadi salah satu negara yang akan membantu,” katanya.
Namun, Kementerian Luar Negeri Rusia menolak gagasan kemungkinan penempatan pasukan penjaga perdamaian NATO di Ukraina. Juru bicara kementerian, Maria Zakharova, memperingatkan bahwa skenario seperti itu dapat menyebabkan eskalasi lebih lanjut dan “konsekuensi yang tak terduga”.







