Turis Skotlandia Ditangkap Karena Mencuri Batu dari Situs Warisan Dunia Pompeii
Seorang turis asal Skotlandia ditangkap oleh aparat keamanan Italia setelah tertangkap tangan mencuri batu dari situs arkeologi kuno Pompeii. Kota yang berada di Italia ini telah diakui sebagai warisan dunia sejak tahun 1997 dan menjadi salah satu destinasi wisata paling terkenal di dunia. Pria tersebut dinyatakan terlibat dalam tindakan pencurian yang bisa mengakibatkan hukuman maksimal enam tahun penjara serta denda hingga 1.500 euro atau sekitar 28,2 juta rupiah.
Petugas Carabinieri, pasukan polisi Italia, menemukan enam benda curian di dalam ransel turis tersebut. Barang-barang tersebut terdiri dari lima batu dan satu batu bata yang diambil dari situs yang dibangun pada abad ke-8 hingga ke-6 sebelum Masehi. Penangkapan dilakukan setelah seorang pemandu wisata melihat pria itu mengumpulkan potongan-potongan trotoar dan melaporkannya kepada petugas. Kejadian ini terjadi saat tur malam berlangsung.
Menurut pernyataan juru bicara Carabinieri, pria tersebut ditemukan di luar area penggalian Pompeii dekat stasiun EAV Villa dei Misteri. Barang-barang yang dikumpulkan berhasil ditemukan dan dikembalikan ke taman. Ia dilaporkan atas tuduhan pencurian berat. Awalnya, turis tersebut mengklaim bahwa putranya yang mengambil batu-batu tersebut. Namun, ia tidak menyadari bahwa tindakan tersebut ilegal.
Gabriel Zuchtriegel, direktur Taman Arkeologi Pompeii, mengucapkan terima kasih kepada pemandu wisata yang peka, petugas kebersihan, dan keamanan, serta Carabinieri atas kerja sama yang baik dalam melindungi warisan budaya.
Mitos Nasib Buruk yang Menghantui Pencuri di Pompeii
Meski ditangkap, turis tersebut tidak mengalami nasib buruk seperti mitos yang sering dikaitkan dengan pencuri di Pompeii. Menurut laporan media lokal, kota kuno yang hancur akibat letusan Gunung Vesuvius pada tahun 79 Masehi dikenal memiliki mitos tentang kutukan bagi para pencuri. Banyak orang percaya bahwa mereka akan mengalami sial jika mencuri barang dari situs ini.
Pada tahun 2020, seorang turis Kanada mengembalikan artefak yang dicurinya dari Pompeii 15 tahun sebelumnya. Ia mengklaim bahwa barang-barang tersebut terkutuk. Turis tersebut mengatakan bahwa dirinya dan keluarganya mengalami berbagai kesialan setelah mencuri ubin dari situs tersebut ketika masih berusia 20-an. Ia percaya bahwa hal tersebut disebabkan oleh kutukan para dewa.
Untuk meredakan amarah para dewa, turis tersebut mengembalikan benda-benda tersebut ke agen perjalanan dalam sebuah amplop yang juga berisi surat permintaan maaf. Nicole, yang merupakan turis tersebut, mengungkapkan kekhawatirannya bahwa pencurian dua ubin mosaik, sepotong keramik, dan bagian dari amphora menjadi penyebab kemalangan finansial keluarganya. Selain masalah finansial, ia juga dua kali didiagnosis menderita kanker payudara, yang mengakibatkan mastektomi ganda.
Pentingnya Perlindungan Warisan Budaya
Peristiwa ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga dan melindungi warisan budaya yang menjadi bagian dari sejarah manusia. Situs-situs seperti Pompeii tidak hanya menjadi lokasi wisata tetapi juga menjadi saksi bisu dari peradaban kuno yang memperkaya pengetahuan kita tentang masa lalu. Setiap tindakan yang merusak atau mencuri dari tempat-tempat ini dapat menghilangkan nilai historis dan kebudayaan yang tidak bisa diganti.
Para wisatawan diharapkan untuk lebih sadar akan tanggung jawab mereka dalam menjaga kelestarian situs-situs sejarah. Dengan kesadaran dan penghargaan terhadap warisan budaya, kita bisa bersama-sama menjaga kekayaan sejarah yang menjadi milik seluruh umat manusia.







