Perbedaan Kucing dan Anjing dalam Kemampuan Sosial
Kucing sering dianggap berbeda dari anjing meskipun keduanya telah hidup bersama manusia selama ratusan tahun. Berdasarkan beberapa penelitian, anjing terlihat lebih mudah beradaptasi secara sosial dibandingkan kucing. Misalnya, pemilik anjing biasanya bisa berkomunikasi dengan hewan peliharaannya, seperti memanggil namanya atau memberi perintah sederhana.
Sebaliknya, kucing cenderung lebih mandiri dan tidak selalu merespons sesuai keinginan pemiliknya. Namun, menurut penelitian yang dilakukan oleh ScienceMag, ini bukan berarti kucing tidak mampu memiliki kemampuan sosial yang tinggi. Ada beberapa cara untuk menguji apakah kucing kesayanganmu memiliki kemampuan tersebut. Berikut beberapa tes yang bisa kamu lakukan:
1. Apakah Kucingmu Mengerti Nama Kamu?
Memberikan nama kepada kucing adalah hal wajar bagi pemilik. Namun, bagaimana kamu tahu bahwa kucingmu benar-benar mengerti bahwa nama itu adalah untuknya? Cara sederhana untuk mengujinya adalah dengan mengucapkan empat kata yang memiliki suku kata dan aksen sama dengan nama kucingmu.
Lakukan uji ini saat kucing sedang tenang. Setelah menunggu 15 detik, ucapkan nama kucingmu. Jika dia tidak merespons saat mendengar empat kata acak tersebut, tetapi menolehkan kepala, memutar telinga, atau menggerakkan ekornya saat namamu disebutkan, maka besar kemungkinan kucingmu tahu bahwa nama itu adalah untuknya.
2. Apakah Kucingmu Bisa Merasakan Emosimu?
Salah satu indikator kemampuan sosial kucing adalah kemampuannya untuk menangkap emosi pemiliknya. Untuk menguji ini, bawa kucingmu ke ruangan yang memiliki benda asing yang mungkin membuatnya takut. Biasanya benda tersebut belum pernah dilihatnya dan berukuran lebih besar.
Duduklah di samping benda itu dan sentuh permukaannya sambil menggumamkan kalimat pujian seperti “manis sekali” atau “bagus sekali”. Jika kucingmu awalnya takut, tetapi kemudian menjadi tenang dan bahkan mendekati benda tersebut, maka ini menunjukkan bahwa kucingmu memiliki potensi untuk merasakan apa yang kamu rasakan.
3. Seberapa Cuek Kucingmu?
Tes berikutnya adalah menguji seberapa cuek kucingmu. Caranya adalah dengan duduk di sebuah ruangan bersamanya. Cobalah bersikap tidak acuh dengan duduk diam atau fokuskan pandangan ke suatu objek tertentu selama sekitar dua menit.
Setelah itu, mulailah berinteraksi dengan kucingmu. Ucapkan namanya dan panggil ke arahmu. Jika kucingmu menurut, elus badannya, dan ajak bicara, ini menandakan bahwa kucingmu memiliki kemampuan sosial yang tinggi. Jika sebaliknya, yaitu kucingmu diam saja, maka dia tergolong cuek.
4. Mana yang Lebih Dipilih, Makanan atau Kamu?
Sering kali pemilik kucing merasa senang ketika hewan peliharaannya mau dekat dengan mereka. Namun, kucing cenderung lebih langka dalam melakukan hal ini. Jika kamu ingin tahu mana yang akan dipilih kucingmu, kamu atau sesuatu benda, cobalah cara berikut.
Pilih beberapa barang yang mungkin disukai kucing, seperti makanan atau mainan, lalu letakkan di lantai. Duduklah di dekat benda-benda tersebut dan perhatikan di mana kucingmu mendekat. Saat ia suka sesuatu, ia akan menghabiskan lebih banyak waktu di sekitarnya. Jika yang dipilih bukan kamu, jangan khawatir, mungkin saja dia hanya lapar. Untuk memastikan, lakukan eksperimen ini beberapa kali dalam situasi berbeda.
5. Perbanyak Usaha untuk Berkomunikasi dengan Kucingmu
Menurut penelitian, kucing tidak mustahil untuk mencapai tingkat kecerdasan sosial yang sama seperti anjing. Kuncinya adalah kamu sebagai pemilik harus meningkatkan usaha untuk berinteraksi dengannya. Seperti manusia, kucing bisa lebih bersahabat jika pemiliknya melakukan upaya ekstra.
Jika kucingmu ternyata cerdas secara sosial, maka kemungkinan besar perasaanmu juga memengaruhinya. Seperti anjing dan pemiliknya. Namun, jika ia tetap bersikap cuek setelah kamu mencoba berbagai cara di atas, maka tidak ada jalan lain selain menyayanginya apa adanya.