Peluncuran WEPsCAL, Inisiatif Pemberdayaan Perempuan di Dunia Kerja
UN Women bersama Kementerian BUMN, Srikandi BUMN, Danantara, dan Forum Human Capital Indonesia meluncurkan Women’s Empowerment Principles Corporate Action Lab (WEPsCAL) pertama di Indonesia pada Selasa (23/7). Program ini bertujuan untuk membangun tempat kerja yang lebih inklusif terhadap gender melalui pengembangan kapasitas dan implementasi aksi nyata hingga awal 2026. Inisiatif ini juga menjadi kelanjutan dari kolaborasi antara UN Women dan Srikandi BUMN yang telah berjalan sejak Februari lalu.
Sebanyak 12 perusahaan dari berbagai sektor ikut dalam program ini. Mereka disebut sebagai WEPs Changemakers, dan akan menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan perempuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang ramah keluarga dan mendukung kesetaraan gender. Perusahaan yang terlibat antara lain PLN, Pertamina, Bank Mandiri, Bio Farma, Pelindo, hingga Bank Tabungan Negara.
WEPsCAL merupakan bagian dari platform regional UN Women Gender Action Lab: Innovation and Impact for Gender Equality in Asia-Pacific, yang juga dijalankan di Malaysia, Kamboja, dan Filipina. Program ini didukung oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia.
Tantangan Partisipasi Perempuan di Dunia Kerja
Partisipasi perempuan di dunia kerja masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat partisipasi tenaga kerja perempuan stagnan di angka 50 persen dalam beberapa dekade terakhir. Hambatan seperti norma sosial, beban pengasuhan yang tidak merata, dan diskriminasi masih menjadi penghalang utama.
Laporan AIPEG pada 2018 menyebutkan bahwa sekitar 1,7 juta perempuan usia 20–24 tahun keluar dari dunia kerja karena menikah atau memiliki anak. Hal ini menunjukkan pentingnya kebijakan yang dapat mendukung perempuan tetap aktif di pasar kerja tanpa mengorbankan tanggung jawab keluarga.
Strategi dan Solusi yang Disesuaikan dengan Kebutuhan Perusahaan
Melalui WEPsCAL, perusahaan peserta akan mengembangkan strategi dan solusi sesuai kebutuhan masing-masing. Mereka juga akan mendapatkan pendampingan teknis, sesi berbagi praktik baik, dan pertukaran pengetahuan bersama kelompok dari negara lain. Formatnya berbasis cohort atau berbasis pada studi observasi yang berfokus pada pengamatan sekelompok orang, sehingga perusahaan bisa saling belajar dan mendukung satu sama lain.
Program ini mengangkat tema “Accelerating Corporate Action for Family-Friendly Workplaces”, dengan fokus pada menciptakan lingkungan kerja yang mendukung keseimbangan kehidupan kerja dan keluarga bagi semua gender.
Peran Kebijakan Tempat Kerja Ramah Keluarga
Head of Programmes UN Women Indonesia, Dwi Yuliawati, menyebut bahwa kebijakan tempat kerja ramah keluarga bukan hanya soal perempuan, tapi juga bagian dari perubahan norma sosial yang lebih luas. “Dengan mendukung perempuan dan laki-laki dalam mengubah peran gender tradisional dan mempromosikan tanggung jawab rumah tangga, pengasuhan, dan perawatan yang setara,” ujarnya.
Sementara itu, Sophie Mackinnon dari DFAT Australia mengatakan bahwa program ini bisa mendukung target Indonesia untuk mencapai 70 persen partisipasi angkatan kerja perempuan pada 2045. Peluncuran WEPsCAL ini juga sejalan dengan arah kebijakan nasional, seperti Peta Jalan Ekonomi Perawatan 2025–2045 dan Visi Indonesia Emas 2045.
Komitmen Global terhadap Prinsip Pemberdayaan Perempuan
Secara global, lebih dari 11.000 perusahaan telah berkomitmen terhadap Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Perempuan (WEPs), termasuk 219 di antaranya berasal dari Indonesia. Dengan diluncurkannya WEPsCAL, UN Women berharap semakin banyak perusahaan di Indonesia yang berani mengambil langkah konkret dalam menciptakan tempat kerja yang lebih adil dan setara bagi perempuan.