InfoMalangRaya.com– Uni Emirat Arab (UEA) memulai pembangunan jaringan pipa air bersih untuk menyalurkan air desalinasi dari Mesir ke bagian selatan wilayah Jalur Gaza.
Tim teknis yang dikirim oleh UEA mulai mengangkut peralatan yang dibutuhkan untuk proyek tersebut, lapor kantor berita resmi WAM hari Rabu (30/7/2025).
Jaringan pipa sepanjang hampir 7 kilometer itu ditujukan untuk membantu mengatasi krisis air bersih di wilayah Jalur Gaza, lapor WAM.
Awal pekan lalu, COGAT – badan di bawah Kementerian Pertahanan Israel yang bertugas mengawasi urusan sipil di wilayah Palestina – mengatakan pembangunan jaringan pipa tersebut akan dimulai dalam beberapa hari mendatang dan waktu pembangunannya diperkirakan akan berlangsung selama beberapa pekan.
Proyek itu akan menghubungkan sebuah fasilitas desalinasi air di Mesir dengan daerah pesisir Gaza, Al-Mawasi, dan dapat menyuplai kebutuhan sekitar 600.000 orang per hari, kata COGAT.
WAM melaporkan UEA sudah melakukan “beberapa inisiatif untuk membuat sumur bor dan merehabilitasi sumur-sumur air minum.”
Akses air bersih sangat terbatas di seluruh Gaza, sehingga 2,4 juta penduduknya bergantung pada air asin yang seringkali tidak layak untuk diminum atau dari pengiriman bantuan yang tidak teratur.
Menurut perkiraan Otoritas Air Palestina, lebih dari 80 persen infrastruktur air di Gaza hancur atau rusak berat selama perang antara Israel dan Hamas.
“Krisis air di Gaza terus memburuk dengan cepat di tengah kekurangan bahan bakar yang parah, kerusakan infrastruktur yang meluas, serta sumber air yang tidak dapat diakses,” kata UN Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA).
Fasilitas desalinasi air laut Deir el-Balah di bagian tengah Gaza akhir pekan kemarin mulai kembali beroperasi setelah saluran listrik dihidupkan kembali oleh Israel untuk pertama kali sejak awal musim semi.
Pada hari Selasa, badan-badan PBB menyerukan peningkatan bantuan pangan. Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan “tetesan bantuan harus diubah menjadi menjadi lautan.”
Pakar-pakar PBB hari Selasa mengatakan saat ini kelaparan parah sudah di depan mata dan tidak dapat diundurkan balik ke belakang kecuali akses bantuan pangan dibuka selebar-lebarnya.*