InfoMalangRaya – Retreat Pimpinan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang tahun ini menghadirkan sebuah momentum penting yang akan dikenang dalam perjalanan kampus Ulul Albab. Di hadapan 143 peserta Retret di Poltekad (12-14/9/2025), Rektor UIN Maliki Malang, Prof. Dr. Hj. Ilfi Nur Diana, M.Si., dengan penuh keyakinan mengumumkan bahwa UIN Maliki Malang kini resmi mengusung identitas baru dengan nama Universitas Islam Maliki. Prof. Ilfi menegaskan bahwa perubahan nama ini bukanlah keputusan instan, melainkan lahir dari riset panjang di lapangan. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa nama baru mampu menjadi penanda arah sekaligus simbol transformasi.
Baca Juga :
Komisi D DPRD Jatim Pastikan Jalur Pamekasan–Omben Segera Dipasang PJU
“Nama ini bukan sekadar simbol. Ia lahir dari penelitian dan diyakini bisa mengantarkan kampus ini menuju mimpi besarnya: unggul dengan reputasi internasional,” ungkapnya penuh semangat. Selain pengumuman nama, rektor perempuan yang dikenal visioner ini juga memperkenalkan identitas singkat yang akan dipakai dalam percaturan global, yakni MIU, singkatan dari Maliki Islamic University. Pelafalan em-ai-yu, menurutnya, lebih mudah dikenal dan diingat, terutama di tingkat internasional, sehingga memperkuat positioning universitas di mata dunia. Identitas baru ini diharapkan bukan hanya mempertegas arah branding, tetapi juga membuka pintu jejaring lebih luas dengan perguruan tinggi global. Dalam kesempatan itu, Prof. Ilfi memaparkan secara lebih rinci visi besar yang diusung oleh Universitas Islam Maliki. Kampus ini bertekad menjadi pusat pendidikan tinggi Islam yang unggul, berkualitas, dan bereputasi internasional, dengan orientasi utama membangun masyarakat yang rukun, maslahat, dan cerdas. Visi besar tersebut diterjemahkan ke dalam langkah-langkah strategis yang komprehensif, mulai dari penyelenggaraan pendidikan tinggi Islam yang integratif dan adaptif, penguatan tridharma perguruan tinggi berbasis konvergensi, hingga upaya mewujudkan tata kelola universitas yang modern, transparan, dan berdaya saing. Lebih jauh, ia menekankan pentingnya penyebaran konsep universitas Islam yang cerdas sekaligus ramah lingkungan. Menurutnya, kampus harus mampu menjadi teladan dalam pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan tanpa mengabaikan nilai-nilai spiritualitas. Tidak kalah penting, peningkatan pengakuan internasional juga menjadi prioritas, karena di era globalisasi, reputasi sebuah perguruan tinggi ditentukan bukan hanya oleh capaian akademik di dalam negeri, melainkan juga oleh sejauh mana ia mampu hadir dan diakui di kancah dunia.
Baca Juga :
Dukung SE Mendagri, Wakil Ketua DPRD Jatim Sri Wahyuni Ajak Hidupkan Siskamling
“Semua langkah ini harus menjadi gerakan nyata, bukan sekadar wacana. Kita ingin Universitas Islam Maliki benar-benar diakui dunia, sekaligus memberi kontribusi nyata bagi masyarakat luas,” tegas Prof. Ilfi dalam sambutannya. Dengan penegasan identitas baru dan arah visi yang lebih jelas, Retreat Pimpinan ini menjadi tonggak bersejarah dalam perjalanan kampus hijau Malang. Universitas Islam Maliki hadir bukan sekadar dengan nama baru, tetapi juga dengan semangat baru untuk menapaki jalan panjang menuju universitas Islam kelas dunia. Di tengah perubahan itu, kampus tetap memegang erat nilai-nilai Ulul Albab yang sejak awal menjadi fondasi, sehingga transformasi yang dilakukan tidak meninggalkan akar tradisi, melainkan justru menguatkannya.