Close Menu

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    Bintang K-pop Taeil Dihukum Penjara Kasus Pemerkosaan

    10 Juli 2025

    Peringatan Tersembunyi di Balik Manfaat Beras Merah

    10 Juli 2025

    SAH! Jordan Henderson Tinggalkan Ajax

    10 Juli 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    Trending
    • Bintang K-pop Taeil Dihukum Penjara Kasus Pemerkosaan
    • Peringatan Tersembunyi di Balik Manfaat Beras Merah
    • SAH! Jordan Henderson Tinggalkan Ajax
    • Saluran Irigasi Pakisan Diresmikan, Pulihkan Kerusakan Akibat Banjir Bandang 2024
    • 7 Cara Mengungkap Potensi Diri dengan Mind Mapping
    • Mini iPad terbaru Apple turun ke rekor harga rendah untuk Prime Day, dan masih tersedia
    • Dirut RSUD Kanjuruhan Bantah Dugaan Kongkalikong Tender
    • Luis Enrique: Ousmane Dembele Pantas Mendapatkan Segalanya
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    Info Malang RayaInfo Malang Raya
    • LIPUTAN KHUSUS
    • MALANG RAYA
      • KOTA MALANG
      • KABUPATEN MALANG
      • KOTA BATU
    • JAWA TIMUR
    • NASIONAL
    • OLAHRAGA
    • RAGAM
      • TEKNOLOGI
      • UNDANG-UNDANG
      • WISATA & KULINER
      • KOMUNITAS
      • IMR ENGLISH
    • OPINI
    • COVER HARIAN IMR
    • LOGIN
    Info Malang RayaInfo Malang Raya
    • LIPUTAN KHUSUS
    • MALANG RAYA
    • KOTA MALANG
    • KABUPATEN MALANG
    • KOTA BATU
    • JAWA TIMUR
    • NASIONAL
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
    • OPINI
    • RAGAM
    • KOMUNITAS
    • WISATA & KULINER
    • KAJIAN ISLAM
    • TEKNOLOGI
    • UNDANG-UNDANG
    • INFO PROPERTI & LOWONGAN KERJA
    • TIPS & TRIK
    • COVER HARIAN IMR
    • IMR TV
    • LOGIN
    Home»INTERNASIONAL»Urgensi Taat Sanad di Era Matinya Kepakaran
    INTERNASIONAL

    Urgensi Taat Sanad di Era Matinya Kepakaran

    By admin10 Juli 2025
    Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email Copy Link
    Fatwa Haram Sound Horeg

    Fenomena matinya kepakaran dan keruntuhan adab menuntut umat Islam kembali tunduk kepada ilmu dan ulama bersanad agar akidah tetap kokoh di tengah disrupsi

    Oleh: Muhammad Syafii Kudo

    “Horeg” adalah istilah Jawa yang berarti bergerak atau bergetar hebat. Kata ini kini populer di dunia maya untuk menggambarkan situasi yang menggemparkan.

    Dua peristiwa baru-baru ini menunjukkan bagaimana masyarakat mudah “horeg”, yaitu panik massal akibat informasi yang tak jelas sumbernya.

    Pertama, di Jepang. Komik The Future I Saw karya Ryo Tatsuki kembali viral karena disebut “meramalkan” gempa besar pada Juli 2025. Komik ini pernah menggambarkan gempa dan tsunami yang memang benar terjadi di Fukushima pada Maret 2011.

    Maka tak heran, ramalan tentang gempa baru ini membuat maskapai membatalkan penerbangan, dan wisatawan mengurungkan niat ke Jepang.

    Namun, ahli seismologi Robert Geller dari Universitas Tokyo menegaskan bahwa prediksi gempa secara ilmiah pun belum bisa dilakukan secara akurat.

    “Selama puluhan tahun, saya belum pernah melihat satu pun prediksi gempa yang benar,” kata dia. Sayangnya, suara ilmuwan masih kalah dari “fatwa” komikus. Jepang pun “horeg” akibat trauma masa lalu.

    Kedua, di Indonesia. Forum Bahtsul Masail Pondok Pesantren Besuk, Pasuruan, memutuskan bahwa sound horeg hukumnya haram. Fatwa ini diperkuat MUI. KH. Muhibbul Aman Aly, Rois Syuriah PBNU, menyatakan bahwa larangan ini bukan hanya karena kebisingan, tetapi karena efek sosial seperti ikhtilat (campur laki-laki dan perempuan), pakaian tidak pantas, joget seronok, dan iring-iringan keliling kampung. Maka, yang diharamkan bukan alatnya, tapi aktivitas yang melekat padanya.

    Namun, fatwa ini ditolak para pelaku usaha sound horeg. Tragisnya, sebagian penentang menghina ulama dan menyebut tidak ada ayat atau hadits yang mengharamkan sound horeg.

    Di sinilah terlihat kebodohan yang akut, seolah siapa pun bebas menetapkan hukum tanpa ilmu. Padahal, ulama adalah penjaga akidah dan moral umat.

    Diriwayatkan:

    قَالَ مُوسَى بْنُ الزَّيْنِ: … لَزِمَ أَوْلِيَاءَهُمْ وَسَادَتَهُمْ – بَلْ كُلُّ مَنْ قَدَرَ – زَجْرُهُمْ وَمَنْعُهُمْ، وَمَنْ امْتَنَعَ عُزِّرَ …

    “Wajib bagi wali, pemimpin, atau siapa pun yang mampu untuk mencegah kemungkaran yang mengganggu masyarakat. Siapa yang tidak melakukannya, boleh dikenai hukuman ta‘zīr.” (Qolaidul Khoroid, juz 2 hlm. 356)

    Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari pun menulis dalam At-Tanbihāt al-Wājibāt:

    فَاعْلَمْ أَنَّ عَمَلَ الْمَوْلِدِ إِذَا أَدَّى إِلَى مَعْصِيَةٍ رَاجِحَةٍ مِثْلِ الْمُنْكَرَاتِ، وَجَبَ تَرْكُهُ، وَحَرُمَ فِعْلُهُ

    “Jika perayaan Maulid menyebabkan maksiat yang dominan, maka wajib ditinggalkan dan haram dilaksanakan.”

    Beliau bahkan merinci:

    يَخْتَلِطُ فِيهِ الرِّجَالُ وَالنِّسَاءُ … وَتَقَعُ الْفِتْنَةُ … وَيَثُورُ مِنَ الْمَفَاسِدِ مَا لَا يُحْصَى

    “Jika terjadi ikhtilat, godaan, dan berbagai kerusakan lain, maka perayaan seperti itu tidak boleh dihadiri.”

    Kalau Maulid saja — acara keagamaan — bisa haram karena ada kemungkaran, bagaimana dengan sound horeg yang sejak awal tidak punya nilai ibadah? Maka wajar jika ulama menegaskan keharamannya. Namun, fenomena penolakan ini menunjukkan matinya kepakaran dan hancurnya adab terhadap ulama.

    Imam Fudhail bin Iyadh رحمه الله berkata:

    العَالِمُ طَبِيبُ الدِّينِ، وَحُبُّ الدُّنْيَا دَاءُ الدِّينِ

    “Ulama adalah dokternya agama, sementara cinta dunia adalah penyakit agama.”

    Imam Al-Washiti juga berkata: “Yang paling penyayang adalah ulama, karena takutnya kepada Allah dan kepeduliannya terhadap ilmu yang diajarkan Allah.”

    Mereka yang mencemooh ulama adalah korban dari Loss of Adab sebagaimana diurai oleh Syed Muhammad Naquib al-Attas dalam Islam and Secularism. Salah satu ciri keruntuhan adab adalah penyamarataan semua pendapat. Kata beliau:

    “Proses ini dilakukan melalui dorongan pemimpin palsu yang ingin menghancurkan otoritas yang sah dan hierarki yang benar…” (Islam dan Sekularisme, hlm. 140–141)

    Senada dengan itu, Tom Nichols dalam The Death of Expertise menyatakan: “Demokrasi mengundang tantangan terhadap pengetahuan yang telah mapan, bukan hanya terhadap isi, tapi juga terhadap otoritasnya.”(hlm. 19).

    Kembali ke Sanad

    Fenomena ini juga dijelaskan Alexis de Tocqueville, pengamat Prancis abad ke-19, bahwa dalam demokrasi, masyarakat cenderung percaya kepada dirinya sendiri daripada kepada pakar.

    Maka dalam era digital dan demokrasi liberal seperti sekarang, suara netizen bisa lebih didengar daripada suara ulama atau ahli.

    Contohnya, prediksi gempa yang dipercayai hanya karena komik, dan aktivitas sound horeg yang sudah jelas bermuatan maksiat malah perlu difatwakan haram — dan tetap ditentang. Ini adalah tanda matinya kepakaran, dan lebih dari itu, gejala hilangnya adab terhadap ilmu dan ahlinya.

    Maka umat Islam harus kembali kepada ilmu yang bersanad. Sebab, umat ini memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki umat lain: sanad.

    قَالَ عَبْدُ اللهِ بْنُ الْمُبَارَكِ: الإِسْنَادُ مِنَ الدِّينِ، وَلَوْلَا الإِسْنَادُ لَقَالَ مَنْ شَاءَ مَا شَاءَ

    “Sanad adalah bagian dari agama. Seandainya tidak ada sanad, maka siapa pun bisa mengatakan apa saja.”(Muqaddimah Shahih Muslim)

    Imam Sufyan ats-Tsauri berkata:

    الإِسْنَادُ سِلاَحُ الْمُؤْمِنِ، فَإِذَا لَمْ يَكُنْ مَعَهُ سِلاَحٌ، فَبِأَيِّ شَيْءٍ يُقَاتِلُ

    “Sanad adalah senjata orang beriman. Jika tidak memilikinya, dengan apa ia akan berjuang?”(Jāmi‘ al-Uṣūl, hlm. 109)

    Sanad adalah penjamin otoritas ilmu dan pelindung dari fatwa bodoh. Maka, patuh kepada sanad dan ulama bersanad adalah cara agar akidah umat tetap kokoh dan tidak “horeg”. Wallāhu A‘lam bis-Sawāb.*

    Penulis seorang santri, tinggal di Pasuruan, Jawa Timur

    Jumlah Pembaca: 10

    Era Kepakaran Matinya Sanad Taat Urgensi
    Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email Copy Link

    Berita Terkait

    Bintang K-pop Taeil Dihukum Penjara Kasus Pemerkosaan

    10 Juli 2025

    Tangani Konflik Ibadah dengan Keadilan, Bukan Kriminalisasi

    10 Juli 2025

    Arab Saudi Izinkan Orang Asing Punya Properti di Jeddah dan Riyadh

    10 Juli 2025
    Leave A Reply Cancel Reply

    banner 300250
    banner 300250
    banner 250250
    Search
    BERITA POPULER

    Bupati Malang Hadiri Kanjuruhan Street Race Edisi 13

    30 Maret 20241

    Ironi Psywar: Arema FC yang Dulu Dilecehkan, Kini Justru Menendang PSS Sleman

    24 Mei 20251

    10 Aplikasi Musik Tanpa Iklan Terbaik, Diunduh Jutaan Pengguna!

    25 April 2024124

    Pantun Pj. Walikota Malang Bikin Suasana Meriah di Acara Malang Raya Shopping Adventure 2024

    1 April 20242
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    • DISCLAIMER
    • INDEX BERITA
    • PEDOMAN MEDIA SIBER
    • REDAKSI
    © 2016 Infomalangraya. Designed by Mohenk.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.