InfoMalangRaya.com – Kepala Badan Pelaksana, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Fadlul Imansyah menilai wacana memberikan prioritas keberangkatan haji bagi anak muda merupakan ide menarik, namun harus disertai dengan dasar demografis dan data pendaftar yang akurat.
“Secara prinsip, niatnya baik. Tapi kita juga harus lihat, kira-kira secara umum demografi dari orang-orang yang mendaftar itu mana yang persentasenya lebih banyak,” ujar Fadlul kepada InfoMalangRaya Online usai diskusi berteman Haji Muda, di perhelatan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) di Jiexpo Kemayoran Jakarta Kamis (09/10/2025).
Menurutnya, saat ini sebagian besar pendaftar haji adalah kelompok usia pensiun, sehingga sistem antrian yang berjalan tetap mengutamakan keadilan berdasarkan waktu pendaftaran. Itulah kenapa BPKH mendorong kepada anak muda untuk segera mendaftar haji, sebab tidak harus menunggu berumur baru daftar.
“Saya khawatir, yang mendaftar haji sekarang itu justru orang-orang usia pensiun. Jadi alokasi keberangkatan mengikuti antrian sebagaimana mestinya,” ujarnya.
Meski demikian, Fadlul membuka ruang bagi adanya usulan kuota khusus bagi jemaah muda, selama wacana tersebut berbasis data yang representatif.
“Kalau memang ada suara seperti kuota prioritas misalnya 5 persen untuk anak muda, boleh-boleh saja. Tapi harus disampaikan ke pemerintah. Pertanyaannya, apakah benar anak muda yang mendaftar haji itu banyak,” jelasnya.
Namun, ia menegaskan, saat ini kenyataanya pendaftar haji dari kalangan muda hanya sebagian kecil, maka sulit menjadikannya dasar untuk perubahan regulasi. “Kalau yang mendaftar sejak muda hanya 5-10 persen, apakah itu beralasan buat pemerintah mengubah aturan? Nah itu pertanyaannya,” tegasnya.
Hanya saja, menurut Fadlul ide ini patut dikaji lebih lanjut sebagai pemikiran out of the box. “Idenya bagus. Tapi tentu kebijakannya nanti dibahas antara pemerintah dan DPR,”tukasnya.*Azim Arrasyid