Pentingnya Vaksinasi dalam Mencegah Stunting
Stunting adalah kondisi yang terjadi pada anak di bawah lima tahun, ditandai dengan pertumbuhan fisik dan perkembangan otak yang tidak optimal. Meskipun kebanyakan orangtua lebih fokus pada pemberian gizi seimbang, vaksinasi juga memiliki peran penting dalam mencegah stunting.
“Dengan vaksinasi, kita mencegah anak mengalami sakit berulang, terutama penyakit infeksi yang bisa dicegah melalui imunisasi,” jelas dr. Yuni Astria, Sp.A dalam konferensi pers Parenthood Institute 2025 di Jakarta Selatan.
Komponen Penting dalam Mencegah Stunting
Menurut dr. Yuni, beberapa komponen penting yang harus diperhatikan oleh ayah dan ibu untuk mencegah stunting antara lain:
- Asupan gizi yang cukup
- Stimulasi yang tepat
- Pola asuh yang penuh kasih sayang, apresiasi, sandang, pangan, dan papan
- Vaksinasi yang rutin
Vaksinasi dapat mencegah anak mengalami komplikasi berat dari penyakit tertentu. Selain itu, vaksin juga membantu mencegah anak sakit berulang, yang bisa memengaruhi tumbuh kembang mereka. Dengan anak yang sehat, mereka akan lebih optimal dalam bereksplorasi dan berkembang sesuai potensinya.
Perubahan Perilaku dan Komunikasi yang Dekat dengan Kesehatan
Meski vaksinasi sangat penting, beberapa orangtua masih meragukan manfaatnya. Ada berbagai alasan yang membuat orangtua ragu, mulai dari perbedaan pendapat tentang kesehatan anak hingga khawatir akan efek sampingnya.
Dr. Yuni dan rekan-rekannya di Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sedang menggencarkan penyuluhan terkait stunting dari berbagai aspek, salah satunya vaksinasi, melalui Parenthood Institute 2025. Acara ini memberikan ruang bagi ayah dan ibu untuk belajar seputar tumbuh kembang anak melalui artikel dan video pendek di aplikasi PrimaKu.
Mengapa Stunting Harus Dicegah?
Berdasarkan informasi dalam booklet “Keluarga Bebas Stunting” dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), stunting perlu dicegah karena memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang.
Dampak Jangka Pendek
Dampak jangka pendek stunting mencakup:
- Terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, fisik, dan metabolisme anak
- Pertumbuhan yang melambat
- Wajah tampak lebih muda dari usia sebenarnya
- Pertumbuhan gigi terlambat
- Performa buruk pada kemampuan fokus dan memori belajar
- Anak mudah terserang berbagai penyakit infeksi
Saat anak berusia delapan sampai 10 tahun, mereka menjadi lebih pendiam dan tidak banyak melakukan kontak mata dengan orang-orang di sekitarnya.
Dampak Jangka Panjang
Sementara itu, dampak jangka panjang pada kondisi stunting yang tidak ditangani sedini mungkin adalah:
- Penurunan perkembangan kognitif pada otak anak
- Kekebalan tubuh anak melemah sehingga mudah sakit
- Risiko tinggi munculnya penyakit metabolik seperti kegemukan, penyakit jantung, dan penyakit pembuluh darah
- Kesulitan belajar
- Saat tumbuh dewasa, anak dengan tubuh pendek akibat stunting akan memiliki tingkat produktivitas yang rendah dan sulit bersaing dalam dunia kerja
- Perempuan dewasa dengan tinggi badan kurang dari 145 cm bisa mengalami perlambatan aliran darah ke janin ketika hamil, sehingga berdampak pada kondisi bayi yang dilahirkan
Kelas Vaksinasi di Parenthood Institute 2025
Parenthood Institute 2025 menyediakan kelas vaksinasi dengan dr. Yuni sebagai narasumber. Ia sengaja mengangkat topik tersebut sebagai upaya untuk meyakinkan para orangtua agar memvaksinasi si kecil.
“Di sinilah peran Parenthood Institute dengan kelasnya untuk mendampingi orangtua, memberikan informasi secara komprehensif dan tentunya berbasis ilmu kedokteran yang valid,” jelas dr. Yuni.
Ia berharap, kelasnya bisa memberi orangtua pengetahuan yang mumpuni, dan membuat mereka menjadi lebih yakin dalam memilih keputusan yang tepat bagi anak untuk melakukan vaksinasi.







