InfoMalangRaya.com—Penggunaan vape di kalangan remaja Malaysia semakin membimbangkan. Hasil penelitian dari Universitas Taylor’s menunjukkan lonjakan pengguna vape dari 0,8% pada 2011 menjadi 5,8% pada 2023, termasuk peningkatan signifikan di kalangan remaja perempuan di negara tetangga Malaysia.Penelitian Serupa di IndonesiaBahaya Kesehatan Vape
Prof. Dr. Wee Lei Hum, pensyarah di sekolah kedokteran itu menegaskan bahwa nikotin dalam vape dapat menyebabkan ketergantungan serius, menurunkan fungsi otak, serta meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental dan fisik.
“Nikotin sangat mudah menyebabkan ketagihan terutama pada otak yang masih berkembang, menjejaskan ingatan, tumpuan, dan meningkatkan risiko keresahan, kemurungan serta penyalahgunaan bahan terlarang pada masa hadapan,” katanya.
Ia menambahkan, dampak penggunaan vape tidak hanya jangka pendek, tetapi juga bisa menimbulkan masalah pernapasan, kerusakan paru-paru, sistem imun lemah, gangguan kognitif, serta masalah sosial seperti isolasi dan masalah hukum.
Meskipun Akta Kawalan Produk Merokok Demi Kesihatan Awam 2024 telah disahkan, Prof. Dr. Wee menilai penggubalan undang-undang yang longgar, termasuk penghapusan klausa Generational End Game (GEG), membuat perlindungan bagi generasi muda menjadi kurang efektif.
Ia menekankan pentingnya pengawasan terhadap penjualan, termasuk daring, pengesahan umur, larangan iklan, dan pelarangan produk berperisa.
Dari sisi pendidikan, guru dan orang tua dianjurkan untuk mengenali tanda-tanda penggunaan vape dan mendukung usaha remaja untuk berhenti. Sekolah dapat menerapkan program anti-vape, seperti Kesihatan Oral Tanpa Amalan Merokok (KOTAK), untuk menyediakan kaunseling dan perawatan tanpa penghakiman.
Penelitian Serupa di Indonesia
Penelitian dari Universitas Lambung Mangkurat menemukan bahwa penggunaan vape pada remaja dapat menyebabkan ketergantungan nikotin, gangguan perkembangan otak, serta masalah kesehatan mental dan fisik.
Meskipun vape tidak menghasilkan asap seperti rokok konvensional, kandungan nikotin, perasa, dan bahan kimia lainnya tetap berpotensi membahayakan kesehatan remaja.
Selain itu, penelitian dari Universitas Gadjah Mada mengungkapkan bahwa penggunaan vape dapat menimbulkan ketergantungan nikotin dengan kategori rendah hingga sedang pada mahasiswa.
Bahaya Kesehatan Vape
Pakar kesehatan dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dr. Agus Dwi Susanto, menegaskan bahwa vape mengandung nikotin, logam berat, dan senyawa karsinogenik yang dapat merusak paru-paru, jantung, dan otak.
Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa bahayanya setara atau lebih serius dibanding rokok konvensional.
Dampak penggunaan vape bagi pelajar meliputi:
• Kesehatan mental: Halusinasi, gangguan mental, kesulitan fokus, menurunnya prestasi akademik.• Ketagihan: Nikotin dan bahan halusinogen dapat menyebabkan ketergantungan seumur hidup.• Kesehatan fisik: Masalah paru-paru, sesak napas, batuk kronik, sistem imun lemah.• Fungsi kognitif: Penurunan ingatan, berpikir kritis menurun, risiko kecelakaan meningkat.• Sosial & emosional: Isolasi sosial, perubahan perilaku, masalah hukum.Prof. Dr. Wee menegaskan, kegagalan bertindak sekarang berisiko menyerahkan kesehatan satu generasi kepada industri yang mengaut keuntungan melalui ketagihan. “Undang-undang yang tegas dan pendidikan preventif adalah kunci untuk melindungi remaja dari ancaman vape,” ujarnya.*