InfoMalangRaya.com– Sebuah ritual keagamaan baru yang dipublikasikan Vatikan memungkinkan para pendeta Katolik untuk menggelar misa tematik berkaitan dengan kepedulian terhadap Bumi, sebagai upaya gereja dalam menanggapi isu perubahan iklim global.
Selama berabad-abad, pendeta Katolik diperbolehkan mengadakan kebaktian khusus untuk mendoakan negera mereka, bersyukur atas hasil panen yang melimpah atau memohon kepada Tuhan supaya bencana alam berakhir.
“Misa untuk pemeliharaan ciptaan” yang dipersiapkan oleh dua kantor di Vatikan, memungkinkan para pendeta berdoa supaya umat Katolik akan “dengan penuh kasih sayang” memelihara ciptaan dan “belajar hidup dalam harmoni dengan semua makhluk”.
“Misa ini … menyeru kita untuk menjadi pengurus setia atas apa yang telah dipercayakan Tuhan kepada kita – tidak hanya dalam menentukan pilihan di kehidupan sehari-hari dan kebijakan publik, tetapi juga dalam doa, ibadah, dan cara hidup kita di dunia,” kata Kardinal Michael Czerny, memperkenalkan ritus baru tersebut dalam konferensi pers di Vatikan pada hari Kamis (3/7/2025) seperti dilansir Reuters.
Pendeta Katolik bisa melakukan kebaktian dengan memilih salah satu ritus yang tercantum di dalam daftar, disesuaikan dengan kepentingan tertentu. Ritus baru ini, yang sudah mendapatkan persetujuan dari Paus Leo XIV, merupakan opsi nomor 50 yang ada di dalam daftar ritual keagamaan Vatikan.
Mendiang Paus Fransiskus merupakan pemimpin Katolik yang dikenal sangat peduli dengan makhluk dan ciptaan Tuhan. Dia merupakan paus Katolik pertama yang merengkuh konsensus ilmiah tentang perubahan iklim dan mendesak negara-negara di seluruh dunia untuk mengurangi emisi karbon mereka sebagaimana digariskan dalam Kesepakatan Paris 2015 tentang perubahan iklim global.
“Paus Leo jelas akan meneruskan perhatian pastoral dan sipil tersebut,” kata Rev. Bruce Morrill, seorang pendeta Jesuit dan pakar liturgi Katolik di Universitas Vanderbilt di Amerika Serikat, kepada Reuters.
“Misa tematik baru ini mengindikasikan perhatian Gereja terhadap ancaman serius perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia yang sekarang ini terlihat,” kata Morril.
Ritus baru itu diumumkan Vatikan dua hari setelah para uskup dari Asia, Afrika dan Amerika Latin menyeru kepada pemerintah di seluruh dunia untuk lebih memperhatikan masalah perubahan iklim. Seruan bersama seperti itu baru pertama kalinya dilakukan oleh rohaniwan Gereja Katolik.*