(Video) Aksi Islamofobia di Parlemen India, BJP Lontarkan kata ‘Teroris’ kepada Legislator Muslim

InfoMalangRaya.com– Seorang legislator dari Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa di India mendapat kecaman karena melontarkan pernyataan Islamofobia dan melontarkan penghinaan terhadap seorang anggota parlemen Muslim di parlemen.
Ujaran kebencian ini dilontarkan selama debat tentang keberhasilan misi bulan India. Anggota parlemen BJP Ramesh Bidhuri menyebut Kunwar Danish Ali dari oposisi Partai Bahujan Samaj (BSP) sebagai “teroris” dan “germo” dan pernyataan ofensif lainnya.

“You pimp, you militant, you extremist, you circumcised, you terrorist!”In the Indian Parliament yesterday, Hindu BJP MP Ramesh Bidhuri insulted and threatened Muslim MP Danish Ali while debating India’s space programme. pic.twitter.com/xdGYCpmENa— 5Pillars (@5Pillarsuk) September 22, 2023

Dalam sebuah video, Bidhuri terlihat berulang kali melontarkan kata-kata umpatan kepada Ali dan melontarkan pernyataan Islamofobia. “Kemudian dia memanggil saya dengan nama-nama yang mengandung kata ‘teroris’,” katanya kepada thefirstpost.
Kata penghinaaan ini digunakan Bidhuri, termasuk penggunaan kata-kata hinaan yang sering ditujukan pada umat Islam di India, memicu kemarahan dan tuntutan tindakan terhadapnya, lapor thethaiger.
Ali, yang menjadi sasaran ujaran kebencian, mengungkapkan kekecewaan dan rasa sakit hati atas pernyataan hinaan tersebut namun menyatakan bahwa ia tidak terkejut, mengingat sentimen anti-Muslim lazim di negara itu.
“Saya yakin Ketua Lok Sabha akan mengambil tindakan atas kejadian tersebut. Semuanya tercatat. Namun, jika tindakan tidak diambil terhadap Bidhuri dan hak-hak saya tidak dilindungi, saya akan mempertimbangkan untuk meninggalkan keanggotaan Lok Sabha (DPR, red),” ujar Ali.
Dia hanya mempertanyakan apakah mentor ideologi sayap kanan BJP yang berkuasa, Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), yang bertujuan untuk menciptakan negara Hindu, mengajarkan perilaku seperti itu kepada para kadernya.
Ali juga menyoroti dukungan yang diterimanya dari anggota parlemen oposisi, khususnya anggota parlemen perempuan dari partai Kongres dan Kongres Trinamool.
Media sosial juga menjadi platform menuai kritik, dimana anggota parlemen TMC, Mahua Moitra, mengecam budaya BJP yang melecehkan umat Islam dan komunitas marginal lainnya.
Dia juga mengkritik Perdana Menteri Narendra Modi karena menciptakan lingkungan di mana umat Islam India hidup dalam ketakutan dan harus menoleransi tradisi serangan kebencian.
Politisi lain, seperti Omar Abdullah, menekankan pengarusutamaan kebencian terhadap Muslim di India dan mempertanyakan bagaimana Muslim yang mengidentifikasi diri dengan BJP dapat hidup berdampingan dengan kebencian tersebut.
Anggota parlemen Kongres Jairam Ramesh menuntut agar Bidhuri dicopot dari parlemen, dengan menyatakan bahwa ujaranya penghinaan itu tidak hanya diarahkan kepada Danish Ali, tetapi kepada seluruh anggota parlemen.
Ketua Majelis Rendah Om Birla menyatakan, tindakan tegas akan diambil terhadap Bidhuri jika perilaku serupa terulang kembali. Menteri Pertahanan Rajnath Singh telah meminta maaf, dan ucapan tersebut juga akan dihapuskan dari catatan parlemen.
Dalam sebuah foto dan video yang viral, di media sosial menunjukkan pemimpin BJP Harsh Vardhan dan Ravi Shankar Prasad tertawa, saat Bidhuri menyampaikan pidatonya.
“Yang sangat menjijikkan adalah anggota parlemen BJP Harsh Vardhan dan Ravi Shankar Prasad justru tertawa-tawa bukannya menghentikan atau mengoreksi Bidhuri yang berbicara dengan cara seperti itu,” kata Clyde Crasto, juru bicara Partai Kongres Nasionalis (NCP), yang dipimpin Sharad Pawar, kepada wartawan.
Pengamat politik memandang pernyataan Bidhuri sebagai contoh lain dari retorika anti-Muslim dan pelanggaran yang lazim terjadi di kalangan anggota dan pendukung BJP.
Bahasa yang menghina seperti itu, termasuk menyebut anggota parlemen terpilih sebagai teroris bukanlah hal mengejutkan mengingat bahasa yang sering digunakan dalam aksi unjuk rasa dan kampanye oleh partai tersebut.
Menurut pengamat, insiden ini sekali lagi menyoroti perlunya tindakan yang lebih tegas terhadap ujaran kebencian dan perlindungan hak-hak minoritas di India.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *