InfoMalangRaya.com—Farooq Alam, seorang mahasiswa PhD di Pusat Studi Rusia di Universitas Jawaharlal Nehru (JNU) yang bergengsi, dipukuli dan dianiaya secara brutal oleh anggota Akhil Bharatiya Vidyarathi Parishad (ABVP), sayap mahasiswa Rashtriya Swayamsewak Sangh ( RSS) di dalam kampus ketika dia menolak pengusiran secara paksa atas nama sipir Asrama Kaveri.
Saat kelompok radikal itu memasuki kamarnya untuk melakukan pengusiran paksa, Alam sempat menangis dan memohon agar diberi waktu beberapa hari.
Sayangnya dengan beringas Alam menjadi sasaran pemukulan secara brutal, ia diseret, dan diserang secara fisik oleh anggota ABVP dari kamar asramanya di Kaveri, tempat dia tinggal selama 12 tahun terakhir.
“Saaya diseret dan diserang oleh orang-orang ABVP,” ungkap Alam dalam unggahan di akun Twitter-nya.
A disabled Muslim student, Farooque Alam, who’s studying for a PhD at JNU university in New Delhi was severely beaten by Hindutva thugs linked to the RSS terrorist organisation. Just another day in India. pic.twitter.com/qz29aulplq
— muslim daily (@muslimdaily_) September 8, 2023
Berbicara kepada NewsClick melalui telepon, Alam menyatakan bahwa dia menjadi sasaran pelecehan oleh pihak JNU karena dianggap terlibat dalam perjuangan melawan kenaikan biaya tahun 2019. Dia mengatakan kampus memulai penyelidikan proctorial pada sebuah unggahan media sosial di mana dia sedang melakukan orasi dalam sebuah unjuk rasa kala itu.
Alam juga menjelaskan dirinya telah lama menjadi serangan fitnah oleh kelompok-kelompok tidak bertanggung jawab dengan cara mempegaruhi pihak kampus.
“Saya telah dituduh melakukan pelanggaran oleh Kantor Pengawas dan hal ini menyebabkan saya diusir dari Asrama Kaveri. Tampaknya tuduhan-tuduhan ini, yang saya yakini tidak berdasar dan saya sangkal dengan keras, ada kaitannya dengan insiden sebelumnya dan mengakibatkan saya diberhentikan secara tidak adil oleh pihak universitas,” demikian penjelasan Alam.
Alam menjelaskan tidak pernah melakukan kasus pidana, kasus pelecehan seksual, percabulan, dan tuduhan-tuduhan yang gencar dilakukan kepadanya. “Sebagai siswa yang memiliki keterbatasan fisik, tindakan traumatis ini membuat saya hancur dan hancur secara emosional,” demikian jelas Alam.
Alam mengaku sangat terpukul dan terkejut setelah keluar dari rumah sakit beredar sebuah pernyataan tanpa tanda tangan seolah-olah itu darinya, padahal semua tuduhan tidak berdasar dan merupakan fitnah.
“Saya ini orang yang cacat. Ke mana saya akan pergi dengan membawa ratusan buku dan barang lainnya dalam waktu sesingkat itu,” kata Alam yang cemas.
Kecaman mengalir dari semua organisasi mahasiswa yang mengatakan bahwa pemerintah hanya menjadi penonton bisu terhadap kekerasan terhadap kelompok minoritas.
“Mereka melakukan segala cara untuk menyerang seorang penyandang disabilitas dari komunitas Muslim,” ujar sahabatnya, Said Bilaval dalam sebuah unggahan di Twitter.
“Ini bukan sekedar penyerangan; ini adalah parodi keadilan. # #JusticeForFarooq #NSUIJNU,” tulis Dr Sunny Dhiman, pengajar di Universitas Jawaharlal Nehru (JNU) dan peneliti bidang Kebijakan Sains dan Studi Teknologi Sains ini.
Sebagaimana diketahui, Rashtriya Swayamsewak Sangh (RSS) atau “Organisasi Patriotik Nasional”, adalah sebuah organisasi sukarelawan nasionalis Hindu sayap kanan India yang banyak dianggap sebagai organisasi induk partai pemerintahan India, Partai Bharatiya Janata (BJP).
RSS adalah salah satu organisasi utama dari kelompok Sangh Parivar, yang dikenal tergila-gila dengan fasis Mussolini. Beberapa pemimpin politik utama BJP India pernah atau bahkan masih menjadi anggota RSS, termasuk PM India Narendra Modi.
Di bawah pimpinan Modi, gerakan radikal Hindu semakin menguat, dan sentimen anti-Islam makin berkembang luas.*