(Video) Ratusan Ribu Pengungsi Jalan Kaki Kembali ke Gaza dengan Bertakbir Hari Raya

InfoMalangRaya.com— Ratusan ribu pengungsi Palestina mulai kembali ke Jalur Gaza utara pada Senin pagi, setelah perang genosida yang dilakukan penjajah ‘Israel’ terhadap penduduk Gaza Palestina selama lebih dari 15 bulan, kutip Al Jazeera.

Kementerian Dalam Negeri di Gaza membenarkan pengungsi mulai kembali ke Jalur Gaza utara pada Senin pagi. Mereka kembali dari pengungsian dengan mengundangkan takbir, layaknya hari raya Idul Fitri.

بتكبيرات العيد.. آلاف النازحين يعودون من وسط القطاع إلى مدينة غزة pic.twitter.com/EcD1N1C06r— المركز الفلسطيني للإعلام (@PalinfoAr) January 27, 2025

Seorang penulis asal Gaza Ridwan Al-Akhras, mengunggah video bagaimana anak-anak Gaza bernyanyi dengan diiringi rebana menyatakan kegembiraan mereka bisa kembali ke tanah para mujahid setelah kegagalan penjajah Zionis melakukan pemboman, intimidasi, pembantaian dan pengusiran.

“Tanah kemuliaan dan tanah kebanggaan… negaraku tercinta, Gaza,” ujar anak-anak bernyanyi dalam perjalanan kembali ke Jalur Gaza utara, sebagaimana dikutip aktivis Palestina ini di akun X, yang dulunya bernama Twitter.

مشاهد تاريخيّة..الأهالي يعودون بالتكبير والتهليل إلى مدينة غزة وشمال القطاع.تحطم حاجز نتساريم يا نتنياهو تحطمت خطة الجنرالات تحطمت أحلامكم بتهجير شعبناشعبنا الصامد ومقاومته الباسلة حطموا أوهامكم..شعب غزة يعيد كتابة التاريخ بصموده العظيم وجهاده وبسالته الاستثنائية.. pic.twitter.com/I02Mk8jpxK— رضوان الأخرس (@rdooan) January 27, 2025

Seorang wanita tua sangat gembira dan dipenuhi kebahagiaan saat warga Palestina yang mengungsi kembali ke Gaza utara setelah 15 bulan mengungsi, sambil menyanyikan lagu-lagu rakyat tradisional Palestina.

“Warga Palestina yang mengungsi telah mulai menyeberang di Jalan Rashid bagian barat melalui pos pemeriksaan Netzarim bagian barat ke Kota Gaza dan Jalur Gaza bagian utara,” kata pejabat tersebut mengkonfirmasi.

Kantor Media Pemerintah di Gaza dikutip media local Quds News Network (QNN) dan Al Mayadeen News mengumumkan bahwa 135.000 tenda dan karavan saat ini dibutuhkan untuk sementara menampung para pengungsi di Gaza utara setelah mereka kembali dari Gaza selatan.

An elderly woman is overjoyed and filled with happiness as displaced Palestinians return to northern Gaza after 15 months of displacement, singing traditional Palestinian folk songs. pic.twitter.com/KB4JxMOCh8— Quds News Network (@QudsNen) January 27, 2025

Mereka melakukan perjalanan kembali melalui Jalan Al-Rashid, yang jaraknya setidaknya 7 kilometer, dengan berjalan kaki.

Beberapa di antaranya sedang menarik gerobak berisi barang bawaan, menuju pos pemeriksaan Netzarim di Jalan Al-Rashid, yang membentang di sepanjang pantai Gaza.

Sebelumnya mereka tepaksa menunda dua malam di luar ruangan di Jalan Al-Rashid dan Salahuddin, dalam cuaca yang sangat dingin, menunggu untuk diizinkan kembali ke rumah mereka.

Setelah lebih dari satu tahun, gema takbir, senyuman dan kebahagiaan menghiasi wajah warga Palestina yang akhirnya bisa pulang, meski banyak yang hanya sisa puing-puing. pic.twitter.com/A6A1DhOHDt— InfoMalangRaya.com (@hidcom) January 27, 2025

Penjajah menuduh, penundaan terjadi setelah Hamas melanggar ketentuan perjanjian gencatan senjata terkait pembebasan sandera Erbil Yehud, yang menyebabkan tertundanya pembukaan “Koridor Netzarim”.

Benjamin Netanyahu mengatakan Ahad malam Hamas dan penjajah telah mencapai kesepakatan membebaskan lebih banyak sandera, termasuk orang Yahudi, pada hari Kamis dan Sabtu.

Berdasarkan perjanjian tersebut, penjajah ‘Israel’ setuju untuk mengizinkan warga Gaza kembali ke utara mulai Senin pagi, menurut kantor Netanyahu.

Jalan Al-Rashid Al-Sahel membentang dari utara Jalur Gaza ke selatan, dan menjadi saksi, selama 470 hari genosida dan pembantaian yang dilakukan oleh pasukan penjajah terhadap warga yang sedang dalam perjalanan untuk melarikan diri dari utara ke selatan Gaza.

Melalui Jalan Al-Rashid lebih dari 85 persen warga Jalur Gaza, atau lebih dari 1,93 juta warga dari 2,2 juta jiwa, mengungsi dari tempat tinggal mereka setelah kehancurannya. Sekitar 100.000 warga juga telah meninggalkan Jalur Gaza sejak awal perang.

Pasca serangan genosida Gaza, ‘Israel’ membangun penyangga militer sempit di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir yang disebutnya “Koridor Philadelphia” dan “Koridor Netzarim” untuk memisahkan Gaza utara dari selatan.

“Koridor Netzarim” membelah Jalur Gaza di tengah, membentang dari perbatasan Gaza-’Israel’ hingga Laut Mediterania. Koridor ini diberi nama sesuai lokasi bekas pemukim haram ‘Israel’. Luasnya sekitar 4 mil (6-7 kilometer), memisahkan wilayah metropolitan Gaza utara dan wilayah selatan.

Menurut Channel 14 ‘Israel’, koridor tersebut akan memiliki Jalan Raya 749, dan memiliki zona penyangga sepanjang satu kilometer di sekitarnya, dibangun Korps Teknik Angkatan Darat ‘Israel’, dengan menghancurkan bangunan-bangunan di sekitarnya.

Struktur-struktur di dalam zona penyangga yang dihancurkan adalah Rumah Sakit Turki, Kampus Universitas Al-Azhar, desa Juhor al-Dik, dan taman hiburan Nour dan Sharm.

Penyangga militer lain adalah :Koridor Philadelphia’ adalah jalur sempit —lebar 100 meter, membentang sepanjang 14 kilometer (8,6 mil) sisi Gaza yang berbatasan dengan Mesir, meliputi Perlintasan Rafah, yang hingga Mei merupakan satu-satunya jalan keluar Gaza ke dunia luar yang tidak dikendalikan oleh ‘Israel’.

Channel 14 ‘Israel’ mengatakan, koridor ini dibentuk untuk mengendalikan pergerakan orang Gaza dan akan mencegah kembalinya satu juta penduduk dari Gaza utara ke rumah mereka.

Penciptaan “zona penyangga” yang merusak oleh ‘Israel’ di Jalur Gaza dapat dianggap sebagai kejahatan perang, menurut temuan Amnesty International. Analisis yang dilakukan kelompok hak asasi manusia itu, “Menemukan satu pola di sepanjang batas timur Gaza yang konsisten dengan penghancuran sistematis seluruh wilayah.”

“Rumah-rumah ini tidak hancur akibat pertempuran yang hebat,” ujar Erika Guevara-Rosas dari Amnesty.

Kemenangan rakyat Gaza

Hamas mengatakan, aksi kegembiraan warga Gaza kembali ke rumah membuktikan sekali lagi kegagalan penjajah yang akan mengusir warga Palestina keluar tempat tinggalnya. 

“Kembalinya para pengungsi ke rumah mereka sekali lagi membuktikan kegagalan penjajah untuk mencapai tujuan agresifnya untuk menggusur warga kami dan mematahkan keinginan mereka untuk bertahan,” demikian pernyataan Hamas hari Senin.

Hamas menyatakan kembalinya warga ke daerah mereka di mana mereka terpaksa mengungsi meskipun rumah-rumah mereka hancur, menunjukkan “kehebatan masyarakat kami dan ketabahan mereka” meskipun menghadapi penderitaan yang mendalam.

“Kami mendukung orang-orang hebat kami pada momen bersejarah ini, dan kami menyerukan untuk mengintensifkan kedatangan semua bantuan dan bahan bantuan ke seluruh wilayah Jalur Gaza,” ujar Hamas.

Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri Jalur Gaza memastikan pembukaan Jalan Al-Rashid untuk penyeberangan pejalan kaki, dimulai pukul tujuh pagi, Senin waktu setempat, selain pembukaan Jalan Salahuddin untuk kendaraan, dimulai jam sembilan pagi.

Hal ini terjadi setelah tentara ‘Israel’ mengumumkan pada hari Ahad bahwa mereka akan mengizinkan warga untuk kembali ke Jalur Gaza utara melalui poros Netzarim dengan berjalan kaki melalui Jalan Al-Rashid, serta kendaraan untuk menyeberang setelah diperiksa melalui Jalan Salahuddin.

Dia menambahkan bahwa kendaraan akan diizinkan bergerak setelah pemeriksaan ke utara Jalur Gaza melalui Jalan Salahuddin mulai pukul sembilan pagi waktu setempat, memperingatkan agar tidak mendekati penyeberangan Rafah, poros Philadelphia, dan daerah di mana pasukan penjajah ditempatkan.

Juru bicara militer penjajah ‘Israel’ Avichai Adraee mengatakan – dalam sebuah pernyataan – bahwa tentara penjajah akan mengizinkan kembalinya warga dengan berjalan kaki ke Jalur Gaza utara melalui Jalan Netzarim dan melalui Jalan Al-Rashid (barat), mulai pukul 07.00 pagi.

“Kendaraan akan diizinkan bergerak ke Jalur Gaza utara setelah pemeriksaan melalui Salahddin (timur) mulai pukul 09:00 (10:00 waktu Makkah),” ujar Adraei.

Sementara itu, Radio Angkatan Darat ‘Israel’ melaporkan bahwa kendaraan para pengungsi akan menuju ke Gaza utara setelah diperiksa oleh perusahaan swasta Amerika.

Mantan Menteri Keamanan Nasional ‘Israel’ Itamar Ben Gvir yang sudah menyatakan keluar dari kabinet atas ketidak setujuan atas adanya perjanjian gencatan senjata mengatakan, pembukaan “Koridor Netzarim” pagi ini dan masuknya puluhan ribu warga Gaza ke bagian utara jalur tersebut merupakan gambaran kemenangan Hamas dan aspek memalukan lainnya dari kesepakatan yang gegabah ini.

Menurutnya, ini bukanlah gambaran “kemenangan yang menentukan”—inilah gambaran penyerahan diri secara mutlak”.  “Ini bukan seperti apa kemenangan mutlak, melainkan penyerahan diri sepenuhnya,” ujarnya.

Antara 7 Oktober 2023 hingga 19 Januari 2025, pasukan penjajah ‘Israel’ melancarkan agresi terhadap Jalur Gaza, yang mengakibatkan lebih 47 ribu orang syahid dengan total lebih dari 158.000 orang gugur dan cedera, sebagian besar adalah anak-anak dan wanita, serta menyebabkan lebih dari 14.000 orang hilang.

Sebagian besar penduduk Gaza yang berjumlah 2,4 juta orang mengungsi, terkadang beberapa kali, akibat perang yang pecah setelah serangan Hamas di ‘Israel’ selatan pada 7 Oktober 2023.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *