Infomalangraya.com – Sebuah momen tak terduga namun penuh makna kembali terjadi di dunia sepak bola Indonesia.
Dua pentolan gerakan Make Arema Great Again (MGMA), Ambon Fanda dan Sinyo, yang selama ini dikenal sebagai pendukung Arema Indonesia terlihat bersilaturahmi ke salah satu markas suporter Persebaya Surabaya, Bonek Warkop Pitulikur.
Kabar mengejutkan ini pertama kali muncul dari akun Instagram @warkoppitulikur pada Senin (13/10).
Dalam unggahan tersebut, akun tersebut menulis caption yang menyejukkan hati:
“Silaturahmi, ngopi dan diskusi. Bincang sehat tanpa saling hujat. Bincang sehat tanpa siapa yang paling hebat. Karena sejatinya sepak bola untuk memanusiakan. Panjang umur hal-hal kebaikan.”
Unggahan tersebut memperlihatkan suasana hangat antara kedua kubu yang selama ini dikenal memiliki sejarah panjang rivalitas.
Beberapa pentolan Green Nord kelompok suporter fanatik Persebaya terlihat hadir dalam pertemuan itu, di antaranya Cak Cong, Capo Ipoel, Bojez, dan beberapa tokoh lain.
Pertemuan itu segera viral dan menuai banyak komentar positif dari netizen. Akun @indo_awaydays menulis,
“Menyelamatkan generasi penerus dari rantai kebencian. Sepak bola adalah simbol pertemanan, bukan ajang pertaruhan keselamatan. F for respect.”
Sementara akun @retropus87 menambahkan,“Bangga aku ono arek Malang koyok ngene. Respect gawe sing gelem njalin silaturahmi. MLG x SRBY!”
Komentar serupa datang dari akun @er_ef__99 yang menulis, “Bismillah MLG x SBY, alon-alon tapi kelakon,” serta @pratama_19_87 yang singkat tapi bermakna, “Buka lembaran baru.”
Bagi banyak pecinta sepak bola Indonesia, momen ini terasa istimewa. Selama bertahun-tahun, hubungan antara suporter Arema dan Persebaya sering diwarnai konflik, baik di dunia nyata maupun di media sosial.
Karena itu, langkah Ambon Fanda dan Sinyo untuk datang langsung dan bersilaturahmi ke markas Bonek dianggap sebagai sinyal positif menuju perubahan.
Menariknya, hubungan hangat antara sebagian Bonek dan Ambon Fanda sebenarnya sudah mulai terlihat sejak tragedi Kanjuruhan.
Saat Ambon Fanda sempat dipenjara karena aksi demo menuntut keadilan untuk korban tragedi tersebut, banyak Bonek yang justru menunjukkan simpati dan dukungan moral.
Kini, lewat pertemuan yang sederhana namun sarat makna itu, harapan baru muncul. Banyak pihak menilai bahwa sepak bola seharusnya menjadi alat pemersatu, bukan pemecah belah.
Silaturahmi antara MGMA dan Bonek ini bisa menjadi contoh nyata bahwa rivalitas tak harus berujung kebencian.
Justru, dari perbedaan dan sejarah panjang rivalitas, bisa tumbuh kesadaran bahwa esensi sepak bola sejatinya adalah kebersamaan, persaudaraan, dan kemanusiaan.
Semoga langkah kecil ini menjadi awal dari babak baru hubungan dua suporter besar di tanah air Malang dan Surabaya yang lebih damai, dewasa, dan penuh rasa hormat.