Kembali Mengintensifkan Kampanye Vaksinasi Polio
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, menyampaikan bahwa kampanye vaksinasi polio perlu kembali diintensifkan. Hal ini dilakukan karena pada masa pandemi covid-19, terjadi penurunan signifikan dalam angka vaksinasi. Penurunan tersebut berdampak pada munculnya kembali kasus penyakit polio yang sebelumnya telah berhasil diberantas.
“Kita melakukan kampanye vaksinasi polio karena setelah masa pandemi, angka imunisasi menurun. Hal ini menyebabkan munculnya kembali penyakit yang sebenarnya sudah selesai. Di Indonesia ditemukan ada 49 kasus,” ujar Wagub saat menghadiri acara World Polio Day 2025, yang diselenggarakan oleh Rotary Club District 3420 dan District 3410 di Awanncosta, POJ City, Kota Semarang.
Taj Yasin menjelaskan bahwa turunnya tingkat vaksinasi polio selama pandemi covid-19 pada tahun 2020 hingga 2022 juga menjadi penyebab munculnya kasus polio di Jawa Tengah pada tahun 2023. Pada tahun itu, ditemukan satu kasus di Kabupaten Klaten, yaitu pada anak usia 6 tahun.
“Jawa Tengah tahun lalu memiliki satu kasus. Meskipun jumlahnya hanya satu, polio adalah penyakit yang menular. Oleh karena itu, kita harus tetap melakukan skrining polio dengan cara imunisasi dan vaksinasi anak-anak,” jelasnya, yang hadir mewakili Gubernur Ahmad Luthfi.
Untuk itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan apresiasi terhadap gerakan Rotary Club District 3420 dan 3410 yang menyelenggarakan World Polio Day 2025. Dalam acara tersebut juga dilakukan vaksinasi serentak kepada anak-anak se-Indonesia.
“Ini menjadi kesadaran bersama antara pemerintah dan penggerak seperti Rotary Club. Kami mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan imunisasi atau vaksinasi,” ujarnya.
Skrining dan vaksinasi akan diintegrasikan dengan program dokter spesialis keliling (Speling), yang diterjunkan ke desa-desa se-Jawa Tengah. Tujuan dari integrasi ini adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih lengkap kepada masyarakat.
“Bisa nanti kita integrasikan dengan Speling. Namun, ada masa tertentu untuk vaksinasi atau imunisasi kepada bayi, yaitu pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Ini harus kita antisipasi,” jelasnya.
Langkah-Langkah untuk Meningkatkan Imunisasi
-
Peningkatan Kesadaran Masyarakat: Masyarakat perlu diberikan pemahaman tentang pentingnya vaksinasi, terutama bagi anak-anak. Edukasi melalui media dan komunitas dapat membantu meningkatkan partisipasi masyarakat.
-
Kolaborasi dengan Organisasi Lokal: Kerja sama dengan organisasi seperti Rotary Club sangat penting dalam memperluas cakupan vaksinasi. Keterlibatan aktif masyarakat lokal dapat mempercepat proses imunisasi.
-
Integrasi dengan Program Kesehatan Daerah: Memasukkan vaksinasi polio ke dalam program kesehatan daerah seperti Speling akan memastikan akses yang lebih mudah bagi masyarakat di daerah terpencil.
-
Pemantauan Berkala: Pemerintah perlu melakukan pemantauan berkala terhadap angka vaksinasi dan kasus polio untuk mengetahui efektivitas program dan mengambil tindakan cepat jika diperlukan.
Peran Pemerintah dalam Mencegah Penyebaran Polio
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tidak hanya bertindak sebagai pengawas, tetapi juga sebagai pelaku utama dalam upaya pencegahan penyebaran polio. Melalui berbagai inisiatif dan program, pihaknya berkomitmen untuk memastikan bahwa semua anak mendapatkan vaksinasi yang tepat dan sesuai dengan usia mereka.
Selain itu, pemerintah juga berupaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan di tingkat daerah. Dengan memperkuat infrastruktur kesehatan dan melibatkan tenaga medis yang memadai, diharapkan dapat menciptakan sistem pelayanan kesehatan yang lebih efisien dan merata.
Tantangan dan Solusi dalam Vaksinasi Polio
Meskipun ada banyak langkah yang telah diambil, masih terdapat beberapa tantangan dalam upaya pencegahan polio. Salah satunya adalah ketidakmerataan akses layanan kesehatan antar daerah. Beberapa wilayah masih kesulitan dalam mendapatkan vaksin dan tenaga medis yang cukup.
Untuk mengatasi hal ini, pemerintah dan organisasi swasta perlu bekerja sama dalam memperluas jangkauan vaksinasi. Selain itu, pendidikan dan edukasi masyarakat tentang pentingnya vaksinasi juga perlu ditingkatkan agar masyarakat lebih sadar akan risiko penyakit polio.
Dengan kolaborasi yang kuat dan komitmen yang tinggi, diharapkan penyakit polio dapat sepenuhnya diberantas dan tidak lagi muncul kembali di masa depan.







