Indeks Wall Street Menunjukkan Pergerakan Bervariasi
Pada perdagangan Selasa (19/8), indeks Wall Street ditutup dengan pergerakan bervariasi. Hal ini terjadi setelah sektor teknologi mengalami penurunan tajam, terutama setelah saham Nvidia dan beberapa produsen chip besar mengalami penurunan. S&P 500 turun sebesar 0,59% menjadi 6.411,37, sedangkan Nasdaq Composite melemah hingga 1,46% ke level 21.314,95. Di sisi lain, Dow Jones Industrial Average hanya naik tipis sebesar 10,45 poin atau 0,02% menjadi 44.922,27. Pada sesi tersebut, indeks ini sempat mencetak rekor tertinggi intraday berkat lonjakan saham Home Depot.
Penurunan Saham Teknologi Besar
Saham-saham teknologi yang memiliki kapitalisasi pasar besar juga mengalami penurunan. Nvidia turun sebesar 3,5%, AMD terkoreksi hingga 5,4%, dan Broadcom turun sebesar 3,6%. Di antara saham-saham tersebut, Palantir menjadi yang paling terpuruk dengan penurunan lebih dari 9%. Selain itu, saham Tesla, Meta, dan Netflix juga ikut terpuruk.
Investor Tunggu Laporan Ritel dan Kebijakan The Fed
Wall Street kembali menunjukkan gejolak pada hari ini, dengan investor menantikan laporan ritel dan kebijakan The Fed. Sebelumnya, indeks Wall Street ditutup stagnan akibat melemahnya prospek The Fed dalam memangkas suku bunga. Namun, di tengah situasi ini, indeks S&P 500 dan Nasdaq berhasil mencetak rekor selama dua hari berturut-turut.
Pandangan dari Para Ahli Investasi
Jayson Bronchetti, kepala investasi Lincoln Financial, mengatakan bahwa transaksi terkait AI tidak mengalami penurunan signifikan, melainkan sedang memasuki fase jeda setelah lonjakan Nasdaq lebih dari 40% sejak April. Ia menilai hal ini wajar karena pasar sedang menyesuaikan diri dengan data ekonomi terbaru dan kebijakan The Fed yang diantisipasi.
Bronchetti menambahkan bahwa modal investor mulai bergeser ke perusahaan-perusahaan di berbagai sektor yang mampu memanfaatkan teknologi AI. Menurutnya, pergeseran ini dapat menjadi dasar pertumbuhan pasar yang lebih stabil dan berkelanjutan. Meskipun fluktuasi jangka pendek kemungkinan terjadi, ia yakin pasar akan tetap berkembang.
Performa Saham Home Depot dan Harapan Investor
Saham Home Depot naik sebesar 3% setelah mempertahankan proyeksi tahunannya, meskipun laba kuartal kedua berada di bawah perkiraan. Investor kini menunggu laporan kinerja dari Lowe’s, Target, dan Walmart akhir pekan ini untuk melihat kondisi konsumen di tengah ketidakpastian inflasi dan kebijakan perdagangan AS.
Perhatian pada Pidato Ketua Federal Reserve
Di sisi lain, perhatian pasar juga tertuju pada pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell dalam simposium tahunan di Jackson Hole, Wyoming, pekan ini. Berdasarkan data CME FedWatch, pasar memperkirakan peluang sebesar 85% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan September mendatang.
Stephen Schwartz, mitra pendiri Pioneer Financial, menilai pidato Powell berpotensi menjadi titik balik pasar dengan memberi sinyal pemangkasan suku bunga. Menurutnya, pasar masih punya ruang untuk tumbuh pada paruh kedua 2025, seiring investor mulai memperhitungkan proyeksi laba 2026 yang diperkirakan membaik dengan ekspektasi suku bunga lebih rendah dan kebijakan tarif yang lebih jelas.
“Yang diperkirakan akan membaik berkat potensi suku bunga yang lebih rendah dan kejelasan kebijakan tarif yang lebih baik,” ujarnya.