Konferensi Pers WAMI: Transparansi Royalti dan Keterbatasan yang Diungkap
Setelah menunggu hampir dua setengah jam, konferensi pers di kantor Wahana Musik Indonesia (WAMI) yang berada di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan akhirnya dimulai. Pada hari Selasa, 19 Agustus 2025, Adi Adrian selaku Presiden Direktur WAMI masuk dengan pakaian jaket cokelat, tampak tenang namun siap menghadapi pertanyaan dari awak media.
Dalam menyampaikan pernyataannya, Adi beberapa kali melihat ke arah kertas rilis pers yang telah disiapkan. Namun, ia akhirnya melepaskan dokumen tersebut ketika sesi tanya jawab dimulai. Salah satu topik utama yang menjadi fokus adalah transparansi WAMI terkait royalti yang diterima oleh para musisi. Berikut penjelasan lengkapnya.
1. WAMI Tidak Bisa Membongkar Nominal Royalti yang Diterima Musisi
Sejak kasus royalti melibatkan banyak musisi ternama Indonesia, masyarakat dan netizen semakin penasaran dengan besaran nominal yang diterima para musisi. Tanpa keraguan, Adi menjelaskan bahwa pihaknya terikat pada aturan kerahasiaan data. Kertas yang sebelumnya ia baca kini digantungkan di tangan, sambil berbicara dengan jelas.
“Kita kan pelajari tentang ini ya, ada kerahasiaan data ya. Jadi, teman-teman, kita terus terang kemarin itu ingin memamerkan, ngasih tahu distribusi itu berapa,” ujarnya dalam konferensi pers tersebut.
2. WAMI Hanya Bisa Mempublikasikan Data Royalti Jika Diberi Izin oleh Musisi
Perihal angka ratusan juta yang didapatkan Melly Goeslaw, WAMI baru bisa mempublikasikannya setelah mendapat izin dari sang musisi. Adi menjelaskan bahwa pihaknya tidak bisa secara sepihak membocorkan angka yang tercantum dalam setiap pendistribusian. Ia terlihat sibuk mengarahkan pandangan ke awak media yang hadir.
“Makanya itu kita minta izin sama orang-orang, sama teman-teman. Yang ngasih izin itu Teh Melly ngasih izin. Makanya waktu itu kita berani mem-publish bahwa Teh Melly terima uang 500 juta di distribusi pertama, abis itu 200-an juta di distribusi kedua,” tambahnya, yang memicu reaksi kaget dari awak media yang hadir.
3. WAMI Merasa Gregetan Saat Membicarakan Royalti Ari Lasso
Dengan nada setengah bercanda namun tetap serius, Adi mengungkapkan rasa gemasnya saat membahas nominal royalti yang diterima oleh Ari Lasso. Ia mengaku ingin sekali membocorkannya di depan media, seolah ingin membantah berbagai spekulasi yang beredar.
“Ada aturan itu, kita terikat sama itu. Jadi kalau aturan seperti itu, kita senang banget bisa ngasih tahu aturan distribusi kita, distribusi kita sudah berapa, orangnya seperti apa. Kita senang banget gitu. Tapi kita belum boleh. Itu hal yang besar, data pribadi. Ini aja tadi untuk menyampaikan, ini saya gregetan ngomong. AL itu…,” katanya sambil mengangkat tangan ke udara dan berusaha menyampaikan maksudnya.
“Udah, udah, udah. Entar kelepasan, lagi,” sahut salah satu tim WAMI.
Adi tertawa sebelum melanjutkan, “Kita gini, deh. Ini kami terikat profesionalisme di sini. Tapi gimana pun kami berusaha nerangin.”
Masih Ada Kritik Terhadap WAMI
Hingga saat ini, kritik terhadap WAMI masih deras mengalir, baik dari masyarakat maupun para musisi dalam negeri. Isu transparansi dan distribusi royalti yang belum mereda membuat lembaga ini terus berada di bawah sorotan. Bahkan, desakan untuk dilakukan audit terbuka pun semakin kencang terdengar. Meski begitu, WAMI menyatakan kesiapannya jika sewaktu-waktu sistem keuangan mereka harus ditelusuri lebih dalam.
Beberapa isu lain yang juga sempat muncul antara lain laporan royalti Ari Lasso yang direvisi dan penyangkalan terkait jumlah royalti yang diterimanya. Dengan berbagai peristiwa ini, WAMI tetap berupaya menjaga kredibilitasnya sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas pengelolaan hak cipta musik di Indonesia.