Warga Gaza Shalat Tarawih di Reruntuhan Masjid yang Hancur Akibat Bom ‘Israel’

admin 127 Views
5 Min Read

InfoMalangRaya.com—Puluhan warga Palestina di Gaza melaksanakan shalat di hari pertama Ramadhan, di tengah reruntuhan masjid yang terkena serangan udara ‘Israel’ beberapa hari lalu.
Berdiri dalam barisan di depan pemimpin shalat dengan tangan terlipat, para pria Palestina memasuki bulan puasa yang belum pernah mereka alami sebelumnya.
Banyak dari mereka yang tidak menghadiri shalat turun ke jalan mencari makanan apa pun yang bisa mereka temukan untuk keluarga mereka yang tinggal di kamp-kamp darurat di seluruh wilayah yang dilanda perang.
“Saya berharap pesawat-pesawat itu mengebom saya dan saya mati,” kata Zaki Hussein Abu Mansur, yang pernah menjadi pemilik rumah yang ia bangun untuk keluarganya di Khan Yunis – tempat pasukan penjajah ‘Israel’ terlibat dalam operasi darat melawan kelompok pejuang Hamas.  

“Lebih baik mati daripada menjalani hidup ini,” kata pria berusia 63 tahun itu kepada AFP.
“Terkadang kita melihat barang-barang yang kita perlukan ada di pasar, tapi kita tidak bisa membelinya.”
Perampasan adalah hal biasa di Gaza pada Ramadhan ini. Pasar-pasar di Rafah kekurangan bahan makanan dan hanya sedikit toko yang menjual qatayef, makanan penutup yang biasanya dijual selama bulan Ramadhan.

فلسطينيون يقيمون صلاة التراويح على انقاض مسجد الفاروق المدمر في مدينة رفح جنوب قطاع غزة pic.twitter.com/rkh3HwIK2d— حسن اصليح | Hassan (@hassaneslayeh) March 10, 2024

Lampu-lampu terang dan dekorasi yang biasanya menghiasi jalan-jalan selama bulan puasa tidak terlihat sama sekali, meskipun beberapa kios memajang lentera Ramadhan.
“Kami bahkan tidak mampu membeli sayur-sayuran, apalagi buah-buahan,” kata Maisa al-Balbissi, seorang pengungsi berusia 39 tahun dari Gaza utara dan sekarang berlindung di Rafah.
“Semuanya terlalu mahal. Anak-anak saya dan saya tidak mampu membeli apa pun. Harga barang-barang paling sederhana pun meroket,” kata ibu dua anak ini kepada AFP di tendanya.
‘Jangan merasakan kegembiraan’
Warga Palestina merayakan Ramadhan tahun ini di tengah serangan brutal dan invasi yang dilancarkan ‘Israel’. Bagi mereka yang terpaksa tinggal di kamp pengungsi yang penuh sesak, kenyataan suram berupa kekurangan pangan dan kondisi hidup yang tidak higienis telah mengurangi suasana perayaan bulan suci ini.
Menurut PBB, sekitar 1,5 juta orang mencari perlindungan di Rafah, sebagian besar tanpa akses terhadap makanan, air, dan obat-obatan.
“Saya menderita diabetes, tekanan darah tinggi, dan masalah jantung,” kata Abu Mansur, menggambarkan perjuangannya sehari-hari untuk menemukan obat-obatan.
“Saya tidak bisa makan makanan kaleng,” ujarnya.
Meskipun penjajah ‘Israel’ dan Mesir telah lama memblokade Gaza, pada tahun-tahun sebelumnya barang-barang yang dibutuhkan untuk Ramadhan masih tersedia.
“Ramadhan kali ini berbeda dengan tahun lalu ketika segala sesuatu yang berhubungan dengan Ramadhan tersedia – baik itu listrik, makanan, air,” kata Abdelrahman Ashur, 19.
“Tidak ada lagi yang tersedia. Kami tidak merasakan kegembiraan itu. Setiap Ramadhan kami biasanya berada di rumah dan sekarang kami duduk di tenda-tenda yang kami bangun dengan tangan kami sendiri.”

المشاهد الموجعة في شمال غزة لا تنتهي ..خلال التغطية وجدت هذا الطفل يجمع بقايا البطاطا التي لا تصلح للأكل لعلها تسدُّ جوع أسرته!هؤلاء الأطفال كبروا على الوجع وتحملوا مسؤولية الحصول على الطعام لهم ولعوائلهم! pic.twitter.com/baMI7xdWb2— أنس الشريف Anas Al-Sharif (@AnasAlSharif0) March 6, 2024

‘Ujian Sesungguhnya akan Datang

Dakwah Media BCA – Green

Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/

Saat matahari terbit di hari pertama Ramadhan, asap akibat serangan udara terlihat di Rafah.  Awni Al Kayyal, 50, mengatakan dia melihat ambulans membawa mayat begitu dia bangun.
“Awal Ramadhan sangat menyedihkan dan diselimuti kegelapan, dengan bau darah dan bau busuk di mana-mana… Saya terbangun di tenda saya dan mulai menangis melihat situasi kami,” katanya kepada AFP.
Pada Ahad malam, jamaah melaksanakan shalat magrib di Masjid Al-Hadi, yang rusak akibat serangan penjajah.
Lengkungan klasik Islaminya kini terkelupas dan retak, sementara tiang beton yang menopang langit-langit di dalamnya sangat miring.
Menurut kantor pers pemerintah Gaza, pasukan ‘Israel’ telah menargetkan lebih dari 500 masjid sejak awal perang, dan 220 di antaranya hancur.
Sementara itu, di Yerusalem timur yang diduduki, kekhawatiran akan bentrokan selama Ramadhan terjadi di kalangan warga Palestina.
Setiap tahun, puluhan ribu umat Islam melaksanakan shalat Ramadhan di Masjid Al Aqsha, situs tersuci ketiga dalam Islam.
Tahun ini Hamas menyerukan “rakyat kami” untuk memobilisasi dan bergerak menuju Al Aqsha sejak awal Ramadhan.
“Untuk saat ini kurang lebih sepi. Kita lihat nanti pada hari Jumat,” kata Ali, warga Kota Tua, merujuk pada shalat Jumat, saat jemaah dalam jumlah besar berkumpul di masjid. “Itu akan menjadi ujian sesungguhnya,” katanya.*

Share This Article
Leave a Comment