InfoMalangRaya.com – Pemukim ‘Israel’ melancarkan serangan dan kekerasan terhadap warga Palestina di dekat kota Nablus, Tepi Barat yang diduduki dengan membakar gedung dan kendaraan mereka.
Pada Rabu pagi, kru pemadam kebakaran dan pertahanan sipil Palestina mendapatkan panggilan ke bagian timur dan selatan kota setelah amukan pemukim ‘Israel’.
Di Huwwara dan Beit Furik, Nablus para pemukim membakar total dua rumah, tiga kendaraan dan sebuah toko kelontong.
Tak lama setelah serangan pembakaran di Beit Furik, media lokal melaporkan bahwa pasukan ‘Israel’ menyerbu lingkungan al-Dhubat di kota itu, bentrok dengan warga Palestina di daerah tersebut.
Di Huwwara, para pemukim menyerang beberapa rumah yang berada di bawah perlindungan pasukan ‘Israel’, menurut kesaksian setempat.
Nahi Hanneneh, Walikota Beit Furik, mengatakan kepada Middle East Eye bahwa puluhan pemukim bertopeng dari pemukiman Itamar di dekatnya menyerang bagian barat kota itu, khususnya rumah-rumah milik penduduk setempat, Muhammad Rebhi Adel Hanneneh dan saudara laki-lakinya, Omar.
“Serangan-serangan [pemukim] ini telah meningkat selama dua hingga tiga minggu terakhir, menjadikan ini kali ketiga berturut-turut pemukim Itamar membakar mobil,” ujar walikota, seraya menambahkan bahwa dua minggu yang lalu, para pemukim tersebut membakar kebun dan mobil.
Muhammad Rebhi Ali Shadeh, yang tinggal di daerah tersebut, mengatakan kepada MEE bahwa pada pukul 4 pagi, para pemukim membakar sebuah truk kargo dan menyerang rumahnya, membakar sebuah mobil lain di samping sebuah toko kelontong.
Shadeh mengatakan bahwa beberapa orang di dalam rumah terjaga karena warga telah mengatur jam tidur sebagai langkah keamanan sejak 7 Oktober.
“Mereka mulai melempari kami dengan batu-batu besar, dan saya keluar rumah dan bentrok dengan mereka,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa ia menyimpan satu tangki penuh batu untuk melindungi mereka.
“Mereka ingin kami meninggalkan negara ini… Serangan-serangan ini, Anda tidak bisa menghindarinya. Tapi kami siap menghadapi mereka.”
Meningkatnya kekerasan pemukim
Selama bertahun-tahun, kekerasan pemukim menjadi fenomena yang mengkhawatirkan di Tepi Barat yang diduduki, di mana sebagian besar wilayahnya berada di bawah kendali sipil dan militer ‘Israel’.
Namun sejak perang di Gaza meletus, perampasan tanah dan serangan kekerasan yang bertujuan untuk memaksa warga Palestina meninggalkan rumah mereka telah meningkat. Serangan-serangan tersebut bertepatan dengan pembatasan pergerakan yang membuat warga Palestina tidak dapat mengakses kota dan desa.
Daerah Beit Furik telah diserbu oleh pemukim ‘Israel’ bulan lalu, dengan tentara memblokir jalan di sekitar kota dan berjaga-jaga selama serangan pemukim, menurut media lokal.
Sementara itu, Huwwara telah menyaksikan amukan rutin oleh para pemukim, yang pada awal tahun ini membakar kendaraan dan menyalakan api unggun di kota tersebut.
Daerah tersebut juga menjadi pusat serangan pemukim pada Februari tahun lalu, di mana satu orang Palestina terbunuh dan sekitar 400 orang terluka. Serangan tersebut mengakibatkan mobil, bangunan dan rongsokan hangus terbakar.
Sebuah laporan dari International Crisis Group pada bulan September menemukan bahwa telah terjadi 1.000 serangan pemukim sejak Oktober 2023, yang menyebabkan 1.300 orang Palestina terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Kanada, dan Australia, baru-baru ini menjatuhkan sanksi terhadap para pemukim ekstremis.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, mengatakan pada bulan Agustus bahwa para pemukim Israel membahayakan “peluang perdamaian” dan meminta pemerintah Israel untuk “menghentikan tindakan yang tidak dapat diterima ini dengan segera.”