InfoMalangRaya.com—Ribuan warga dari berbagai suku Provinsi Al-Jawf turun ke jalan pada Jumat (3 Oktober 2025), memenuhi 52 lapangan di berbagai distrik untuk menegaskan penolakan terhadap konspirasi Zionis-Amerika serta meneguhkan dukungan bagi perjuangan rakyat Gaza hingga kemenangan diraih.
Massa dari berbagai suku, termasuk Himdan dan Al-Hazm, mengecam keras kejahatan kelaparan dan pembantaian yang dilakukan pasukan penjajah ‘Israel’ terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Di sejumlah distrik seperti Al-Hamidah, Al-Maslub, Al-Ghayl, Al-Khalq, dan Al-Sayl, warga menggelar pawai menentang kebijakan tirani yang berusaha melucuti senjata perlawanan dan mengubah identitas Timur Tengah.
Para peserta menyerukan kepada negara-negara Arab dan Islam untuk meneladani sikap Presiden Kolombia yang dengan berani memutus hubungan diplomatik dengan penjajah ‘Israel’, serta menegaskan bahwa Amerika Serikat adalah wajah lain dari Zionisme.
Tekanan Pemerintah Donald Trump terhadap Pejuang Palestina
Diketahui, pemerintahan Donald Trump Kembali menekan kelompok perlawanan Palestina, terutama Hamas, agar menerima rencana damai yang disusunnya bersama sejumlah negara Barat.
Dalam pernyataannya pada awal Oktober 2025, Trump memberikan tenggat waktu hingga Ahad (5/10/2025) malam bagi pejuang Hamas untuk menyetujui proposal tersebut atau menghadapi “konsekuensi militer yang belum pernah terlihat sebelumnya.”
Rencana itu mencakup gencatan senjata sementara, pembebasan sandera ‘Israel’, dan pembentukan pemerintahan teknokrat di Gaza di bawah pengawasan internasional.
Meski Trump menekan agar penjajah ‘Israel’ menghentikan serangan udara demi membuka ruang negosiasi, pengeboman tetap terjadi di beberapa wilayah Gaza.
Hamas menyatakan bersedia membebaskan seluruh sandera sebagai bagian dari pertukaran yang diusulkan, menolak keterlibatan asing, namun sejauh ini tidak menjawab tuntutan pelucutan senjata.
Banyak pihak internasional menilai langkah Trump ini bisa menjadi momentum baru menuju gencatan senjata permanen, walau sebagian masyarakat Palestina memandangnya sebagai upaya politik sepihak yang menguntungkan Zionis ‘Israel’.
Jumlah Korban Genosida ‘Israel’ di Gaza
Menurut laporan terbaru Kementerian Kesehatan Gaza per awal Oktober 2025, jumlah korban tewas akibat genosida ‘Israel’ sejak 7 Oktober 2023 telah melampaui 67.000 jiwa, sementara lebih dari 168.000 orang luka-luka.
Sebagian besar korban merupakan perempuan dan anak-anak, dengan ribuan lainnya masih tertimbun di bawah reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan udara dan artileri.
Lembaga kemanusiaan internasional memperingatkan bahwa angka korban sebenarnya bisa jauh lebih tinggi karena banyak kematian tidak tercatat, terutama akibat kelaparan, penyakit, dan runtuhnya sistem kesehatan.
PBB dan lembaga HAM global menyerukan penyelidikan independen terhadap dugaan kejahatan perang ‘Israel’ di Gaza, sementara seruan gencatan senjata permanen terus menggema dari berbagai penjuru dunia Islam dan komunitas internasional.*