Tren Wisata Murah yang Menyimpan Risiko
Menjelang musim liburan, minat masyarakat untuk mencari paket wisata dengan harga terjangkau kembali meningkat. Namun, di balik antusiasme tersebut, muncul risiko baru yang perlu diperhatikan: penipuan digital berkedok agen perjalanan resmi. Fenomena ini semakin marak seiring dengan meningkatnya aktivitas transaksi online di sektor pariwisata.
Banyak calon pelancong tertarik pada promo wisata dengan harga yang sangat murah, tanpa menyadari bahwa mereka justru menjadi target para pelaku kejahatan siber. Hal ini menunjukkan pentingnya kewaspadaan dan pemahaman yang lebih dalam mengenai modus penipuan yang kini semakin canggih.
Modus Penipuan yang Mengancam
Hendri Yapto, Chief Operations Officer Dwidayatour, menjelaskan bahwa salah satu modus penipuan yang sering ditemui adalah penggunaan nama rekening palsu yang mirip dengan perusahaan resmi. Bahkan, ada pelaku yang membuat akun virtual account (VA) dengan nama penerima hampir sama dengan brand terpercaya. Hal ini bisa membingungkan konsumen yang tidak hati-hati.
“Kami prihatin melihat banyak konsumen tertipu oleh oknum yang mencatut nama kami. Penipuan ini seringkali baru disadari setelah pembayaran dilakukan dan konfirmasi keberangkatan tidak kunjung datang,” ujar Hendri menanggapi fenomena ini.
Bentuk Penipuan yang Semakin Canggih
Tidak hanya melalui brosur palsu, para pelaku kini menggunakan berbagai cara seperti situs web tiruan, akun media sosial palsu, dan promosi menarik yang dibagikan melalui grup WhatsApp atau iklan media sosial. Mereka juga memanfaatkan platform transaksi online untuk membuat ilusi bahwa pembayaran dilakukan ke pihak resmi.
Celakanya, kerugian yang dialami bukan hanya berupa uang, tetapi juga trauma psikologis. Banyak orang merasa kecewa ketika rencana liburan yang telah direncanakan matang gagal total.
Tips untuk Mencegah Penipuan
Untuk menghindari jadi korban, masyarakat diimbau melakukan verifikasi menyeluruh sebelum melakukan transaksi perjalanan. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Pastikan domain yang digunakan benar dan tidak menyerupai situs tiruan. Hanya kunjungi situs resmi jika ingin memesan akomodasi liburan.
- Verifikasi akun media sosial dan kontak resmi. Gunakan link dari situs resmi untuk menuju akun media sosial. Akun-akun terpercaya biasanya aktif, terverifikasi, dan mencantumkan nomor kontak resmi.
- Untuk memastikan keaslian promo, kunjungi kantor cabang resmi yang daftarnya bisa ditemukan di situs utama.
- Hindari melakukan pembayaran ke rekening pribadi. Daftar rekening resmi dapat dicek melalui laman masing-masing penyedia akomodasi perjalanan. Atau, alternatif lainnya, cek histori rekening melalui situs Kominfo: https://cekrekening.id.
Perlu Literasi Digital yang Lebih Baik
Lonjakan minat terhadap wisata digital, termasuk booking hotel, tiket pesawat, dan paket liburan melalui aplikasi, telah menciptakan pasar yang rentan terhadap kejahatan siber. Tidak hanya agen perjalanan, pelaku penipuan juga sering mengincar sektor lain seperti hotel, transportasi, hingga layanan visa.
Situasi ini memperkuat pentingnya literasi digital di kalangan masyarakat. Memahami cara kerja penipuan, mengenali tanda-tanda kejanggalan, dan tidak tergiur iming-iming harga ‘promo kilat’ yang tak wajar adalah langkah awal untuk menciptakan ekosistem wisata yang lebih aman.
Kesimpulan
Liburan memang penting, tetapi keamanan finansial dan kenyamanan perjalanan jauh lebih utama. Di era digital, kehati-hatian adalah bagian dari perencanaan liburan. Jangan sampai perjalanan impian berujung penyesalan karena tergoda promo palsu. Dengan kewaspadaan dan pemahaman yang cukup, masyarakat dapat menikmati liburan dengan tenang dan aman.