InfoMalangRaya, Indonesia – From zero to hero. Begitulah kisah Wojciech Szczesny pada musim lalu. Baru sebentar menikmati masa pensiun, dia direkrut Barcelona setelah Marc-Andre ter Stegen cedera parah. Hebatnya, dia tampil apik dan jadi kiper andalan. Dia berperan besar dalam kesuksesan El Barca menjuarai LaLiga, Copa del Rey, dan Supercopa de Espana.
Sudah barang tentu, sangat pantas bila Szczesny berterima kasih banyak kepada sosok Hansi Flick. Berkat pelatih asal Jerman itu, dia kembali mengemuka. Namun, di balik itu, kiper senior asal Polandia tersebut mengaku tersiksa oleh gaya main yang diusung Flick di Barcelona. Dia merasa tidak sreg karena terlalu menyerang dan melupakan pertahanan.
“Ini bukan sepak bolaku. Aku sangat menghargai yang telah dilakukan Barcelona tahun ini dan sangat asyik menonton dari lapangan, tapi ini bukan sepak bolaku,” urai Wojciech Szczesny dalam sinir di kanal YouTube Foot Truck seperti dikutip InfoMalangRaya dari Sport1. “Tim ini dapat mengidentifikasi bahaya pada momen-momen berbeda dan tak bermain secara sama dalam 90 menit.”
Eks kiper Arsenal dan Juventus itu menambahkan, “Ketika kami unggul 4-0, para pemain bersemangat membuat skor 5-0 dan melupakan segalanya. Itu menyakitkan bagiku. Seorang penjaga gawang juga ingin tetap clean sheet. Para pemain ingin terus mencetak gol, bergembira. Namun, sebagai kiper, itu situasi yang sulit bagiku.”
Wojciech Szczesny Kerap Kebobolan Banyak Gol
Keluhan Wojciech Szczesny bukan tanpa alasan. Dalam 30 pertandingan di semua ajang bersama Barcelona musim lalu, dia hanya mengemas 14 clean sheet. Bagi dia, itu terlalu sedikit karena El Barca adalah klub yang sangat dominan di LaLiga. Sudah begitu, gawangnya pun cukup sering kebobolan banyak gol.
Dari 30 pertandingan, 7 kali gawang Szczesny kebobolan lebih dari 2 gol. Bahkan, 3 kali gawangnya kebobolan 4 gol. Itu terjadi saat menang 5-4 atas Benfica dan kalah 3-4 dari Inter Milan di Liga Champions serta imbang 4-4 dengan Atletico Madrid di Copa del Rey. Sisanya, 3 gol dijejalkan Real Madrid, Celta Vigo, Borussia Dortmund, dan lagi-lagi Inter Milan.
Persentase kebobolan lebih 2 gol yang mencapai 23,33 persen itu sangat jauh dibanding saat dia membela Juventus. Faktanya, dalam 252 partai di semua ajang bersama I Bianconeri, Szczesny hanya 19 kali mengalami hal tersebut. Itu hanya 7,54 persen dari total penampilannya. Memang sangat kontras.
Hal itu memang tak terlepas dari filosofi sepak bola Hansi Flick. Sejak di Bayern Munich prinsipnya adalah mencetak gol lebih banyak dari lawan. Hasilnya, tim memang mencetak banyak gol dan kerap menang besar, tapi tak terlalu sering clean sheet. Meskipun demikian, Szczesny tak bisa mengeluh. Dia berseloroh, “Aku tak bisa mengkritik itu karena yang telah kami lakukan tahun ini sungguh luar biasa.”