Penilaian Riset Indostrategi Terhadap Kinerja Pemerintahan Prabowo-Gibran
Laporan riset yang dirilis oleh lembaga survei Indostrategi menunjukkan bahwa penciptaan lapangan kerja menjadi bidang dengan skor terendah selama setahun pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Direktur riset Indostrategi, Ali Noer Zaman, menjelaskan bahwa bidang ini hanya mendapatkan skor 2,65 dari delapan bidang yang dievaluasi selama periode tersebut.
Menurut Ali, pemberantasan korupsi menjadi bidang dengan skor tertinggi, yaitu 3,50. Ia menilai bahwa meskipun skor ini masih dalam kategori sedang, namun cenderung menuju ke arah yang baik. Namun, penurunan skor pada bidang penciptaan lapangan kerja disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari luar maupun dalam negeri.
Dari sisi eksternal, kinerja ekspor dan impor barang industri turut memengaruhi rendahnya skor. Situasi internasional seperti penerapan tarif resiprokal oleh pemerintahan Amerika Serikat, perang Rusia-Ukraina, serta pertumbuhan ekonomi global yang masih di bawah 3 persen juga memberikan dampak negatif.
Di dalam negeri, munculnya fenomena PHK (pemutusan hubungan kerja) juga turut berkontribusi terhadap penurunan skor. Selain itu, faktor-faktor lain seperti ketidakstabilan ekonomi dan keterbatasan investasi juga menjadi hambatan dalam menciptakan lapangan kerja baru.
Peringkat Skor Berdasarkan Bidang
Dalam laporan riset tersebut, Indostrategi memberikan peringkat berdasarkan skor untuk berbagai bidang. Berikut adalah urutan peringkatnya:
- Stabilitas politik dan keamanan: Skor 3,16
- Demokrasi dan kebebasan berpendapat: Skor 3,14
- Transparansi dan akuntabilitas pemerintahan: Skor 3,12
- Investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional: Skor 3,09
- Stabilitas harga barang: Skor 3,00
- Penegakan hukum dan HAM: Skor 2,93
Selain itu, bidang penciptaan lapangan kerja menduduki posisi terbawah dengan skor 2,65, sementara bidang lainnya memiliki skor yang lebih tinggi.
Metode dan Pelaksanaan Riset
Riset yang dilakukan oleh Indostrategi dilakukan sejak bulan September hingga 8 Oktober 2025. Dalam prosesnya, lembaga ini melibatkan 424 narasumber dari 34 provinsi yang memiliki latar belakang ahli dari berbagai bidang. Data sekunder juga digunakan sebagai pendukung riset, termasuk data dari media massa yang dianggap akuntabel.
Metode penelitian yang digunakan adalah mix method, yaitu kombinasi antara metode kuantitatif dan kualitatif. Hal ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap dan objektif tentang kinerja pemerintahan Prabowo-Gibran dalam berbagai bidang.
Tanggapan Partai Golkar
Terpisah, politikus senior Partai Golkar, Muhidin Mohamad Said, menyatakan bahwa partainya akan terus mendukung dan mendorong kinerja pemerintahan dalam bidang penciptaan lapangan kerja. Ia menegaskan bahwa jika ada kekurangan dalam bidang ini, Partai Golkar siap bekerja sama dengan pemerintah untuk menggerakkan program-program yang dapat membuka lapangan kerja.
Salah satu contohnya adalah pembangunan dapur umum makan bergizi gratis, yang bisa menciptakan 45 lapangan kerja baru. Muhidin menekankan bahwa program ini akan terus berjalan dengan disertai evaluasi berkala.
Selain itu, Partai Golkar juga berencana untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dengan cara mengoptimalkan hasil produksi komoditi di pedesaan agar dapat diekspor ke negara-negara lain. Menurutnya, jika program ini berjalan normal dan terus-menerus, maka akan menciptakan lapangan kerja baru.
Tantangan dan Harapan
Dalam pemilihan presiden lalu, duet Prabowo-Gibran menjanjikan penciptaan 19 juta lapangan kerja jika terpilih. Namun, berdasarkan Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (IKLK) yang dirilis Bank Indonesia pada Juli lalu, indeks tersebut turun ke zona pesimistis atau berada di bawah angka 100 selama dua bulan berturut-turut.
Ekonom dari Center of Reform on Economic, Yusuf Rendy Manilet, menjelaskan bahwa IKLK di bawah angka 100 menunjukkan bahwa masyarakat merasa ketersediaan lapangan kerja semakin terbatas. Hal ini menjadi tantangan besar bagi pemerintahan Prabowo-Gibran dalam memenuhi janji-janji yang diberikan.
Pemerintahan Prabowo-Gibran akan memasuki usia satu tahun memerintah pada 20 Oktober mendatang. Dalam pemilihan presiden lalu, pasangan ini unggul dari dua pasangan calon lain dengan meraih 96.214.691 suara atau 58,6 persen suara sah nasional.