Bersyukur banyak bermanfaat bagi kesehatan, inilah 7 manfaat bersyukur yang terbukti secara ilmiah
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
InfoMalangRaya.com—Mayoritas dari kita akrab dengan istilah bersyukur atau mensyukuri sesuatu. Sejak keci, kita bahkan telah banyak diajarkan untuk mengucapkan “terima kasih” ketika kita menerima hadiah, atau ketika mendapat bantuan dari seseorang.
Robert Emmons, profesor psikologi dan peneliti rasa syukur di Universitas California, menjelaskan bahwa ada dua komponen kunci dalam mempraktikkan rasa syukur. Pertama, menegaskan hal-hal baik yang telah kita terima, kedua mengakui peran orang lain dalam memberikan kebaikan pada hidup kita.
Dalam Kitab Minhājul ‘Abidīn, Imam al-Ghazali memaknai syukur sebagai bentuk menggunakan nikmat yang diperoleh pada segala hal yang disukai Allah Swt. Karena itu kita dianjurkan bersyukur agar kita bisa menyucikan jiwa, mendorong jiwa untuk beramal shaleh, menjadikan orang ridha, dan dengan bersyukur dapat membuktikan keimanan kita.
Menurut Imam Al-Ghazali, ada beberapa tingkatan orang-orang yang bersyukur; orang-orang awam, orang-orang khawwaṣ, dan orang-orang khawwaṣul khawwaṣ.
Menurut Al-Ghazali, cara syukur yaitu bersyukur dengan hati, bersyukur dengan lisan, dan bersyukur dengan amal perbuatan.
Dalam beberapa dekade terakhir para peneliti mulai menyelidiki manfaat yang kita peroleh dari mengungkapkan rasa syukur dan memberikannya. Dalam sebuah penelitian, peneliti memeriksa otak peserta yang ditanyai seberapa bersyukurnya mereka dalam skenario hipotetis di mana orang asing menyelamatkan nyawa mereka.
Mereka menemukan bahwa, “ketika peserta melaporkan perasaan bersyukur tersebut, otak mereka menunjukkan aktivitas di serangkaian wilayah yang terletak di medial pre-frontal cortex, sebuah area di lobus frontal otak tempat kedua belahan otak bertemu. Area otak ini berhubungan dengan pemahaman sudut pandang orang lain, empati, dan perasaan lega.”
Oleh karena itu, mempraktikkan rasa syukur berpotensi memberikan dampak positif pada kesehatan mental kita seiring berjalannya waktu.
Berikut tujuh manfaat yang terbukti secara ilmiah:
Membuka pintu menuju lebih banyak hubungan
Ucapan “terima kasih” tidak hanya merupakan perilaku yang baik, tetapi menunjukkan penghargaan dapat membantu Anda mendapatkan teman baru, menurut sebuah penelitian tahun 2014 yang diterbitkan di Emotion.
Studi tersebut menemukan bahwa berterima kasih kepada kenalan baru membuat mereka lebih cenderung mencari hubungan yang berkelanjutan. Jadi, baik Anda mengucapkan terima kasih kepada orang asing yang telah membukakan pintu atau mengirimkan ucapan terima kasih kepada kolega yang membantu Anda dalam suatu proyek, mengakui kontribusi orang lain dapat membuka peluang baru dalam hubungan.
Meningkatkan kesehatan fisik
Orang yang bersyukur mengalami lebih sedikit rasa sakit dan nyeri dibanding orang yang jarang bersyukur. Penelitian menunjukkan yang yang sering bersyukur merasa lebih sehat dibandingkan orang lain, demikian penelitian tahun 2012 yang diterbitkan dalam Personality and Individual Differences.
Tak heran, orang yang bersyukur juga cenderung lebih menjaga kesehatannya. Mereka lebih sering berolahraga dan lebih cenderung melakukan pemeriksaan rutin, yang kemungkinan besar akan berkontribusi pada umur panjang.
Meningkatkan Kesehatan Psikologis
Rasa syukur mengurangi banyak emosi beracun, mulai dari rasa iri dan dendam hingga frustrasi dan penyesalan. Robert Emmons, peneliti rasa syukur terkemuka, telah melakukan banyak penelitian tentang hubungan antara rasa syukur dan kesejahteraan.
Penelitiannya menegaskan bahwa rasa syukur secara efektif meningkatkan kebahagiaan dan mengurangi depresi.
Meningkatkan Empati dan Mengurangi Agresi
Orang yang bersyukur lebih cenderung berperilaku prososial, bahkan ketika orang lain berperilaku kurang baik, menurut sebuah studi tahun 2012 yang dilakukan oleh University of Kentucky.
Peserta penelitian yang mendapat peringkat lebih tinggi pada skala rasa syukur cenderung tidak melakukan pembalasan terhadap orang lain, bahkan ketika diberi umpan balik negatif.
Mereka mengalami lebih banyak kepekaan dan empati terhadap orang lain dan berkurangnya keinginan untuk membalas dendam.
Tidur lebih nyenyak
Menulis di buku harian terntang rasa syukur meningkatkan kualitas tidur, menurut sebuah penelitian tahun 2011 yang diterbitkan dalam Applied Psychology: Health and Well-Being. Luangkan waktu 15 menit saja untuk mencatat beberapa perasaan bersyukur sebelum tidur, dan Anda mungkin akan tidur lebih nyenyak dan lebih lama.
Kemampuan diri Meningkat
Sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan dalam Journal of Applied Sport Psychology menemukan bahwa rasa syukur meningkatkan kemampuan diri para atlet, yang merupakan komponen penting dari kinerja optimal. Penelitian lain menunjukkan bahwa rasa syukur mengurangi perbandingan sosial.
Daripada merasa kesal terhadap orang yang punya lebih banyak uang atau pekerjaan yang lebih baik dari kita —yang merupakan faktor utama rendahnya harga diri— orang yang bersyukur lebih bisa menghargai pencapaian orang lain.
Meningkatkan kekuatan mental
Selama bertahun-tahun, penelitian menunjukkan rasa syukur tidak hanya mengurangi stres, tetapi juga berperan besar dalam mengatasi trauma. Sebuah studi tahun 2006 yang diterbitkan dalam Behavior Research and Therapy menemukan bahwa veteran Perang Vietnam yang memiliki tingkat rasa syukur yang lebih tinggi mengalami tingkat gangguan stres pascatrauma yang lebih rendah.
Sebuah studi tahun 2003 yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology menemukan bahwa rasa syukur merupakan kontributor utama terhadap ketahanan setelah serangan gedung WTC pada 11 September 2011. Mengenali semua hal yang harus Anda syukuri — bahkan di saat-saat terburuk sekalipun — justru akan menumbuhkan ketahanan pada diri dan kesehatan Anda.*