InfoMalangRaya.comβPara aktivis Hindu radikal menyerbu sebuah sekolah Katolik di India tengah, menuduh sekolah tersebut tidak menghormati dewa Hindu dan menuntut penyelidikan polisi terhadap kepala sekolahnya seorang biarawati.
Tindakan ini βtampaknya merupakan bagian dari konspirasi yang dirancang dengan baik untuk menargetkan sekolah kami,β kata Suster Sarita Joseph, kepala Sekolah Santa Maria di Deori, Distrik Sagar, Negara Bagian Madhya Pradesh.
Massa berkumpul di gerbang sekolah pada 26 September untuk memprotes dugaan penghapusan sketsa dewa Hindu Ganesha dari papan pengumuman di sekolah itu. Beberapa pengunjuk rasa memaksa masuk ke dalam kantor kepala sekolah dan mulai menanyainya.
Staf sekolah meminta bantuan polisi ketika para demonstran terusΒ menuntut tindakan terhadap kepala sekolah itu dan mencabut pengakuan pemerintah terhadap sekolah tersebut. Sekolah ini dikelola olehΒ Kongregasi Yesus (CJ) di Keuskupan Sagar dari Gereja Siro-Malabar Ritus Timur.
Massa meninggalkan kampus sekolah hanya setelah polisi meyakinkan mereka akan melakukan penyelidikan secara menyeluruh. βItu benar-benar tuduhan palsu,β kata Suster Joseph kepada UCA News, pada 28 September 2023.
Biarawati itu mengatakan polisi mengambil pernyataan dari dia dan anggota staf lainnya tentang dugaan penghapusan sketsa Ganesha. Saat dihubungi, seorang pejabat kepolisian yang merupakan bagian dari penyelidikan, menolak mengungkapkan informasi apa pun.
βSaya tidak bisa menyampaikanΒ apa-apa sekarang karena penyelidikannya belum selesai,β jelasnya.
Suster Joseph mengatakan sekolah itu merayakan hari raya semua agama dan tidak mendiskriminasi siapa pun berdasarkan agama, kasta, atau keyakinan.Β βKami menawarkan pendidikan kepada semua siswa kami secara setara,β katanya.
Daniel John, seorang tokoh Katolik yang tinggal di Bhopal, ibu kota Negara BagianΒ Madhya Pradesh mengatakan kepada UCA News bahwa insiden tersebut βtidak lain hanyalah upaya untuk menodai citra sekolah dan juga komunitas Kristen.β
Negara bagian ini akan mengadakan pemilu lokal pada akhir tahun ini untuk memilih 230 anggota parlemen. βTidak seperti di masa lalu, ini adalah pemilu yang sulit bagi Partai Bharatiya JanataΒ pro-Hindu, yang telah memerintah negara bagian ini selama 18 tahun,β kata John.
Negara bagian ini telah menyaksikan serangkaian insiden serupa terhadap sekolah-sekolahΒ dan institusi Katolik lainnya termasuk gereja di masa lalu.
Para pemimpin Kristen mengatakan kelompok-kelompok pro-Hindu mendaftarkan kasus-kasus palsu terhadap para pemimpin Gereja, termasuk uskup, imam, biarawati, pendeta, dan mereka yang bekerja di lembaga-lembaga Kristen, dengan tuduhan konversi agama.
Para pemimpin Kristen mencurigai adanya strategi yang lebih besar untuk menciptakan perselisihan komunal menjelang pemilu negara bagian itu untuk menyatukan pemilih Hindu dalam mendukung partai yang berkuasa.
Umat Kristen hanya berjumlah 0,29 persen dari lebih dari 72 juta penduduk di Madhya Pradesh.*
Leave a Comment
Leave a Comment