Angka Kelahiran Terendah di Dunia, Korsel Bentuk Kementerian Baru untuk Atasi Krisis Populasi

InfoMalangRaya.com – Korea Selatan mengumumkan akan membentuk sebuah kementerian baru untuk mengatasi krisis populasi yang disebabkan rendahnya angka kelahiran di negara tersebut.
Keputusan ini diungkapkan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol saat berpidato di depan parlemen. Ia bahkan sampai meminta dukungan oposisi dan rakyat untuk meloloskan undang-undang guna membentuk kementerian baru tersebut.
“Untuk mengatasi angka kelahiran yang rendah, yang dapat dianggap sebagai keadaan darurat nasional, kami akan mengerahkan seluruh kemampuan negara,” ujar Presiden Yoon Suk dikutip kantor berita Yonhap pada Kamis (09/05).
Para pejabat prihatin dengan terus menurunnya populasi di negara ini, dengan tingkat kelahiran mencapai titik terendah 0,72 pada tahun 2023.
Apabila tidak segera diatasi, angka kelahiran diperkirakan akan terus menurun hingga 2025 dan dikhawatirkan dapat menyentuh angka 0,65.
Baca juga: Biaya Pemeliharaan Anak Mahal, Wanita Korea Pilih Bekukan Telur
Menurut Institut Kependudukan Semenanjung Korea untuk Masa Depan, populasi Korsel yang aktif secara ekonomi dapat turun hampir 10 juta pada tahun 2044.
Jumlah penduduk berusia 15 sampai 64 tahun, yang mencapai 36,57 juta di tahun 2023, diproyeksikan akan turun menjadi 27,17 juta di tahun 2044, menurut Yonhap, mengutip laporan terbaru dari institut tersebut.
Laporan juga memperingatkan bahwa jumlah kematian juga diperkirakan akan mencapai 746.000 pada tahun 2060, sementara kelahiran diperkirakan hanya 156.000, yang mengakibatkan penurunan populasi alami sebesar 590.000.
Total populasi negara ini adalah 51,71 juta pada tahun 2023, dengan proyeksi penurunan menjadi 39,69 juta pada tahun 2065, menurut laporan tersebut.
Tingkat Kesuburan Rendah dan Populasi Tua
Tingkat kesuburan yang rendah dan semakin banyaknya penduduk tua juga berperan besar dalam krisis populasi Korsel. Melansir Times, pada 2022, Korsel menjadi negara dengan tingkat kesuburan terendah di dunia, yakni 0,78.

Dakwah Media BCA – Green

Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/

Tak hanya karena faktor genetik, kondisi tersebut turut disebabkan karena masyarakat Korsel yang enggan memiliki anak.
Sementara itu, masyarakat Korea Selatan juga disebut-sebut sedang menuju masyarakat super-tua pada tahun 2025. Sekedar informasi, negara dengan masyarakat super-tua adalah saat negara tersebut memiliki proporsi penduduk berusia 65 tahun ke atas mencapai 20 persen dari total populasi.*
Baca juga: Malas Nikah dan Punya Anak, Penduduk Korsel Diprediksi akan Punah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *