Probolinggo (IMR) – Rencana Pemerintah Kota Probolinggo menggelar perayaan Hari Jadi di Stadion Bayuangga menuai kritik keras dari kalangan olahraga. Mereka menilai keputusan tersebut berpotensi merusak sarana latihan vital bagi para atlet muda yang selama ini mengandalkan stadion sebagai pusat pembinaan.
Ketua Askot PSSI Kota Probolinggo, Eko Purwanto, menegaskan langkah Pemkot terkesan ceroboh karena mengabaikan fungsi utama stadion. “Ini jelas keliru, stadion diperuntukkan untuk olahraga bukan panggung hiburan. Kalau sampai digunakan untuk konser, dampaknya bisa fatal, mulai rumput rusak hingga lintasan hancur,” ujarnya, Kamis (28/8/2025).
Eko menambahkan, kerugian yang ditimbulkan tidak hanya bersifat sementara. Perlu biaya besar dan waktu lama untuk mengembalikan kondisi stadion seperti semula. Ia juga menyoroti potensi masalah kebersihan dan keamanan usai acara.
“Kalau ada sampah, paku, kawat atau tusuk sate berserakan, siapa yang mau bertanggung jawab? Pemerintah harus memikirkan konsekuensi teknis, bukan hanya sisi seremonial,” ucapnya.
Penolakan tidak hanya datang dari Askot PSSI. Seluruh klub SSB di Kota Probolinggo juga sudah menyampaikan sikap keberatan secara resmi melalui surat yang dikirimkan jauh sebelum keputusan acara diumumkan.
“Dasarnya jelas, kami menolak karena stadion ini sudah kami kontrak resmi setahun penuh senilai Rp18,5 juta. Masa kontrak berjalan, tapi fasilitas tiba-tiba dialihkan tanpa persetujuan,” tegas Eko.
Menurutnya, undangan rapat dari panitia penyelenggara hanya formalitas belaka. Keputusan final dianggap sudah dibuat tanpa mempertimbangkan masukan dari pihak pengguna stadion.
“Surat wali kota sudah ditandatangani, EO juga sudah ditunjuk, bahkan kontrak acara sudah jalan. Kalau begitu, apa gunanya saya diundang rapat? Itu sama saja dagelan,” katanya dengan nada sinis.
Eko menegaskan, penggunaan stadion untuk kegiatan non-olahraga sangat merugikan atlet. “Kemarin saja atlet sudah kehilangan jadwal latihan, padahal ada Inpres yang menegaskan sepak bola cabang prioritas. Kalau fasilitas yang ada malah dirusak, bagaimana prestasi bisa lahir?” pungkasnya. [ada/beq]