InfoMalangRaya.comβ Banjir besar yang melanda negara bagian Rio Grande do Sul, Brazil, mengakibatkan sedikitnya 75 orang tewas dan lebih dari 100 lainnya masih hilang, kata otoritas setempat hari Ahad (5/4/2024).
Otoritas pertahanan sipil negara bagian itu mengatakan lebih dari 80.000 orang kehilangan tempat tinggal akibat banjir besar di daerah yang berbatasan dengan Uruguay dan Argentina itu.
Presiden Brazil Luiz InΓ‘cio Lula da Silva tiba di Rio Grande do Sul hari Ahad, bersama beberapa menterinya guna mendiskusikan upaya penyelamatan dan perbaikan kerusakan-kerusakan dengan pemerintah setempat, lansir The Guardian.
Hujan badai menghantam hampir dua pertiga dari 497 kota yang terdapat di negara bagian itu, menyebabkan longsor dan banjir, merusak jalan dan jembatan serta putusnya aliran listrik dan air bersih.
Hari Kamis pekan lalu, sebuah bendungan di PLTA yang terletak antara kota Bento Gonçalves dan Cotiporã sebagian ambruk, sementara seluruh bagian kota yang terletak di lembah Sungai Taquari, seperti Lajeado dan Estrela, terendam air.
Sejumlah helikopter terbang terus menerus di atas kota-kota itu guna menyelamatkan keluarga yang terjebak di atap rumah.
Pekan lalu Presiden Lula menggambarkan banjir itu merupakan salah satu yang terbesar yang pernah terjadi di Brazil. βTidak pernah sebelumnya dalam sejarah Brazil terjadi hujan dengan jumlah air sebanyak itu turun di satu lokasi,β kata Luza kepada awak media.
Menurut Brazilian Geological Service, banjir yang terjadi di Rio Grande do Sul melebihi banjir besar yang terjadi pada 1941. Di sejumlah kota tinggi air mencatatkan rekor tertinggi sejak pencatatan dimulai hampir 150 tahun silam.
Dakwah Media BCA β Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Letak geografis Rio Grande do Sul berada di titik pertemuan atmosfer tropis dan polar, sehingga sangat berpeluang mengalami hujan berintensitas tinggi dan kekeringan ekstrem.
Pada bulan September 2023, Rio Grande do Sul dihantam siklon ekstratropis yang menyebabkan banjir dan menewaskan lebih dari 50 jiwa. Siklon itu terjadi setelah selama lebih dari dua tahun kawasan itu mengalami kekeringan berterusan dan mendapatkan hujan sangat sedikit.*