InfoMalangRaya.com—Kabar mengagetkan datang dari Jerman. Laporan terbaru Konferensi Waligereja Jerman (DBK) hari Rabu (28/6/2003) mengatakan jutaan jemaat Katolik telah meninggalkan gereja. Jumlah ini mencatatkan rekor tertinggi pada tahun 2022 lalu.
Sebanyak 522.821 orang pada tahun lalu mengakhiri hubungan resmi mereka dengan gereja. Jumlah ini melampaui rekor yang dipecahkan tahun 2021 yakni 359.338 orang yang meninggalkan Gereja.
Tren ini muncul setelah banyak serangkaian skandal pelecehan anak yang mengguncang gereja di Jerman, dan di tempat lain, demikian lapor Deutsche Welle (DW).
Meskipun semakin banyak orang yang meninggalkan gereja, masih ada 20,94 juta orang, atau kurang dari sekitar seperempat populasi Jerman, yang terdaftar sebagai anggota gereja.
Gereja Terperosok dalam Skandal
DBK tidak memberikan alasan atas rekor jumlah orang yang hengkang sebagai umat terdaftar gereja. Tetapi Irme Stetter-Karp, ketua Komite Pusat Umat Katolik Jerman, sebuah organisasi awam yang berpengaruh, mengatakan dia “sedih tapi tidak terkejut.”
“Gereja telah menyia-nyiakan kepercayaan, terutama sebagai akibat dari skandal pelecehan. Tetapi saat ini juga tidak menunjukkan tekad yang cukup untuk mengimplementasikan visi masa depan kehidupan Kristen di gereja,” imbuhnya.
Baik Katolik maupun Protestan, dua organisasi gereja terbesar di Jerman semakin kehilangan anggotanya. Demikian halnya dengan jurusan teologi di berbagai universitas Jerman.
Apakah Jerman mengalami krisis kepercayaan? Sebuah laporan yang dibuat komisi ditugasi oleh gereja itu sendiri dan diterbitkan pada tahun 2018 menyebutkan, setidaknya 3.677 orang, kebanyakan anak-anak di bawah usia 13 tahun, telah dilecehkan oleh pastor Katolik antara tahun 1946 hingga 2014.
Laporan lain yang diterbitkan pada Januari 2022 menyatakan, mendiang Paus Benediktus XVI telah gagal mencegah pelecehan anak selama menjadi uskup agung München dan Freising dari tahun 1977 hingga 1982.
Sementara pada minggu ini, polisi melakukan penggerebekan lokasi yang terhubung dengan uskup agung Köln, Kardinal Rainer Maria Woelki, atas tuduhan pernyataan palsu yang dia buat terkait dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh anggota klerus.
‘Pajak Gereja’ Jerman
Anggota gereja yang terdaftar di Jerman membayar “pajak gereja”. Besaran pajak gereja antara 8% dan 9% dari pendapatan individu. Pajak ini langsung masuk ke gereja, baik Katolik maupun Protestan.
Hilangnya anggota yang membayar pajak gereja, juga berarti hilangnya dana untuk gereja. Dana ini digunakan untuk memelihara komunitas, bahkan di daerah pedesaan paling terpencil di Jerman.
“Gereja Katolik sedang sekarat menuju kematian yang menyakitkan di depan mata publik,” ungkap Thomas Schüller, seorang ahli hukum kanonik Katolik di Universitas Münster dan pengamat Gereja Katolik Jerman, kepada kantor berita Jerman DPA.
Bukan hanya Gereja Katolik saja yang menderita gelombang hengkangnya umat. Gereja-gereja Protestan arus utama juga mengalami penurunan jumlah pengikut terdaftar. Pada tahun 2022, sekitar 380.000 meninggalkan Gereja Injili Jerman.*