Meski mesir menghadapi inflasi, suasana Ramadhan tetap semarak, warga tetap memuliakan para wafidin, penduduk asing di Negeri Kinanah
InfoMalangRaya.com | RAMADHAN adalah bulan yang mulia, banyak hadits-hadits nabi yang menyebutkan keutamaan dan Fadhilah bulan Ramadhan. Maka tak heran banyak dari kaum muslimin sangat antusias menantikan bulan yang mulia ini.
Begitupun kami, mahasiswa Indonesia yang belajar di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir. Melewati bulan Ramadhan di tanah rantau Mesir ini merupakan pengalaman yang sangat unik dan mengesankan, apalagi soal berbuka puasa.
Ketika Ramadhan tiba, para masyayikh dan warga sekitar berlomba-lomba menyumbangkan sebagian hartanya untuk hidangan dikala berbuka puasa. Meskipun Mesir sekarang dilanda problematika inflasi yang begitu besar, namun hal tersebut tidak meyurutkan semangat mereka untuk berbagi kebahagian dibulan yang mulia ini.
Entah, berbagi tersebut untuk para wafidinΒΒ, istilah Mesir untuk mahasiswa asing di luar mesir atau para jamaah masjid, maka tak heran ada lagu yang mendedangkan βRamadhan fi misr hagah taniyahβ (Ramadhan di Mesir ini ada hajat yang selalu terpenuhi).
Kalau di Indonesia, hidangan tersebut kita kenal dengan Istilah taβjil, maka di Bumi Kinanah ini Β jamuan tersebut dinamakan maidaturrahman, istilah hidangan dari yang maha Rahman yaitu Allah SWT lantaran orang yang Menyumbangkan hidangan tersebut tidak mau menyebutkan namanya secara langsung, konon katanya penamaan ini diambil dari surat Al maidah, dalam surat tersebut Allah SWT menurunkan hidangan untuk nabi Isa dan begitu juga pengikutnya. Untuk lokasinya maidaturrahman ini dapat kita jumpai disudut keramaian dengan tenda tenda kecil, atau di masjid masjid dengan meja yang terbentang begitu luas.
Tentu bagi kami para mahasiswa kesempatan ini tak boleh sedikitpun terlewatkan, selain hidangan yang enak lagi mengenyangkan, dengan adanya maidaturrahman ini dapat menghemat pengeluaran kami sebagai mahasiswa.
Berbagai pengalaman menarik saya dapati ketika pembagian Β maidaturrahman ini, mulai dari seutas senyuman yang menyungging dibibir sampai rasa toleransi dan kasih sayang sesama kaum muslimin.
Biasanya orang Mesir memanggil saya dan mahasiswa Indonesia, βYa shadiq shini, Yalla.β Maksudnya βHai temanku China, cepat ke siniβ.
Umumnya warga Mesir menganggap warga Asia adalah China, tidak bisa membedakan, antara Indonesia, Korea dan China.
Tak kelewatan, Al-Azhar sebagai lembaga keilmuan yang tertua dan terbesar pun ikut turut andil dalam menyediakan maidaturrahman yang begitu banyak. Sebanyak lima ribu porsi makanan dibagikan secara gratis untuk para penuntut ilmu dan para jamaβah selama bulan Ramadhan.
Setiap menu berbuka tersebut adalah menu makanan versi elite orang Mesir yaitu; nasi mandi kuning, nugget, ayam, kuftah, kentang goreng dan tak ketinggalan juga acar sebagai pelengkap menu berbuka tersebut.
Cara mendapatkannya menu berbuka di Al-Azhar pun cukup menarik, yaitu dengan mendaftar terlebih dahulu melalui website yang disediakan oleh pihak Al-Azhar.
Para pendaftar yang telah mendapatkan barcode dari website tersebut akan mengantri untuk di-scan barcode dan mereka yang telah mendaftar dipersilahkan untuk makan hidangan maidaturrahman ketika usai Β shalat maghrib di shahn atau aula yang berada dalam Jami Al-Azhar.
Selepas menikmati hidangan berbuka puasa, dilanjutkan dengan shalat tarawih sebanyak 23 rakaβat dengan bacaan 1 juz Al-Quran.
Penyambutan yang meriah ini menjadi contoh bagi kita semuanya bahwa Ramadhan adalah bulan amal selayaknya bagi kita adalah memberi tidak hanya menerima saja.
Sekecil apapun kebaikan dengan niatan lillahi taβala in sya Allah Allah SWT akan mengganjar kebaikan tersebut. Berkat kedermawanannya, semoga Allah SWT selalu menjaga Mesir dan warganya, wabil khusus Al-Azhar yang mulia ini.
Dan emoga berkat uluran tangan mereka kepada para wafidin, Mesir dapat menemukan solusi diproblem inflasi ini. Allahumma Aamiin.*