InfoMalangRaya – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang terus melakukan upaya untuk mengendalikan inflasi, menekan angka kemiskinan dan stunting. Salah satunya dengan mendukung program budidaya ikan air tawar di kolam terpal yang diinisiasi oleh Dinas Ketahanan Pangan. Menurut Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat, budidaya ikan air tawar melalui kolam terpal dinilai menjadi solusi yang cukup efektif untuk tiga permasalahan tersebut. Bahkan juga dapat mendukung ketahanan pangan dan pemberdayaan masyarakat.
“Itu baik karena kan kita ada keterbatasan lahan, jadi kita gunakan kolam terpal ini untuk bisa meningkatkan produksi ikan yang ada di Kota Malang. Ini bagian dari mengendalikan inflasi, juga yang sangat penting terkait stunting,” ujar Wahyu. Menurut Wahyu, budidaya ikan di kolam terpal ini, setidaknya sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian para pembudidaya. Dirinya pun berharap dengan pelatihan yang diberikan, secara berangsur juga dapat menekan angka kemiskinan. “Dengan adanya keterampilan ini, kita kasih sarana dan prasarananya, kita berikan keterampilannya. Akhirnya mereka dapat bekerja, itu juga akan menekan jumlah kemiskinan,” imbuh Wahyu. Sebagai informasi, beberapa waktu lalu setidaknya ada sebanyak 99 pelaku budidaya ikan air tawar yang menerima bantuan. Yakni berupa kolam terpal, paket aerasi, bibit ikan, pakan dan sejumlah peralatan budidaya lain. Lebih lanjut, Wahyu menyebut budidaya ikan tidak hanya menciptakan peluang ekonomi baru. Namun juga memberikan dampak positif terhadap ketahanan pangan dan pengendalian inflasi. Wahyu menjelaskan bahwa ikan air tawar menjadi satu alternatif apabila menghadapi kenaikan harga pangan protein seperti daging. Hal itu pun juga sempat diulas dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi dengan Kemendagri belum lama ini. “Maka harapannya, melalui pelatihan budidaya ikan di kolam terpal ini bisa mendorong produksi ikan yang ada. Mudah-mudahan keterampilan terkait budidaya ikan bisa menekan laju inflasi,” tutur Wahyu.
Karenanya Wahyu juga berharap budidaya ikan yang dilakukan oleh kalangan pembudidaya lokal di Kota Malang dapat mendorong jumlah stok ikan dan keterjangkauan harganya. Sehingga, konsumsi ikan di masyarakat dapat meningkat. “Dan harga murah itu berarti ada kemampuan masyarakat untuk membeli ikan dan makan ikan. Nah itu tentunya yang bisa akan menekan stunting. Terutama untuk kelompok masyarakat yang ada potensi kena stunting,” imbuhnya. Seiring dengan itu, kebutuhan gizi masyarakat semakin terpenuhi dan dapat menekan angka stunting. Yang mana ini mrnjadi sejalan dengan program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan. “Kalau untuk stunting itu adalah kaitan gizinya, karena gizi dari ikan ini baik ya. Nanti kita lihat apabila ada ketersediaan ikan di Kota Malang, ini berarti terkait dengan stok ikan. Apalagi kalau dari (pembudidaya lokal) Kota Malang, berarti harga bisa lebih murah dibandingkan dari daerah-daerah lain,” pungkasnya.