Bunuh Diri di Pakis. Dua Anak Kembar, Seorang Guru dan Ibu Pembuat Kue

MALANG RAYA160 Dilihat

InfoMalangRaya – Keluarga Wahab (44) bukanlah asli warga Boro Bugis Saptorenggo. Seperti diceritakan Iswahyudi (63) selaku ketua RT03 Gang Sunan Drajat. Sesuai KK, Wahab dan Sulikhah berasal dari Kedungkandang.

“Pak Wahab pendatang. Kontrak rumah. Pemilik rumahnya Pak Yeni. Di Boro Bugis ini sekitar tujuh tahunan. Anaknya dua. Kembar. Pak Wahab guru SDN03 Sukun, istrinya usaha kue (katering), ” cerita Iswahyudi.

Kata Iswahyudi, Wahab dan istrinya memiliki dua anak kembar. Berinisial AKE dan ARE. Sang adik, ARE meninggal dunia. Sedang sang kakak AKE kini dirawat kakek neneknya di Kedungkandang. “Mungkin nanti dimakamkan ke Sekarpuro, ” sebut Iswahyudi.

Dari pengamatan, rumah keluarga Wahab berada paling pojok menempel dengan tembok pangkalan Lanud. Di atas pagar terpasang papan promosi Yoiki Culinary bergambar kue. Rumahnya terbilang keluarga mampu.

Terkait keseharian Wahab, warga mengenalnya sebagai sosok pekerja keras. Istrinya juga tekun mengantar jemput dua anaknya yang masih sekolah SMP. Disebut pekerja keras karena Wahab kadang terlihat berangkat pagi dan pulang malam.

“Orangnya anteng. Tentrem gitu lho. Kita gak tahu ya kalau ada masalah. Aman. Sore kemarin sempat ke morotuwonya. Kayaknya gak ada “nada-nada” gitu. Klo sosialiasi bagus. Kerja, berangkat pagi, pulangya malam. Aktivitasnya di luar, ” cerita Iswahyudi.

Meski aktif bekerja, Wahab juga mengikuti acara tahlilan di kampung. Sedangkan Sulikhah juga biasa bertegur sapa dengan tetangga. Tidak beli ke toko luar gang, Sulikah diketahui biasa berlangganan tabung LPG dekat rumahnya.

“Orangnya pendiam Mas. Gak aneh-aneh. Ibadahnya bagus, ” sebut Dodik, sepupu atau masih kerabat dengan korban Wahab.

Pukul 12.08 WIB, sekelompok guru berdatangan di lokasi rumah Wahab. Ekspresi para guru ini tampak terkejut dan tidak menyangka. Satu dua guru langsung menelpon mengabarkan meninggalnya Wahab.

“Benar guru SDN03 Sukun Mas. Dia guru kelas V. Guru umum dan matematika. Baru diterima (ASN), kan Sertifikasi. Orangnya serius. Ini kami, baru tahu. Sebenarnya ada kegiatan, ” sebut seorang guru.

“Ada rekan kami yang WA (Whatsapp) malam. Tapi centang 1 gak dibalas, ” sebut seorang guru lain yang kemudian menuju Polsek Pakis untuk mendengar penjelasan pihak kepolisian. (Santoso FN)
The post Bunuh Diri di Pakis. Dua Anak Kembar, Seorang Guru dan Ibu Pembuat Kue appeared first on infomalangraya.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *