Condé Nast dilaporkan menuduh startup pencarian AI Perplexity melakukan plagiarisme

TEKNOLOGI107 Dilihat

Infomalangraya.com –

Condé Nast, konglomerat media yang memiliki penerbitan seperti Orang New YorkBahasa Indonesia: Mode Dan Berkabeltelah mengirimkan surat perintah penghentian dan penghentian kepada perusahaan rintisan pencarian bertenaga AI Perplexity, menurut InformasiSurat yang dikirim pada hari Senin itu menuntut agar Perplexity berhenti menggunakan konten dari publikasi Condé Nast dalam respons yang dihasilkan AI dan menuduh perusahaan rintisan itu melakukan plagiarisme.

Langkah ini menjadikan Condé Nast sebagai penerbit terbaru dalam daftar penerbit yang menentang penggunaan konten mereka yang tidak sah oleh perusahaan AI, dan dilakukan sebulan setelah tindakan serupa dilakukan oleh Majalah ForbesPerplexity dan Condé Nast tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Engadget.

Perplexity, perusahaan rintisan yang berkantor pusat di San Francisco, yang bernilai $3 miliar dan didukung oleh investor terkemuka termasuk dana keluarga Jeff Bezos dan NVIDIA, baru-baru ini menjadi sorotan karena tidak menghormati hak cipta dan menjiplak konten untuk mengisi respons yang dihasilkan AI. Kontroversi seputar perusahaan tersebut meluas melampaui masalah hak cipta.

Sebuah investigasi baru-baru ini dari Berkabel mengungkapkan bahwa perayap web perusahaan rintisan itu tidak mematuhi robots.txt, jenis berkas yang dapat digunakan pemilik situs web untuk memblokir bot agar tidak mengikis konten mereka. Bulan lalu, Amazon Web Services dilaporkan meluncurkan penyelidikan untuk menentukan apakah perusahaan rintisan itu melanggar aturannya seputar pengikisan web. Tak lama setelah itu, sebuah laporan dari Reuters menunjukkan bahwa Perplexity hanyalah salah satu dari banyak perusahaan AI yang mengabaikan robots.txt.

Praktik ini telah memicu kekhawatiran tentang implikasi etis dan hukum dari pengembangan AI dan dampaknya terhadap kreator dan penerbit konten. Sebagai tanggapan, para eksekutif Perplexity telah berbicara tentang memulai program pembagian pendapatan dengan penerbit, meskipun masih belum jelas apa saja ketentuannya.

CEO Condé Nast Roger Lynch telah memperingatkan bahwa “banyak” perusahaan media dapat menghadapi kebangkrutan finansial sebelum gugatan terhadap perusahaan AI generatif berakhir. Lynch telah meminta Kongres untuk mengambil “tindakan segera” dengan meminta perusahaan AI untuk memberikan kompensasi kepada penerbit atas penggunaan konten mereka dan membuat kesepakatan lisensi di masa mendatang. Awal bulan ini, tiga senator memperkenalkan Undang-Undang COPIED, sebuah RUU yang bertujuan untuk melindungi jurnalis, artis, dan penulis lagu dari perusahaan AI yang menggunakan konten mereka untuk melatih model AI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *