Sambungan dari Kisah Pertama
InfoMalangRaya.com | KEGIATAN kami di sini diawal dengan bertaaruf di hadapan pengurus Masjid Nurul Huda. Kami menyampaikan maksud dan tujuan kami datang ke tempat ini. Yaitu, tidak lain sebagai guru mengaji yang diutus membawakan risalah Islam.
Tuan rumah menyambut kami dengan begitu antusias.
Selanjutnya, kami membagi jamaah masjid menjadi dua kelompok, yaitu kelompok belajar Al-Qur’an dan kelompok belajar Iqro.
Pola dakwah InfoMalangRaya tentunya terus membersamai kami, yaitu menyapa umat dengan gerakan tarbiyah dan dakwah.
Kami juga membawa titipan ormas InfoMalangRaya dan Sahabat Al-Aqsha berupa bingkisan sembako dan kebutuhan santri. Semoga menjadi amal jariyah bagi muhsinin yang menitipkan sebahagian dari rezekinya. Amin!
Dari banyak hal yang dilalui selama berdakwah di Viqueque, kami melihat kondisi kaum Muslim setempat yang memerlukan perhatian lebih banyak lagi.
Misalnya, secara fisik, mereka masih sangat membutuhkan baju shalat, mukena, sarung, dan sajadah.
Selain itu, menurut hemat kami, yang paling dibutuhkan kaum Muslim di tempat dakwah tersebut adalah sosok guru/pengajar atau dai.
Sungguh mengesankan menjalani dakwah di Viqueque. Namun, karena keterbatasan yang ada, kehadiran kami di sini tidak bisa lama, cuma lima hari. Kami harus berpindah ke lokasi dakwah lainnya di Timor Leste.
Meskipun tak sampai sepekan, rupanya kehadiran kami di tempat ini sangat membekas bagi kaum Muslimin setempat.
Kepergian kami dari Viqueque membuat kesedihan yang tak terhingga oleh mereka.
Sebut saja Jamilah, salah seorang di antaranya. Saat mengantarkan makan sahur pada hari terakhir kami di situ, Jamilah bertanya, “Ustadz, pagi ini Ustadz pulang ke Dili ya?”
Saya mengangguk. Ia pun berbisik lirih, “Terus kami siapa yang mengajari tentang Islam lagi? Siapa yang mengajari kami bahasa Arab lagi? Siapa yang mau menyimak bacaan (Al-Qur’an) kami.”
Dakwah Media BCA – Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Yaa Rabb! Mendengar ungkapan tulus itu, saya hanya bisa mengelus dada dengan mata berkaca-kaca mende.
Mereka mungkin tak memakai gamis yang layak. Baju mereka pun sobek sana-sini. Tapi semangat berhijrah mereka luar biasa.
Sayangnya, keterbatasan yang ada membuat kondisi mereka stagnan di negeri minoritas Muslim itu. Bahkan, konon menurut orang-orang, mereka shalat berjamaah kalau ada ustadz atau dai yang datang ke situ. Ya Allah, kuatkanlah mereka dan ampunilah ketidakberdayaan kami!* (Imam Muhammad/Kadep Dakwah dan Pembinaan Anggota Pengurus Pusat Pemuda InfoMalangRaya)