InfoMalangRaya – Utamakan keselamatan dan keluarga di rumah. Begitulah yang disampaikan Agus Purwoko (56), warga Pakisaji selaku ketua OMS (Ojek Malang Selatan). Pesan itu disampaikan Agus, Jumat (9/6/2023) pagi saat ditemui InfoMalangRaya.
Korban driver ojol, Apris atau Kipli adalah satu dari puluhan anggota OMS. Agus mengenal sosok korban Kipli. Sejak korban Kipli hilang hingga ditemukan, Agus bersama rekan OMS lainnya serta driver ojol Malang Raya, berperan aktif peduli dan empati.
Pasca kejadian yang menimpa korban Apris, banyak hal dan peringatan agar driver ojol lebih menjaga diri. Bahkan, sharelock posisi durasi 8 jam-an, wajib dianggap serius. Istilahnya, “Jangan guyon dengan kejadian itu”.
Agus berharap rekan driver ojol lainnya tetap komunikatif. Saling memantau keselamatan sesama driver. Berdoa, menjaga feeling terhadap penumpang yang mencurigakan dan lebih berhati-hati.
“Tetap konsisten, jangan lupa pihak keluarga menanti di rumah. Tetap berdoa. Tetap saling komunikasi, baik sesama driver di kota Malang, Batu dan Kabupaten, ” ujar Agus sembari berterimakasih pada seluruh rekan driver Malang Raya yang turut peduli atas musibah Kipli.
Apris, kata Agus, seperti halnya sejumlah rekan OMS, sering nongkrong di seputaran Stasiun Kepanjen. Sabtu kejadian, dari sekian driver ojol, orderan acak itu diterima korban Apris. Siapa sangka, Apris menjadi korban kejahatan.
Apris, kesehariannya dikenal baik. “Dia orangnya baik. Sangat sangat baik. Riang, suka guyon. Kerjasama juga baik. Dari kejadian itu, untuk rekan yang lain, mari tetap jaga persahabatan, komunikasi, jangan lagi ada kejadian seeprti itu, ” ungkap Agus.
Agus berpesan, adapun orderan malam dengan penumpang mencurigakan, baiknya ditolak. Bukan masalah rating, melainkan keutamaan keselamatan diri.
“Kalau malam, tidak usah takut rating turun. Kalau rating masih bisa diperbaiki. Kalau mau cancel cancel saja. Utamakan keselamatan. Lebih jeli pada penumpang, ” urai Agus.
Terkait proses hukum terhadap pelaku, OMS dan umumnya rekan Driver Ojol Malang Raya berharap hukuman mati bagi pelaku. Sebab, untuk merampas harta, begitu tega pelaku merenggut nyawa manusia. Terlebih korban Kipli masih memiliki dua anak kecil.
“Kami harap ada hukuman semaksimal mungkin. Harapan kita, rekan dari OMS ada hukuman mati pada pelaku. Setimpal dengan kejahatannya, ” sebut Agus.
Soal pengalaman di jalanan, Agus mengaku dirinya pernah jadi korban kejahatan. Di tahun 2000-an, Agus pernah dirampok. Saat itu ia menjadi sopir taksi Argo Mandala.
Malam kejadian, ia menerima dua penumpang dari Karangploso. Tujuannya ke Sumbermanjing Wetan. Di jalanan Druju, dekat hutan Jati, setelah Jembatan, taksi diminta berhenti. Ia langsung ditodong pisau.
Lama di jalanan, Agus berusaha konsentrasi agar pelaku tidak terpicu emosinya atau melukai Agus. “Saya bilang, seduluran ae. Pisau dileher, tidak dilukai. Lalu saya diikat tangan. Mobil diambil. Saya disuruh jalan, ” cerita Agus.
Setengah lari, Agus meminta bantuan ke tukang pencari rumput. Bukan ditolong, ia malah nyaris dibacok dikira rampok. Ia pun lari ke tukang ojek dan kemudian naik becak untuk lapor ke polisi. Esoknya, mobil taksi ditemukan di Kota Malang. (Santoso FN)
The post Driver Ojol Wajib Serius Utamakan Keselamatan, Setelah Driver Ojol Tewas Dibunuh appeared first on infomalangraya.com.